Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Trauma GP Cina 2007, Hamilton Tolak Pitstop Tambahan

Selalu belajar dari pengalaman merupakan salah satu kunci sukses Lewis Hamilton mengunci gelar juara dunia F1 ketujuh. Hal itu melandasi keputusannya menolak perintah dari tim di GP Turki, yang digelar di Istanbul Park, Minggu (15/11/2020).

Lewis Hamilton, McLaren MP4-22 Mercedes

Foto oleh: Andrew Ferraro / Motorsport Images

Mercedes memintanya masuk ke pit untuk mengganti ban untuk mengantisipasi hujan. Namun, opsi itu diabaikan meski selisih waktu dengan pembalap terdekat, Sergio Perez, memungkinkan.

Alasan Hamilton memilih strategi one-stop karena tak mau pengalaman traumatis di GP Cina 2007 terulang. Gegara mematuhi aba-aba masuk pit, ia kehilangan kans meraup poin maksimal. Mobilnya bergerak melebar ketika memasuki pitlane dan malah berakhir di gravel.

Efeknya fatal karena pilot jet darat asal Inggris itu terpaksa menyerahkan gelar juara dunia kepada Kimi Raikkonen, yang saat itu duduk di balik kemudi Ferrari.

“Kalian ingat saya kehilangan titel juara dunia di pitlane. Jadi saya belajar dari pengalaman pada 2007, tentu saja,” ujarnya.

“Saya rasa saya bisa mengendalikannya, grip semakin bagus dan saya akan menghadapi hujan jika turun.”

Hamilton telah melewati pitstop di belakang pemilik pole position Lance Stroll pada tahap awal, dengan ban basah. Tapi perlahan mendekati rival-rival di depannya, yakni Stroll, Perez, Alexander Albon dan Sebastian, dengan ban intermediate.

Momentum menuju kemenangan terbuka ketika Vettel dan Stroll masuk untuk mengganti ban, disusul Albon tergelincir. Hamilton lantas melewati Perez dan tancap gas.

Juara bertahan F1 itu menjelaskan bahwa dia paham bahwa mengambil perhentian kedua bukan pilihan tepat. Ia menjelaskan bahwa kemampuan tim mempertahankan temperatur sangat krusial sehingga memungkinkannya menjaga kecepatan.

Baca Juga:

“Ada satu titik, bahwa Seb menjauh dari saya. Saat itu, saya tidak bisa mengenali penyebabnya, jadi saya memeriksa temperatur. Saya tak tahu apakah itu karena ban saya terlalu panas atau terlalu dingin, tapi mereka sampai ke bagian yang lebih kering,” Hamilton menjelaskan.

“Saya melalui fase yang sungguh kasar yang mengotori ban dan kemudian itu kembali, grip mulai kembali. Trek mengering di beberapa area dan saya meningkatkan jalur mengemudi sepanjang balapan.

“Saya menambah kecepatan dan kemudian Seb masuk pit. Saya tahu itu bukan pilihan tepat, secara pribadi. Saya mulai mempertahankan, seiring dengan itu ban makin licin dan Anda sangat membutuhkannya. Beruntung, ban intermediate, menahan temperatur. Kalau saya menggunakan ban slick baru, saya tidak bisa berputar tapi itu keputusan terbaik.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Vettel: Ban Kering Bisa Berikan Ferrari Kesempatan Menang Lebih Besar
Artikel berikutnya Inilah Faktor Hamilton Mampu Kunci Gelar Ketujuh di Istanbul

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia