Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tsunoda Mengaku Emosional Bisa Salip Alonso

Bukan hanya menjadi rookie terbaik pada F1 GP Bahrain, Yuki Tsunoda juga menjalani momen yang akan dikenangnya sepanjang hidup, yakni berhasil menyalip juara dunia, Fernando Alonso.

Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT02, Fernando Alonso, Alpine A521

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Pembalap muda Tim AlphaTauri, Yuki Tsunoda, memulai race Grand Prix (GP) Bahrain, putaran perdana Formula 1 (F1) 2021 sekaligus debut kompetitifnya dalam balap jet darat dari grid 13.

Tsunoda berhasil menunjukkan potensinya sepanjang balapan 56 lap tersebut. Sebagai bukti, pemuda asal Jepang itu mampu menembus 10 besar, tepatnya finis kesembilan.

Ini menjadikan Tsunoda rookie (pemula) terbaik dalam F1 GP Bahrain. Ia mengungguli dua pembalap Haas F1, Mick Schumacher (P16) dan Nikita Mazepin (tidak finis/DNF).

Namun, bukan hanya keberhasilan menembus 10 besar dan mengungguli dua rookie Haas, Tsunoda juga sangat senang karena berhasil menyalip Fernando Alonso (Alpine F1).

Momen tersebut terasa benar-benar emosional baginya. Untuk diketahui, saat Alonso melakoni debut F1 pada musim 2001, Tsunoda belum genap berusia satu tahun.

Baca Juga:

Tentu tidak pernah terbayangkan olehnya bisa berhadapan dengan juara dunia F1 2005 dan 2006 itu. Tsunoda bahkan mampu mengungguli Alonso, yang akhirnya gagal finis.

Ketika masuk pertengahan balapan, pembalap kelahiran Kanagawa, Jepang, 11 Mei 2000 tersebut sukses melewati Alonso pada Tikungan 1 Sirkuit Internasional Bahrain.

"Saya menjadi emosional saat berhasil menyalip Fernando (Alonso)," ujar Tsunoda mengungkapkan perasaannya di hadapan kamera Sky Sports F1.

Momen itu mengingatkan sang rookie kala menyaksikan langsung dengan mata kepalanya sendiri Alonso balapan di Sirkuit Fuji Speedway dalam F1 GP Jepang.

"Terakhir kali saya melihatnya balapan mungkin sekitar 12 atau 13 tahun lalu saat saya berusia tujuh atau delapan tahun," Tsunoda menuturkan.

"Pada tikungan pertama saya membuat Fernando terlihat seperti rookie. Saya masih merasa sedikit bersalah karena telah melangkahinya, namun juga senang."

"Ayah saya adalah penggemar Fernando. Ia menyukai gaya mengemudinya. Ayah saya kali pertama melihatnya balapan di Suzuka."

Pembalap muda AlphaTauri, Yuki Tsunoda, saat menyalip Fernando Alonso (Alpine F1) dengan mobil  AT02 dalam F1 GP Bahrain 2021.

Pembalap muda AlphaTauri, Yuki Tsunoda, saat menyalip Fernando Alonso (Alpine F1) dengan mobil AT02 dalam F1 GP Bahrain 2021.

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

"Dia memberi tahu saya bahwa akselerasinya dari tikungan terakhir membuat Fernando sebagai pembalap terbaik di lintasan," Tsunoda menambahkan.

Selama balapan F1 GP Bahrain, ia juga mengaku belajar banyak dari Alonso. Tsunoda memang beberapa lama berada di belakang sang legenda sebelum mampu menyalipnya.

"Dalam balapan saya beberapa putaran ada di belakangnya dan saya belajar bagaimana memperhatikan (manajemen) ban Fernando dan bagaimana saat dia masuk tikungan," kata Tsunoda.

"Setelah melewatinya, saya mencoba meniru gayanya dan ternyata itu membuat saya lebih baik di beberapa tikungan. Mudah-mudahan lain kali saya tidak harus bersaing dengannya."

"Saya tidak ingin mengatakan bahwa Fernando buruk, tetapi lebih kepada ambisi untuk dapat terus berprogres. Yang pasti, saya akan terus mengenang momen ini."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lihat Rivalitas Mercedes-Red Bull, Ferrari Bidik Posisi Ketiga
Artikel berikutnya Hamilton Masih Nomor Satu, Rival Bertambah Berat

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia