Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tarso Marques Mengira Akan Wafat karena Covid-19

Tarso Marques menceritakan kisahnya yang memilukan sebagai salah satu penyintas Covid-19.

Tarso Marques internado com Covid-19

Foto oleh: Arquivo pessoal

Tarso Marques, mantan pembalap Formula 1, IndyCar, dan Brazilian Stock Car, menceritakan kisah hidupnya yang belum lama ini harus berjuang dari virus Covid-19.

Pria asal Brasil, 45 tahun, itu didiagnosis terjangkit Covid-19 tanpa gejala serius alias berstatus orang tanpa gejala (OTG). Namun, apa yang dialaminya kemudian sungguh di luar dugaan.

Paru-paru Marques sudah digerogoti virus tersebut hingga 85 persen. Ia pun dilarikan ke rumah sakit. Berikutnya, ia sempat mengalami masa-masa kritis dan harus berjuang antara hidup dan mati melawan Covid-19.

Baca Juga:

“Saya bahkan sudah membuat semacam wasiat, keinginan,” ucap pria yang kini memiliki perusahaan modifikasi mobil di Brasil tersebut, saat diwawancara majalah Caras.

Marques – yang turun dalam 24 balapan antara 1996-1997 dan 2001 bersama Tim Minardi (kini menjadi AlphaTauri usai diakuisisi) – menjelaskan, Covid-19 yang menjangkitinya itu membuat kondisinya memburuk hanya dalam sepekan.

“Sebelumnya, saya mengira sudah sembuh. Saya sangat sehat, mengonsumsi berbagai nutrisi, dan berolahraga. Karena itu saya berpikir tidak akan terjadi apa-apa pada diri saya,” ucap Marques.

Tarso Marques saat masih  mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat Covid-19. Mantan pembalap F1 itu mengaku sudah sempat pasrah dan putus asa.

Tarso Marques saat masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat Covid-19. Mantan pembalap F1 itu mengaku sudah sempat pasrah dan putus asa.

Foto oleh: Arquivo pessoal

“Yang saya pikirkan sebetulnya kedua orang tua. Dua jam setelah diagnosis, saya sudha kesulitan bernapas. Satu jam berikutnya, saya tidak mampu bernapas lagi. Saat diwawancara ini, kemampuan paru-paru saya masih kurang 30 persen.”

Pembalap yang turun di IndyCar pada 1999, 2000, 2004, dan 2005 (saat masih bernama CART/Champ Car) itu menjelaskan, tiga sampai empat jam pertama di rumah sakit terasa seperti teror. Selain menghancurkan mental, Marques juga harus mengonsumsi obat sangat banyak.

“Setiap tiga jam saya harus mendapatkan suntikan corticosteroid. Saya bahkan sembilan hari tidak bisa tidur dan selalu dibantu oksigen,” kata Marques.

Penderitaan Marques tidak sampai di situ. Menurutnya, virus tersebut tidak hanya membuatnya tidak bisa bernapas. Perutnya mulai terasa sakit, alergi menjangkiti kakinya, muncul bintik-bintik, hingga sakit kepala berkepanjangan.

“Saya sempat menagis dua hari berturut-turut dan sudah berpikir akan meninggal dunia,” kata Tarso Marques. “Saat mulai membaik, saya bahkan khawatir itu hanya kondisi palsu,” ucap Marques yang kini sudah pulih dari Covid-19.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mendedah Jeddah Street Circuit, Trek Spesial GP Arab Saudi
Artikel berikutnya Ini yang Dipelajari Rosberg dari Wolff

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia