‘Turbo Spesial’ Honda Kunci Kekuatan Red Bull di GP Austria

Konsultan Red Bull Helmut Marko menyebut salah satu komponen power unit (PU) Honda selama ini menjadi rahasia mengapa timnya kuat di F1 GP Austria.

Red Bull Racing laser scanning

Setelah lokasi Grand Prix Austria, balapan kandang Oracle Red Bull Racing, digelar di Sirkuit Spielberg (versi kecil trek lama, Osterreichring, yang terakhir dipakai pada 1987), Honda baru merebut kemenangan pertamanya sebagai pemasok mesin pada 2019.

Max Verstappen melakukannya di atas Red Bull Racing RB15 yang mengusung mesin Honda RA619H yang saat itu start dari grid kedua.

Pada 2020, Mercedes menunjukkan superioritasnya sepanjang dua race di Spielberg. Tetapi, tahun lalu, Verstappen kembali memenangi balapan GP Styria dan GP Austria sekaligus di Spielberg setelah sebelumnya merebut pole position.

Ketika ditanya mengapa Verstappen dan Red Bull begitu kuat di Austria, penasihat Red Bull Halmut Marko mengungkapkan bila “turbo spesial” dari Honda mampu bekerja sangat bagus di dataran yang cukup tinggi.

Sebagai catatan, Sirkuit Spielberg yang juga dikenal dengan Red Bull Ring berada di perbukitan dengan ketinggian rata-rata 600 meter di atas permukaan laut.

Max Verstappen, Red Bull Racing, Dr. Helmut Marko, Konsultan Red Bull Racing Team.

Max Verstappen, Red Bull Racing, Dr. Helmut Marko, Konsultan Red Bull Racing Team.

Foto oleh: Red Bull Content Pool

“Semua karena mesin. Dan, Honda memiliki turbo spesial yang tidak hanya kecil tetapi bekerja sangat bagus di ketinggian sekira 670 mdpl, dalam beberapa tahun terakhir.

“Balapan di Austria ini sangat penting bagi kami. Salah satunya, kami merayakan kemenangan pertama dengan mesin Honda di sini.”

Marko mengaku kerja sama dengan Honda memang benar-benar krusial. Namun, kerja sama keduanya diyakini harus berakhir sampai 2025. Mulai 2026, dengan regulasi mesin yang baru, Red Bull harus mencari pemasok mesin baru.

Akhir pekan lalu saat digelarnya GP Inggris di Sirkuit Silverstone, Mercedes mampu menyaingi Red Bull dan Ferrari dari sisi kecepatan dan keandalan mesin.

Terbukti, Lewis Hamilton mampu finis di P3 setelah bersaing sengit dengan Sergio Perez (Red Bull) dan Charles Leclerc (Ferrari).

Baca Juga:

Meskipun begitu Marko yakin para rival akan menemui kesulitan lebih banyak di Styria karena trek yang bumpy.

“Saya perkirakan kondisi lintasan akan lebih menyulitkan bagi Mercedes dibanding di Silverstone. Mereka harus menaikkan (bodi) mobil. Tidak masalah sebetulnya. Hanya, mereka akan lebih lambat jadinya,” tutur Marko.

Marko menjelaskan, hal-hal sulit di Red Bull Ring adalah banyaknya tikungan cepat dan tikungan yang sangat sempit. Belum lagi dua area pengereman ekstrem, saat pembalap harus memperlambat mobil dari kecepatan sekira 300 km/jam.

“Menemukan set up yang tepat untuk mengimbangi grip mekanis dan aerodinamika menjadi hal yang sangat krusial di Spielberg,” katanya.

“Tetapi seperti saya bilang, Verstappen memegang rekor empat kemenangan di sini. Ia juga tengah termotivasi. Dengan banyaknya penggemar asal Belanda yang datang, situasi akan sangat menarik nantinya.”

dibagikan
komentar

Podium Utama Siverstone Buat Carlos Sainz Tambah Lapar Kemenangan

Max Verstappen Puji Lewis Hamilton yang Terus Belajar