Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Super Licence: SIM untuk Balapan di Formula 1

Super Licence merupakan sebuah persyaratan bagi seorang pembalap yang ingin tampil di Formula 1. Lisensi itu dikeluarkan oleh FIA atas permintaan pembalap atau tim dengan memenuhi semua syarat.

Rio Haryanto

Menjadi pembalap Formula 1 memang menjadi impian semua pembalap single seater (kursi tunggal) di seluruh dunia. Namun, langkah yang harus ditempuh tidak mudah karena mereka harus mengantongi super licence.

Baru-baru ini, super licence ramai diperbincangkan karena Red Bull hampir gagal membawa talenta mudanya, Yuki Tsunoda, ke F1 pada 2021.

Jika gagal meraih kemenangan pada Grand Prix Sakhir, Tsunoda terancam batal memainkan debutnya di F1, mengingat poin super licence miliknya belum mencukupi.

Namun, pria asal Jepang itu sukses naik podium 1 dan 2 pada dua balapan GP Sakhir yang membuatnya memiliki 40 poin karena mengakhiri musim di urutan ketiga klasemen yang merupakan batas minimum untuk mendapatkan super licence.

Yuki Tsunoda, Carlin

Yuki Tsunoda, Carlin

Foto oleh: Formula Motorsport Ltd

Selain mengumpulkan poin dari ajang yang lebih rendah dari Formula 1, cara lain untuk mendapatkan super licence adalah menempuh jarak 300 km dengan mobil F1.

Namun, mereka tidak boleh melakukan tes lebih dari dua hari, baik sebagai bagian dari tes yang disertai otoritas balap nasional atau sebagai bagian dari sesi tes resmi F1.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi seorang pembalap jika ingin mendapatkan SIM F1 seperti yang terlampir dalam FIA International Sporting Code, Lampiran L, Artikel 5, yang berisi:

  • Berusia minimal 18 tahun.
  • Pemegang lisensi kompetisi Tingkat A Internasional.
  • Memiliki SIM yang lengkap dan valid di negara terdaftar sebagai kewarganegaraan pembalap yang belum ditangguhkan, ditarik, dicabut, atau dengan cara lain menghalangi pemegangnya untuk mengendarai mobil di jalan umum.
  • Lulus tes teori FIA tentang pengetahuan dasar tentang kode dan peraturan olahraga F1.
  • Menyelesaikan setidaknya 80% dalam dua musim penuh kejuaraan balap mobil single seater mana pun yang dilaporkan dalam Suplemen 1 regulasi.
  • Mengantongi 40 poin dalam semusim atau akumulasi dari tiga musim berturut-turut dalam kejuaraan apa pun.

Aturan tersebut diberlakukan agar menjaga kredibilitas F1, mengingat di masa lalu ada banyak orang yang hanya mengandalkan kekayaan dan kekuatan koneksi sponsor untuk menjadi pembalap F1.

Namun, seorang pemegang super licence bisa dicabut jika pemegangnya tak tunduk pada aturan FIA selama 12 bulan pertama lisensi dikeluarkan. FIA dapat meninjau dan mencabut kapan pun jika standar untuk mempertahankan lisensi tak terpenuhi.

Lewis Hamilton, Mercedes W05, memimpin Nico Rosberg, Mercedes W05, Daniel Ricciardo, Red Bull Racing RB10 Renault, Sebastian Vettel, Red Bull Racing RB10 Renault, Fernando Alonso, Ferrari F14T, dan pembalap lainnya.

Lewis Hamilton, Mercedes W05, memimpin Nico Rosberg, Mercedes W05, Daniel Ricciardo, Red Bull Racing RB10 Renault, Sebastian Vettel, Red Bull Racing RB10 Renault, Fernando Alonso, Ferrari F14T, dan pembalap lainnya.

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Sekadar informasi, super licence diterbitkan pada awal tahun dari kalender tahunan dan harus diperbarui setiap akhir tahun. Memperbarui super licence dengan cara setiap pemegang lisensi harus membayar kepada FIA, yang kabarnya biaya tersebut naik setiap tahunnya.

Penalti poin juga dapat menyebabkan seseorang pemegang super licence kehilangan lisesnsinya. FIA bisa memberikan teguran atau penalti poin jika seorang pembalap melakukan pelanggaran keras.

Jika seorang pembalap mengumpulkan 12 poin atau lebih dalam periode 12 bulan, maka mereka akan mendapat larangan balapan untuk balapan berukutnya.

Rio Haryanto

Rio Haryanto

Foto oleh: GP2 Media Service

Salah satu pembalap Indonesia yang berhasil mendapatkan super licence adalah Rio Haryanto yang dikantonginya sejak 2012. Ia mendapatkan itu setelah menempuh jarak 300 km saat sesi tes pembalap muda bersama Marussia di Sirkuit Silverstone, Inggris, pada 12-13 Juli 2012.

Sean Gelael, Toro Rosso STR14

Sean Gelael, Toro Rosso STR14

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Kompatriotnya, Sean Gelael, menjadi yang paling memungkinkan untuk mendapatkan super licence. Sayang, ia kesulitan berkompetisi di Formula 2 dan tak memiliki banyak kesempatan saat tes bersama Toro Rosso.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Giovinazzi Klaim Jauh Berkembang di F1 2020
Artikel berikutnya Ferrari Siap Pertahankan Pelatih Pembalap Muda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia