Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Todt: Saya Tahu Siapa Ben Sulayem dan Bagaimana Karakternya

Mantan presiden FIA, Jean Todt, telah menanggapi kritik Mohammed Ben Sulayem terhadap manajemennya dan memastikan bahwa kritik tersebut salah. Namun, hal itu tidak mengejutkannya.

(L to R): Mohammed Bin Sulayem (UAE) with Jean Todt (FRA) FIA President.
Formula One World Championship, Rd 17, Abu Dhabi Grand Prix, Qualifying Day, Yas Marina Circuit, Abu Dhabi, UAE, Saturday 31 October 2009.

Ben Sulayem menggantikan Jean Todt sebagai presiden FIA pada akhir 2021. Sejak saat itu, ia telah mengindikasikan dalam beberapa kesempatan bahwa salah satu masalah terbesar yang harus dihadapinya adalah defisit ekonomi yang diwarisinya.

Berbicara tentang masalah ini untuk pertama kalinya tahun lalu, pria 62 tahun itu mengatakan, "Ada masalah keuangan yang tidak kami sadari. Kami mengalami defisit, bahkan sebelum pandemi melanda, meskipun saya senang untuk mengatakan bahwa kami telah menyelesaikannya."

Menurutnya, angka yang dibicarakan jumlahnya lebih dari 20 juta euro (sekira Rp338 miliar). Di awal kepemimpinannya, ia juga dihadapkan dengan pengadilan dalam kasus sengketa paten atas Halo.

Hingga saat ini Jean Todt masih bungkam mengenai masalah tersebut. Namun dalam sebuah wawancara panjang yang diterbitkan oleh L'Equipe, dia telah memberikan tanggapannya untuk pertama kalinya dan memastikan sama sekali tidak terkesan dengan apa yang terjadi.

Todt mengatakan bahwa defisit yang dihadapi FIA pada 2021 diakibatkan oleh krisis COVID-19, di mana ia harus bekerja keras untuk mempertahankan kelangsungan hidup badan pengelola dan F1.

Baca Juga:

Dia jelas bahwa keuangan FIA secara keseluruhan berada di posisi jauh lebih kuat di akhir masa kepresidenannya daripada di awal. Dia mengutip contoh-contoh seperti opsi kepemilikan FE dan keuntungan real estat sebagai elemen positif tambahan.

"Ketika saya pergi, pasti ada lebih dari 250 juta euro dalam bentuk cadangan," kata Todt kepada L'Equipe ketika ditanya apakah ia terkejut dengan komentar Ben Sulayem.

"Ketika saya tiba pada 2009, hanya ada 40 juta (euro), meskipun FIA baru saja menyerahkan hak komersial F1 selama 100 tahun beberapa tahun sebelumnya.

"Saya tidak menyebutnya sebagai defisit. Ketika saya pergi, anggarannya sudah berlipat hampir tiga kali lipat, dengan banyaknya kompetisi dan sumber pemasukan baru, seperti Formula E, Kejuaraan Ketahanan Dunia atau Kejuaraan Rally Raid."

Dia menambahkan, “Memang benar bahwa kami meninggalkan kasus pengadilan yang belum terselesaikan ketika saya meninggalkan tes Halo. Namun, itu bukan sesuatu yang kami sembunyikan. Semuanya didokumentasikan dengan baik dan diawasi oleh layanan kami.

“Kami mempresentasikannya kepada senat dan dewan dunia sebelum saya pergi, dan presiden saat ini menghadiri presentasi tersebut. Itu adalah gugatan yang diajukan di Texas oleh seorang insinyur yang memiliki paten yang hanya berlaku di Amerika Serikat dan untuk waktu yang singkat. Jadi ketika saya pergi, tidak ada lagi yang menjadi rahasia. Dan hanya ada satu kasus yang sedang berlangsung, yaitu kasus itu.

"Namun hal itu tidak mengejutkan saya, saya tahu siapa pengganti saya. Saya tahu karakternya.”

Ketika ditanya apakah ia merasa terganggu karena Ben Sulayem secara terbuka menentang manajemennya, pria asal Prancis berusia 77 tahun itu merespons, "Tidak, saya tidak peduli. Dan selain itu, semuanya adalah asap.

"Saya memulai dari prinsip bahwa ketika satu bab ditutup, bab lain akan terbuka dan kami tidak membiarkan diri kami menyerang pendahulunya. Apakah meninggalkan Peugeot, Ferrari atau FIA, saya tidak pernah mengatakan hal yang buruk. Tidak ada gunanya membuat tuduhan seperti itu, terutama jika itu salah.

Mohammed ben Sulayem, FIA President talks with Red Bull Racing Team Principal Christian Horner and Max Verstappen of Red Bull Racing

Photo by: Red Bull Content Pool

Mohammed ben Sulayem, FIA President talks with Red Bull Racing Team Principal Christian Horner and Max Verstappen of Red Bull Racing

"Kenyataannya adalah apa yang baru saja saya katakan. Dan saya akan menambahkan sesuatu mengenai pendapatan FIA, di bawah mandat saya, Perjanjian Seratus Tahun dan Pakta Kesepakatan antara FIA dan Formula 1 dinegosiasikan ulang, sebelum Liberty Media menjadi pemilik FOM (Formula One Management).

"Tanpa merinci lebih jauh, saya bisa mengatakan bahwa pendapatan yang diterima FIA telah meningkat pesat dibandingkan sebelumnya. Posisinya dalam mandat F1 juga telah dipulihkan. Ia kini memiliki sepertiga suara, bersama dengan FOM dan tim. Ini benar-benar seperti siang dan malam dibandingkan dengan perjanjian sebelumnya.

"Anda tidak bisa menghentikan seseorang untuk mengkritik atau tidak setuju dengan sesuatu. Tapi, semua yang saya lakukan selama menjalankan mandat selalu disetujui oleh senat dan dewan dunia."

Todt percaya bahwa rezim FIA saat ini telah berubah ke arah yang sama sekali berbeda di bawah kepemimpinan Ben Sulayem, yang menghadapi kritik dari beberapa pihak di F1 atas caranya menangani beberapa masalah yang agak kontroversial. "Segala sesuatu yang telah diterapkan selama mandat saya telah dijungkirbalikkan," pungkas mantan presiden FIA tersebut.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Wawancara: Bagaimana Sponsor F1 Mencerminkan Perubahan Profil Penonton
Artikel berikutnya Tanggalkan Alfa Romeo, Sauber Gunakan Nama Stake F1 Team di 2024-2025

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia