Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Formula 1 F1 GP Amerika Serikat

Toto Wolff Pernah Bangga Memakai Atribut Red Bull

Toto Wolff pernah turun dengan nuansa Red Bull saat dirinya menjadi pembalap mobil GT dan disponsori kompatriotnya Deitrich Mateschitz.

#82  Porsche GT3: Dirk Werner, Philip Peter, Dieter Quester, Toto Wolff©2006, GREG ALECK/LAT

Prinsipal Tim Mercedes-AMG Petronas F1 Toto Wolff saat ini menjadi musuh terbesar bagi Oracle Red Bull Racing. Sejak F1 memulai era mesin turbo hybrid pada 2014, Mercedes di bawah pimpinan Wolff sangat dominan sebelum gelar pembalap direbut Red Bull sejak 2021 lalu.

Pada 2012, rivalitas di antara kedua pihak mulai muncul, meskipun intensitas persaingan di lintasan belum seintens saat ini karena Red Bull kala itu sangat dominan.

Kini, saat Red Bull mulai merintis kembali dominasinya dengan merebut gelar pembalap dua musim beruntun (2021, 2022) lewat Max Verstappen dan menguasai trofi kejuaraan konstruktor, Wolff masih tetap menjadi lawan terbesar tim yang berbasis di Milton Keynes, Inggris, itu.

Penyebabnya, selain persaingan di lintasan, Red Bull juga terbukti melanggar regulasi cost cap 2021, meskipun hanya pelanggaran minor. Praktis, kasus ini seolah menjadi momen bagi Wolff untuk menyerang Red Bull.

 

Menariknya, beberapa tahun lalu, hubungan Wolff dengan tim asal Austria itu tidaklah buruk. Wolff bahkan pernah mewakili Red Bull di ajang balap.

Saat masih turun sebagai pembalap mobil kelas GT antara 2002 sampai 2006, Wolff mendapat sponsor dari kompatriot yang juga pemilik Red Bull, Dietrich Mateshitz. Mantan pembalap asal Austria itu pernah menyebut bangga mengenakan warna Red Bull untu overall balapnya.

“Saya pernah mengemudikan mobil yang disponsori Red Bull dan bangga pernah memakai warna-warna khas mereka tersebut saat masih turun di ajang GT,” tutur Wolff.

“Menjadi seorang pembalap Red Bull merupakan hal prestisius saat itu. Karenanya, saya bangga memakai overall dan kit milik tim,” kata Wolff.

Baca Juga:

Kendati demikian, Toto Wolff kemudian tidak mau melanjutkan karier sebagai pembalap karena menyadari kemampuannya tidak cukup baik. Namun, Wolff sukses berbisnis di industri keuangan sebelum terjun ke F1 mulai 2009. Selanjutnya, sejarah yang berbicara.

Dietrich Mateschitz wafat pada Sabtu (22/10/2022) malam lalu dalam usia 78 tahun akibat menderita komplikasi berbagai penyakit. Mateschitz selama ini dikenal berani berinvestasi besar untuk mendukung sejumlah olahraga, termasuk yang ekstrem.

Wolff menyebut bila Mateschitz lewat manajemennya biasa memakai anggaran dari keuntungan produksi minuman ringan Red Bull, untuk berinvestasi di berbagai jenis olahraga. Bahkan, ia dinilai sebagai kontributor individual terbesar di F1.

Di bawah arahan Dietrich Mateschitz, Red Bull berhasil memenangi lima gelar juara dunia konstruktor F1 (2010-2013, 2022) dan enam trofi kampiun pembalap lewat Sebastian Vettel (2010-2013) dan Max Verstappen (2021, 2022).

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Daniel Ricciardo: Saya Masih Akan Berada di Sekitar Sini
Artikel berikutnya Jacques Villeneuve Nilai Lance Stroll Harusnya Dihukum Lebih Berat

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia