Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Formula 1 F1 GP Azerbaijan

Teori Hakkinen soal Insiden Verstappen di Baku

Juara dunia Formula 1 1998 dan 1999, Mika Hakkinen, memiliki teori tersendiri soal pecahnya ban kiri yang dialami Max Verstappen dan Lance Stroll di GP Azerbaijan, akhir pekan lalu.

Max Verstappen, Red Bull Racing, climbs out of his car after crashing out from the lead

Insiden yang dialami pembalap Red Bull Racing dan Aston Martin membuat penonton berdebar. Pasalnya, mereka menabrak dinding sirkuit jalan raya Baku dalam kecepatan tinggi. Beruntung, tidak ada korban jiwa di sana, hanya mobil hancur.

Berdasarkan penyelidikan awal, Pirelli menilai pecahnya ban kiri Verstappen akibat tertusuk sisa puing mobil Stroll yang tercecer. Verstappen kurang puas dengan jawaban tersebut.

Sementara, Hakkinen punya pendapat lain tentang penyebab insiden tersebut. Menurutnya, tikungan yang butuh gas pol dan arahnya ke kanan sebelum masuk trek lurus, berdampak pada membesarnya beban pada ban kiri.

“Saya merasa sedih untuk Max Verstappen. Dia melakukan balapan luar biasa dengan memulai dari posisi ketiga, lalu bannya meletus ketika akan membuka throttle penuh pada trek lurus,” ujarnya.

“Ada tikungan throttle penuh di mana Anda harus belok kanan sebelum mencapai lintasan lurus. Tikungan ini menempatkan beban besar pada ban kiri belakamg dan itu membuat ban bocor.”

Kendati punya teori sendiri, pria Finlandia itu tak mau bicara lebih banyak lagi. Ia meminta agar semua menunggu pengumuman investigasi Pirelli.

“Kita harus menunggu untuk Pirelli agar melakukan investigasi sebelum kami dapat menemukan jika ban meletus karena sebuah masalah atau karena melintasi trek,” ia berkomentar.

Baca Juga:

“Apa pun itu, sungguh situasinya mengkhawatirkan untuk F1. Saya pernah mengalami ban kempis sebelumnya dan itu bukan pengalaman menyenangkan. Itu terjadi serta merta dan mereka sangat intens. Pada kecepatan 300 km/jam, Anda tiba-tiba jadi penumpang di mobil.”

Hakkinen mengisahkan beberapa pengalaman kurang menyenangkan yang berhubungan dengan ban bocor selama aktif dalam adu cepat jet darat.

“Pada 1995, GP Australia, saya mengalami ban bocor dan itu membuat saya dilarikan ke rumah sakit. Lalu, pada 1999, saya juga mengalami ban kempis di Jerman saat menarik gas penuh,” ia mengenang.

“Kemudian, Anda merasa mobil berada di bawah Anda, Anda mencoba mengendalikan mobil, tapi tidak ada bisa dilakukan pada kecepatan tinggi.

“Yang mengkhawatirkan dalam kasus Max adalah itu insiden kedua yang terjadi pada hari tersebut. Lance Stroll juga sama. Faktanya kedua insiden terjadi pada kecepatan sama dan pada waktu sama, menunjukkan bahwa FIA dan Pirelli perlu bekerja sama untuk memahami apa yang terjadi.

“Kedua pembalap sedang sendiri dan tidak ada kendaraan lain bersama mereka. Mereka beruntung membentur dinding dengan hidung (mobil). Kecelakaan seperti ini di trek lain bisa berakhir menjadi bencana.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kehilangan Russell Jadi Kerugian Besar Bagi Williams
Artikel berikutnya Alfa Romeo Puas Petik Satu Poin dari GP Azerbaijan

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia