Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Steiner Tak Masalah dengan Dramatisasi Serial Netflix F1

Bos Haas F1, Gunther Steiner, santai menanggapi bagaimana sosoknya digambarkan dalam serial dokumenter ‘Drive to Survive’ di Netflix, yang musim ketiganya telah dirilis di seluruh dunia pada Jumat (19/3/3021).

Guenther Steiner, Team Principal, Haas F1

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

‘Drive to Survive’ menjadi tontonan populer di Netflix sejak kali pertama ditayangkan pada 2019. Para penggemar balap jet darat dibawa ke balik layar, sembari menemukan hal-hal menarik yang tidak pernah diketahui sebelumnya.

Steiner merupakan tokoh favorit di mata fans selama dua musim pertama ‘Drive to Survive’, terutama karena sikapnya yang terus terang dan interaksinya dengan pembalap.

Pria asal Italia itu sekali lagi menjadi bagian penting dalam musim ketiga serial F1 di Netflix ini, dengan kecelakaan Romain Grosjean di Grand Prix Bahrain 2020 adalah alur cerita utama dari keseluruhan episode jelang akhir tahun.

Meski belum menonton salah satu dari tiga musim ‘Drive to Survive’, bahkan menolak untuk meyaksikannya, Steiner tak masalah dengan bagaimana Netflix melakukan dramatisasi. Tugas pembuat film memang membuat acara sedramatis mungkin.

“Kami tahu pembuat film, mereka memaksimalkan yang terbaik. Itu cukup jelas,” ucapnya kepada Motorsport.com.

“Saya tidak tahu seberapa banyak yang dipermainkan, dan oleh karena itu saya tidak mengkritisi mereka tentang hal tersebut. Saya tidak tahu bagaimana mereka mengaturnya. Itulah mengapa saya tidak memiliki banyak pendapat mengenai ini.

“Sudah umum diketahui bahwa orang-orang film selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik, sehingga pemirsa senang menontonnya. Kami harus, dan dapat hidup dengan itu.

“Selama cerita yang diceritakan tidak sepenuhnya salah. Sebenarnya saya tidak mendengar itu, bahwa itu tidak benar. Mungkin sedikit sensasional, tapi sebaliknya saya tidak berpikir banyak yang berubah pada prinsipnya, setidaknya begitulah cara saya memahaminya.”

Baca Juga:

Dikarenakan pembatasan Covid-19 di F1 sepanjang 2020, kru Netflix diharuskan untuk bergabung dalam tim tertentu selama akhir pekan perlombaan, agar mereka semakin dekat dengan subjeknya.

Steiner mengungkapkan, interaksi dengan para kru Netflix berjalan sangat mulus. Sampai-sampai membuat dia sering lupa mereka sedang merekamnya.

“Mereka diintegrasikan ke dalam tim untuk akhir pekan,” tuturnya.

“Tahun ini sedikit berbeda, menurut saya. Kadang-kadang ada mikrofon di atas Anda dan Anda bahkan tidak menyadarinya. Namun sebaliknya, Anda tahu persis kapan direkam dan kapan tidak.

“Satu-satunya hal yang terkadang mereka lakukan, Anda dipasangi mikrofon agar mereka mendapatkan audio yang lebih baik. Tetapi Anda tahu persis apa yang mereka lakukan. Tidak ada kejutan di sana.

“Mereka berperilaku seperti Anda bahkan tidak menyadarinya setelah beberapa saat. Mereka menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Anda. Itulah mengapa sebenarnya tidak ada masalah. Mereka semua adalah orang-orang yang sangat baik. Mereka hanya melakukan tugasnya.”

Mick Schumacher, Haas VF-21 and Guenther Steiner

Mick Schumacher, Haas VF-21 and Guenther Steiner

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bottas Hampir Pensiun Usai Skandal Team Order
Artikel berikutnya Tost Klaim Aktivasi DRS oleh Tsunoda di Luar Skenario

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia