Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Gunther Steiner Persiapkan Haas ke Papan Tengah F1 2022

Prinsipal Haas, Gunther Steiner, melihat secercah cahaya musim depan. Timnya sudah melakukan persiapan agar bisa sampai ke papan tengah F1 2022.

Guenther Steiner, Team Principal, Haas F1, and Mick Schumacher, Haas F1

Guenther Steiner, Team Principal, Haas F1, and Mick Schumacher, Haas F1

Andy Hone / Motorsport Images

Tim Amerika Serikat tersebut mendapat label paling lemah musim ini karena mobil lambat diperparah dengan kehadiran dua rookie, Mick Shumacher dan Nikita Mazepin.

Mereka pun memutuskan untuk melepas musim ini dan mengalihkan fokus merakit mobil masa depan. Sebab, tantangan sangat berat dengan adanya perubahan regulasi teknik.

Steiner menilai apa yang dilakukan timnya cukup memuaskan mengingat sekarang  masa transisi. “Saya kira kami telah menunjukkan kemampuan terbaik kami sejauh ini. Saya tidak menilai itu tahun buruk karena apa yang Anda perkirakan telah terjadi,” katanya kepada Motorsport.com.

“Jika Anda berakhir di mana kami berada setiap akhir pekan, kemudian itu akan sulit. Saya tidak mau mengabaikannya.”

Faktor lain yang membuat Steiner optimistis adalah bantuan total Ferrari selaku pemasok power unit. Pabrikan yang bermarkas di Maranello tersebut mengizinkan, Senior Design Engineer, Simone Resta, pindah ke Haas dan menduduki jabatan direktur teknik.

Ia juga membawa beberapa anak buah untuk membantu mengembangkan sistem teknik skuad tersebut. Ferrari juga membangun fasilitas khusus untuk Haas di Maranallo. Hal ini dilakukan agar komunikasi lebih mudah dengan tim satelit itu. Seandainya ada problem dengan mobil, segera cepat diselesaikan.

Steiner senang dengan totalitas Ferrari membantu mereka. “Ferrari tak pernah mengecewakan kami,” ia menandaskan. “Itu satu hal yang bisa saya minta dari mereka, ada untuk kami ketika kami butuh bantuan. Dan mereka juga seperti itu. Tapi, saya tidak tahu di mana mereka dan mereka tidak bisa membantu kami dengan pengembangan mobil baru.”

Kru dan para pembalap mesti memetik pelajaran dari setiap lomba karena itu sangat penting untuk pengembangan.

Baca Juga:

“Pengetahuan semoga lebih baik musim depan sehingga semua orang dalam tim bergerak maju. Tentu mereka tidak gembira pada Sabtu atau Minggu sore, tapi mereka tahu itu akan berakhir dan menegakkan kepala mereka,” Steiner mengungkapkan.

Tahun perdana setelah kejatuhan, manajer asal Italia tersebut tak menetapkan target muluk. “Setidaknya, saya harap kami dapat bertarung di lini tengah lagi,” ujarnya.

Mengenai formasi pembalap, mungkin masih dipertahankan. Schumacher merupakan ‘titipan’ dari Akademi Pembalap Ferrari, sedangkan rekannya bisa balapan karena uang sang ayah, Dmitry.

Pria 56 tahun itu memaklumi kalau dua pilot yang dipromosikan belum menunjukkan kualitasnya karena karakter Formula 2 dan Formula 1 berbeda.

“Jika Anda melihat ke pembalap yang baru naik dari Formula 2, mereka semua butuh waktu untuk membiasakan diri dengan segala sesuatu. Ini bukan tentang mengemudi, tapi semua tentang itu,” katanya.

Mick Schumacher, Haas F1, dengan engineer di grid

Mick Schumacher, Haas F1, dengan engineer di grid

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bos Williams Menilai Target Aston Martin Terlalu Ambisius
Artikel berikutnya Jenson Button: Pierre Gasly Bukti F1 soal Permainan Mental

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia