Makin Canggih, Spionase dalam Formula 1 Mulai Berkurang
Spionase bukan hal aneh di Formula 1. Bak pedang bermata dua, radio bisa jadi alat untuk memberi instruksi kepada pembalap, tapi juga membuka celah bagi lawan untuk mengintai kelemahan atau taktik tim tersebut. Namun, belakangan aktivitas itu mulai berkurang.
Foto oleh: XPB Images
Baru-baru ini, prinsipal Ferrari, Mattia Binotto mengutarakan kalau mereka memantau karakter Carlos Sainz Jr. lewat pembicaraan lewat radio dengan McLaren.
Pada 2007, meledak skandal Spygate, saat itu engineer Ferrari Nigel Stepney memberikan desain timnya kepada rekan yang bekerja di McLaren. Setelah hal itu terkuak, skuad Inggris itu dihukum dan Formula 1 berusaha menerapkan rambu-rambu untuk menghindari skandal mata-mata.
Ada pengawasan ketat dan larangan pada pramusim 2020, terkait panel besar untuk menutupi mobil,, yang membuat lawan lebih mudah mengawasi. Namun, komunikasi radio masih sulit diatur. Ini jadi alat untuk mengetahui kondisi tim lain.
Soal penyadapan radio di F1, manajer tim AlphaTauri, Graham Watson, punya pendapat sendiri. Pria Selandia Baru yang mulai terjun di olahraga motor pada 1996 sudah bekerja dengan Benetton, Brawn GP, Red Bull dan Toro Rosso tentu paham apa yang dilakukan untuk mengetahui manuver lawan.
“Kami memiliki ruang operasi khusus di pabrik,” ujarnya kepada Motorsport.com.
“Kami juga memiliki orang-orang di trek yang mendengarkan semua stasiun radio tim lain. Kalau Anda mendegar sesuatu, Anda beruntung.”
Watson menjelaskan bahwa ada 12 kru dari masing-masing tim yang punya tugas khusus memantau komunikasi radio selama akhir pekan. Ia menekankan bahwa hal itu sah-sah saja dilakukan.
“Semua tim punya kemungkinan untuk mendengar satu sama lain. Tapi itu hanya untuk akhir pekan saat balapan, bukan selama tes musim dingin. Kami biasanya menugaskan kepada setiap orang (untuk mendengar) dua atau tiga tim sehingga mereka dapat menggali informasi dan menangkap kata kunci. Tentu Anda mendengar banyak komunikasi yang tak relevan, jadi mereka hanya memperhatikan kata kunci dan bekerja dengan mereka,” tuturnya.
Mercedes Sulit Diintai
Strategi lawan tentu menarik bagi semua tim. Mereka ingin tahu apa yang dilakukan, terutama instruksi langsung dalam balapan. Sementara, tim-tim terbaik seperti Mercedes sulit dipantau.
“Dalam balapan, tentu Anda ingin tahu kalau seseorang akan ke pitlane atau kalau ada masalah dengan mobil. Apakah itu ban, rem atau ekonomi bahan bakar, tak masalah,” ia menambahkan.
“Anda dapat membayangkan bahwa kami fokus pada tim-tim yang kami tandingi secara konstan. Mungkin Racing Point, Haas atau Renault.”
Namun, belakangan ini, metode menguping tidak terlalu mengganggu sekarang dibanding masa lalu. Menurut Watson, komputer bisa melakukan penetrasi ke kanal radio satu sama lain. Tapi sekarang, mereka dienskripsi, sehingga tak leluasa menguping.
“Kami menggunakan sistem digital untuk ini. Masing-masing tim punya frekuensi radio yang dilindungi kode sendiri, jadi tanpa kanal resmi, Anda tidak bisa mendapat apa pun. Jika itu terjadi, Anda beruntung, tapi secara normal, hal itu mustahil,” ujarnya sambil tertawa ketika mengingat betapa gila sadap-menyadap di era ’90-an.
“Ya, itu sering terjadi. 100 persen! Mereka mencoba untuk masuk ke kanal tim lain dan mendengarkan. Itu semua yang terjadi di masa lalu,” Watson menandaskan.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments