Sulit Didekati, Max Verstappen Belum Capai Potensi Maksimal
Franz Tost menilai Max Verstappen berkembang pesat sebagai pilot F1 dalam beberapa tahun terakhir. Menurut bos AlphaTauri itu, bintang Red Bull Racing tersebut kini tampil pada level yang sulit didekati.
Max Verstappen, Red Bull Racing, 1st position, celebrates on arrival in Parc Ferme
Steven Tee / Motorsport Images
Max Verstappen memulai kariernya di Formula 1 bersama Toro Rosso, tim yang dipimpin oleh Franz Tost dan kini telah bertransformasi menjadi AlphaTauri, pada 2015. Sejak itu, ia berprogres secara masif.
Tost tak pernah ragu bahwa Verstappen memiliki talenta besar, tetapi mengakui bahwa dalam beberapa race pertama, ia terlalu agresif. Selang enam musim, Super Max telah berhasil menjadi juara dunia F1.
“Saya pertama kali bertemu Max (Verstappen) dan ayahnya (Jos) di Nurburgring. Ketika itu dia masih mengemudikan gokart. Lalu saat balapan Formula 3 di Norisring, di tengah hujan dia seperti mengemudi di dunianya sendiri,” ujar Tost dilansir F1 Insider.
“Seolah-olah dia satu-satunya yang menemukan racing line kering. Itu segera mengingatkan saya kepada Michael Schumacher. Dari sana Anda bisa langsung lihat betapa hebatnya Max,” imbuh pria Austria itu.
Penasihat Red Bull Racing Helmut Marko juga hadir di Norisring dan usai balapan tersebut mencoba memboyong Verstappen. Gayung bersambut, pilot muda Belanda pun mendapat dukungan tim Austria.
Meskipun sebagian besar pembalap lebih dulu beralih ke Formula 2 setelah itu, Marko memiliki rencana berbeda untuk Super Max. Ia ingin langsung menerjunkan sang pilot ke dalam kelas utama, Formula 1.
Pada 18 Agustus 2014 diumumkan bahwa Max Verstappen, yang kala itu belum genap berusia 17 tahun, bakal menjalani debutnya di F1 bersama sister team Red Bull, Scuderia Toro Rosso untuk musim 2015.
Red Bull pun dihujani kritik karena keputusan tersebut. Banyak yang berpendapat pembalap 17 tahun tanpa SIM dan pengalaman bersaing di Formula 2 tidak akan siap untuk bertarung dalam kelas utama.
Max Verstappen, Scuderia Toro Rosso, Franz Tost, Scuderia Toro Rosso Team Principal
Foto oleh: Red Bull Content Pool
“Dia lalu mengemudi pada latihan bebas pertama di Suzuka, salah satu trek tersulit. Max melakukannya dengan percaya diri. Dia tidak punya masalah dengan kecepatan mobil Formula 1. Dia mengendalikan semuanya sejak awal,” kenang Tost.
Verstappen menerima cukup banyak kritik selama musim pertamanya di F1. Sebagai contoh, juara dunia bertahan itu kelewat agresif menurut beberapa rival. Dalam GP Monako 2015, ia berakhir di tumpukan ban usai crash dengan Romain Grosjean.
Sebagai mantan mentor, Franz Tost pun mengakui hal tersebut. Tetapi ia mengatakan Verstappen yang sekarang sudah jauh lebih matang. Super Max berkembang dengan baik dan tampil di level sangat tinggi.
“Dalam beberapa balapan pertama dia terlalu agresif. Namun, kita masih belum melihat kemampuan maksimalnya. Hanya Charles Leclerc (Ferrari) yang bisa mendekatinya. Dengan Lewis Hamilton, usia kini memainkan peran,” Tost mengungkapkan.
Max Verstappen, Red Bull Racing RB18, Charles Leclerc, Ferrari F1-75
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments