Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ulasan Teknik F1: Mercedes Bereksperimen dengan Sayap

Mercedes terus melakukan eksperimen hingga seri keempat Formula 1 2022 untuk mencari solusi dari porpoising. Dalam GP Emilia Romagna, mereka menggunakan pengaturan sayap berbeda untuk mobil kedua pembalapnya.

Mercedes W13 rear wing detail

Mercedes W13 rear wing detail

Giorgio Piola

Analisis teknis Giorgio Piola

Giorgio Piola adalah jurnalis teknis Formula 1 ternama. Lahir di Genoa, Italia. Giorgio telah meliputi Kejuaraan Dunia F1 sejak tahun 1969, menghasilkan ribuan ilustrasi yang telah direproduksi di beberapa publikasi prestisius olahraga bermotor di dunia.

Skuad pabrikan Jerman itu dipusingkan dengan fenomena di mana mobil memantul-mantul setelah diterapkan regulasi teknis terbaru.

Tak cuma mempengaruhi kecepatan, porpoising sudah berada dalam level mengganggu fisik. George Russell bahkan mengeluhkan nyeri punggung dan dada selepas balapan di Sirkuit Imola.

Para mekanik mau tak mau dipaksa untuk segera menemukan setelan untuk mendapatkan level downforce atau drag yang tepat. Hal ini membuat mereka terpaksa mengesampingkan pengembangan di sektor lain.

Tim masih menggunakan sayap belakang yang bisa membangkitkan downforce tinggi. Variabilitas pilihan untuk pembalap berhubungan dengan seberapa besar sayap dipotong, plus opsi Gurney Flap.

Di Imola, dua mobil Mercedes mendapat setelan berbeda untuk sayap. Russell dan Lewis Hamilton tak keberatan membantu tim untuk menemukan jalan keluar.

Baca Juga:

 

 

 

Mercedes W13 rear wing Saudi Arabian GP
Mercedes W13 rear

Pada akhirnya, diputuskan bahwa downforce lebih tinggi yang dipilih untuk Hamilton. Jadi juara dunia F1 tujuh kali itu diminta untuk memakai mobil lain saat kualifikasi, ketika kondisi parc ferme dimulai.

Trackside engineering director Mercedes, Andrew Shovlin, menjelaskan perbedaan antara sayap-sayap sangat kecil.

“Perbedaannya sedikit tapi tidak terlalu banyak karena akan mengubah cara mobil berperilaku. Kami mendapati level Lewis lebih rendah daripada George. Tapi, Anda hanya bicara sejumlah km/jam di lintasan lurus,” ujarnya.

Selain mencoba mengerjakan setelan sayap ideal, Mercedes juga memperkenalkan beberapa pembaruan dari sisi aerodinamika untuk membantu meningkatkan aliran udara dan mendongkrak pendinginan.

Hamilton menggunakan sayap belakang yang menunjukkan potongan pada tepi trailing flap atas, bersamaan dengan Gurney yang dipotong rapi selama FP1. Russell juga memulai dengan versi downforce lebih tinggi.

Mercedes W13 sidepod canards and SIS comparison

Mercedes W13 sidepod canards and SIS comparison

Photo by: Giorgio Piola

Perubahan juga dilakukan untuk fairing SIS yang direvisi, dengan bentuk dimodifikasi sehingga bisa berfungsi bersama rumah cermin baru sekaligus untuk mengeksploitasi performa lebih besar seiring pengenalan kanard baru pada sasis di atas inlet sidepod.

Hadirnya kanard ketiga (panah merah), menghasilkan dua sirip lain yang sudah dipasang pada sasis dipindahkan ke atas.

Modifikasi seharusnya membantu untuk merapikan aliran udara di depan saluran masuk sidepod ramping, meningkatkan pendinginan dan membantu mengalihkan sisa aliran udara di sekitar sisi sidepod.

Perubahan bentuk fairing SIS mungkin tidak kelihatan jelas sekilas tapi ketebalan tepi terdepan elemen tersebut  telah berkurang secara signifikan. Ini memungkinkan tangkai cermin sayap dipindah ke depan (panah biru) dengan sisipan logam yang digunakan untuk mencegah melentur terlalu banyak.

Tangkai cermin juga telah dimodifikasi untuk memanfaatkan posisi baru (panah hitam).

Perbandingan lantai Mercedes W13

Perbandingan lantai Mercedes W13

Mercedes membuat dua perubahan lebih jauh yang akan menghasilkan efek ganda. Pertama, pada lengkungan di tepi belakang lantai. Kedua, deflektor saluran rem belakang bagian bawah.

Dua permukaan memegang peranan dalam olak kemudi dan semburan diciptakan dari dinding samping ban dan dengan mengubah geometri. Mereka akan memiliki dampak pada karakteristik dinamika ban ketika berubah bentuk.

Seperti yang terlihat, lengkungan yang terbalik pada tepi belakang sayap lantai (garis kuning putus-putus) berakhir dengan curam pada spesifikasi baru, mengubah bagaimana tekanan dibangun terhadap permukaan dan rute aliran udara.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Apes Lagi, Fernando Alonso Keluhkan Masalah Reliabilitas Alpine
Artikel berikutnya Adrian Newey: Red Bull Sudah Sangat Dekat dengan Ferrari

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia