Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tim-tim F1 Ajukan Sejumlah Syarat untuk Mesin 2025

Dalam pertemuan Komisi Formula 1, tim-tim dan FIA menyetujui larangan pengembangan (engine freeze) F1 mulai awal 2022. Namun mereka juga memiliki beberapa permintaan.

The cars of Kevin Magnussen, Haas VF-20, Carlos Sainz Jr., McLaren MCL35, Sebastian Vettel, Ferrari SF1000, in Parc Ferme after the race

The cars of Kevin Magnussen, Haas VF-20, Carlos Sainz Jr., McLaren MCL35, Sebastian Vettel, Ferrari SF1000, in Parc Ferme after the race

Andy Hone / Motorsport Images

Sebagai bagian dari diskusi pada Kamis (11/2/2021) lalu antara tim-tim, Federasi Automobil Internasional (FIA) dan para penanggung jawab balap, Komisi F1 juga mulai merumuskan langkah-langkah transisi untuk aturan powerunit baru.

Tim-tim akhirnya setuju memilih engine freeze tanpa syarat yang akan dimulai pada awal 2022. Dengan begitu, aturan soal era powerunit baru harus diberlakukan pada 2025.

Ini berarti setahun lebih cepat dari rencana sebelumnya. Diharapkan, penerapan engine freeze dan jangka waktu baru ini bisa membantu F1 mengurangi beban biaya.

Otoritas F1 sudah menegaskan bila generasi mesin berikutnya, mulai 2025, masih turbo hybrid. Perubahan dari powerunit saat ini pasti ada dan akan dievaluasi oleh tim khusus.

Komite ini juga akan mengajak pemasok saat ini maupun pabrikan baru yang tertarik untuk menyuplai powerunit, juga suplier bahan bakar.

Spesifik detail soal powerunit masa depan F1 memang bakal butuh waktu untuk disahkan. Namun begitu, tim-tim dan para pimpinan F1 mulai merumuskan beberapa prinsip dasar yang harus dipakai untuk merumuskan regulasi mesin 2025.

Baca Juga:

Pertama, harus tetap ramah lingkungan dan relevansi dengan sosial dan otomotif (produksi). Powerunit nanti juga harus digerakan bahan bakar berkelanjutan. Powerunit 2025 juga harus lebih bertenaga dengan suara yang lebih garang.

Syarat keempat tentu saja mampu mengurangi anggaran secara signifikan alias jauh lebih murah. Terakhir, rencana powerunit baru di F1 mulai 2025 harus mampu menarik bagi pabrikan lain untuk ikut bergabung.

Keinginan suara mesin yang lebih garang itu dilatarbelakangi kritik. Selama era turbo hybrid dipakai di F1 sejak 2014, suara mesin dinilai kurang keras dan brutal, ciri khas mobil balap pada umumnya.

Kecilnya suara mesin mobil F1 saat ini bukan tanpa alasan. Mesin V6 1.6 L (1.600 cc) turbo hybrid saat ini memiliki putaran jauh lebih rendah dibanding mesin V8 2.4 L NA yang digunakan pada 2006 sampai 2013.

Sebagai catatan, batasan putaran mesin yang diterapkan pada 2006 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah F1. Saat itu, putaran mesin-mesin mobil F1 dibatasi maksimal 20.000 rpm. Bandingkan dengan sebelumnya yang “hanya”19.000 rpm.

Bila mesin V6 1.6 L turbo hybrid saat ini ingin lebih brutal dengan suara lebih besar, batasan putaran mesin harus dinaikan. Plus memindahkan Motor Generator Unit–Heat (MGU-H) yang selama ini juga berfungsi meredam suara yang ditimbulkan knalpot.  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sainz Anti Gunakan Status Pembalap Ferrari untuk Agenda Pribadi
Artikel berikutnya Kecelakaan Sepeda, Alonso Jalani Operasi Rahang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia