Marko: Tsunoda Bisa Jadi Pembalap Pertama Jepang yang Menang di F1
Penasihat olahraga motor Red Bull, Helmut Marko, memprediksi bahwa Yuki Tsunoda bisa jadi pembalap Jepang pertama yang memenangi balapan Formula 1.
Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images
Debutan F1 2021 tersebut mencuri atensi sejak dipromosikan AlphaTauri setelah mengunci peringkat ketiga klasemen pembalap Formula 2.
Tsunoda tampil cemerlang dalam tes pramusim di Sirkuit Sakhir pertengahan Maret, meski ia sempat memencet DRS (Drag Reduction System) sebelum zona yang diizinkan. Dia sampai di posisi kedua tercepat di belakang Max Verstappen pada hari terakhir uji coba. Aksinya itu mengundang pro dan kontra.
Pemuda 20 tahun tersebut membuktikan kapasitas sebenarnya dalam GP Bahrain, 28 Maret silam. Ia tampil sempurna dan mampu melakukan time attack. Tsunoda finis di urutan kesembilan dan membawa pulang dua poin.
Hasil yang sangat baik jika dibandingkan dengan rekan-rekannya sesama rookie, Nikita Mazepin dan Mick Schumacher.
Pujian untuk produk program pembalap junior Red Bull itu pun mengalir. Ia bahkan digadang-gadang sebagai ‘Verstappen baru’. Salah satu yang kagum dengan talenta serta skill eks pilot Carlin adalah Marko.
“Saya yakin bahwa Tsunoda bisa menjadi pembalap F1 asal Jepang pertama yang memenangi lomba di Formula 1,” ujarnya kepada RTL.
“Dia baru 20 tahun dan tidak melakukan kesalahan pada balapan pertama. Dia memiliki kecepatan dasar yang luar biasa bagus.
“Lihat bagaimana dia melewati Lance Stroll pada lap terakhir di Bahrain! Padahal posisinya tertinggal 150 meter! Tapi dia dapat mengalahkannya, Dia pembalap sejati. Dia punya pemikiran yang hebat, kepercayaan dirinya luar biasa. Saya yakin akan berada di podium segera.”
Dalam menganalisis, Marko tak cuma melihat dari aspek teknik, tapi juga postur serta fisik para pembalap.
“Kalau Anda beradaptasi dengan kendaraan, ini adalah sebuah keuntungan. Tinggi 1,59 meter dan bobotnya hanya 61 kg. Sulit bagai AlphaTauri menyesuaikan kendaraan,” ia menandaskan.
“Kami juga punya masalah menyesuaikan simulator dengannya karena butuh set khusus, kalau tidak itu tak akan pas. Situasi tidak ideal awalnya karena kurang nyaman baginya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments