Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Trevor Carlin: Sainz Kerap Terbebani Warisan Nama Besar

Trevor Carlin mengenal Carlos Sainz dari seri junior. Pendiri tim Carlin Motorsport tahu bahwa pembalap Ferrari F1 itu kadang terbeban nama besar sang ayah.

Carlos Sainz, Ferrari, on the grid

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Musim 2022 adalah yang terbaik dialami Sainz sejauh ini di Formula 1. Ia merayakan kemenangan pertamanya, naik podium sebanyak sembilan kali dan mengumpulkan 246 poin - lebih banyak dari sebelumnya.

Hanya saja, berbeda dengan 2021, kali ini ia berada jauh di belakang rekan setimnya Charles Leclerc. Pembalap Monako bisa menantang Max Verstappen dalam perebutan gelar di awal musim.

Hanya saja, ia kehilangan momentum karena salah strategi dan problem keandalan F1-75. Dengan susah payah, Leclerc menjadi runner-up dan mengalahkan Sergio Perez dari Red Bull.

Mantan bos Sainz di Formula 3, Trevor Carlin, menegaskan kalau eks pilot McLaren tak boleh diremehkan.

Ia masih belum melihatnya sebagai orang nomor dua dalam tim. Sainz harus lebih sering membuktikan kapasitasnya dalam perjalanan karier pribadi.

Sebab, nama besar sang ayah, pereli andal Carlos Sainz, kadang memberika tekanan ekstra dan membuatnya dipandang sebelah mata.

Baca Juga:

"Itu adalah warisan nama Sainz yang dikombinasikan dengan menjadi pembalap Red Bull," katanya kepada Sky.

"Anda tak boleh meremehkan betapa kuatnya kepribadian Carlos senior. Dia pria yang sangat kuat dalam segala hal dan dia berharap banyak dari putranya," ucap Carlin. "Itu sulit sampai Carlos mendapat kesempatan."

Sainz telah menjadi bagian dari program Red Bull sejak 2010 dan telah melalui berbagai seri balap junior, hingga akhirnya menerima kokpit Formula 1 2015 dengan Toro Rosso.

Di sisi lain, Carlin menuturkan, "Saya sangat senang ketika dia datang ke McLaren. Saya merasa dia sedikit lebih santai."

"Saya pikir dia berjuang dengan tekanan di Red Bull. Sekarang, dia lebih santai dan mengemudi lebih alami.

“Tentu saja, Ferrari adalah cerita lain. Namun pada akhirnya, ekspektasi tidak ada padanya, melainkan pada Charles. Carlos memainkan itu mungkin di tangan Anda.”

Ia masih ingat bekerja dengan Sainz di Formula 3 Inggris 2012. "Ada mobil-mobil baru tahun itu. Semua orang harus menemukan jalan mereka terlebih dahulu,” Carlin mengenang.

"Tapi satu hal yang selalu bisa Anda andalkan dari Carlos adalah jika ada hujan di udara, kami akan berada di depan. Dia memenangkan balapan pertamanya di Monza, mendominasi balapan di tengah hujan deras."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya FIA Larang Pembalap Beri Pernyataan Politis Tanpa Persetujuan
Artikel berikutnya Markas Lama Tim Jordan Akan Segera Dihancurkan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia