Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Tim-tim Formula 1 Rebutan 'Kue' Netflix

Kesepakatan antara Netflix dan Formula 1 memicu polemik terkait distribusi keuntungan yang kurang merata. Pasalnya, sejumlah tim raksasa yang kurang berkontribusi malah mendapat ‘kue’ paling besar.

Drive to Survive

Sudah lebih dua tahun, sejak seluruh elemen paddock setuju ambil bagian dalam tayangan itu. ‘Drive To Survive’ musim ketiga rilis di Netflix, mulai Jumat (19/3/2021). Seri dokumenter tersebut dibuat untuk menarik penggemar F1 baru sekaligus memberi inspirasi kepada para penonton.

Ternyata, di balik euforia, ada ketidakpuasan dari tim-tim kecil. Perusahaan media Amerika Serikat tersebut membayar satu paket secara langsung kepada F1, bukannya untuk masing-masing skuad.

Dana tersebut lantas dibagi berdasarkan prestasi, di mana tim paling sukses mendapat bagian terbanyak. Bonus yang tidak tergantung rapor juga diserahkan kepada beberapa skuad terpilih, salah satunya Ferrari.

Menurut bocoran beberapa petinggi tim, Netflix menggelontorkan lebih dari lima juta dollar (sekitar Rp71,8 miliar) pada 2019. Namun, pada perkembangannya, Motorspor-Total.com tidak tahu berapa nilai kontrak dengan F1 sekarang.

Sementara itu, grup Formula 1 meraup pemasukan hingga 1,145 miliar dollar sepanjang 2020. Sebanyak 711 juta dollar didistribusikan kepada 10 peserta adu balap jet darat.

Tim yang kaya dapat jatah tiga hingga empat kali lipat lebih besar daripada grup termiskin dalam klasemen.

Baca Juga:

Jika dihitung secara kasar, sebanyak satu juta dollar digelontorkan untuk skuad raksasa sekelas Ferrari. Sedangkan, Williams hanya kebagian 250 ribu dollar.

Tentu saja, timbul kecaman karena Ferrari dan Mercedes bahkan tak ikut ambil bagian pada musim pertama. Sekarang pun, keduanya hanya sesekali membuka pintu untuk Netflix.

Beberapa waktu lalu, bos AlphaTauri, Franz Tost, mengutarakan kekecewaannya. Figurnya muncul secara eksklusif selama 10 jam di musim perdana.

“Dibanding apa yang didapatkan Netflix, Anda hanya membayar sangat sedikit. Kesepakatan itu seperti bencana,” katanya.

“Saya tak peduli jika Anda melihat saya. Tapi Anda haru melihat sponsor dan mobil, setidaknya Anda mendapat manfaat dari itu.”

Bos Haas, Gunther Steiner, menekankan bahwa seharusnya F1 membagikan dana tidak berdasarkan hasil di kompetisi, tapi seberapa sering muncul dalam dokumenter itu.

“Saya kira memang seharusnya seperti itu, dan Anda harus menerimanya,” ujar Steiner dalam kanal YouTube Formula 1.de.

“Kami hanya harus memastikan bahwa setiap lebih baik ketika Anda ada di belakang. Saat Anda terjun ke Formula 1, Anda tahu bagaimana berfungsi. Jika Anda tidak bisa menerima, Anda seharusnya tidak ambil bagian.”

Kritik terhadap isi ‘Drive To Survive’ yang didramatisir dalam dua musim awal makin deras. Bahkan, ada bagian yang dilebih-lebihkan.

Steiner tak keberatan karena ia tahu dalam dokumenter mesti ada bumbu-bumbu agar menarik ditonton.

“Tak ada yang dimainkan. Tapi kita semua tahu bagaimana pembuat film. Mereka mendapat yang terbaik dari apa yang bisa dikeluarkan sehingga penonton betah menyaksikan. Kami harus dan dapat hidup dengan itu. Selama cerita yang disampaikan bukan kebohongan,” tuturnya.

Wawancara dengan Netflix-Gunther, dapat ditonton di kanal YouTube Formula1.de.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mir dan Brivio Saling Mendoakan agar Sukses Musim Ini
Artikel berikutnya Disebut Favorit Juara, Verstappen Tak Percaya Mercedes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia