Umpatan ‘Idiot’ Alonso untuk Hamilton Bisa Dijelaskan Statistik
Pernyataan Fernando Alonso karena insiden dengan Lewis Hamilton pada lomba F1 GP Belgia, Minggu (28/8/2022), memang sangat kasar. Statistik mencoba menjelaskan itu.
Fernando Alonso tengah berduel dengan Lewis Hamilton untuk berebut posisi kedua usai straight Kemmel, tepatnya di Tikungan 5 area Les Combes Sirkuit Spa-Francorchamps.
Mercedes W13 geberan Hamilton mencoba memotong dari sisi luar, saat sebagian besar sasis Silver Arrows berada di depan Alpine A522 milik Alonso. Akibatnya, ban kanan-belakang mobil Hamilton melindas ban kiri-depan mobil Alonso.
Mobil Hamilton sempat terangkat untuk kemudian berusaha melanjutkan balapan. Tetapi, Tim Mercedes lantas meminta Hamilton menghentikan lomba karena kerusakan mobil terlihat parah.
Hamilton pun mundur saat belum genap melibas satu lap dari total 44 lap lomba GP Belgia. Alonso sendiri akhirnya berhasil finis P5 setelah Charles Leclerc (Scuderia Ferrari) mendapat penalti lima detik akibat terlalu kencang di pit lane.
Saat insiden, Alonso menyebut Hamilton “idiot” yang hanya mampu menang atau berada di depan karena sejak awal start sudah berada di sana.
Fernando Alonso, Alpine F1 Team, dan Lewis Hamilton, Mercedes-AMG, di sela-sela F1 GP Arab Saudi 2022.
Komentar Alonso tersebut jelas membuat Hamilton – juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019) sangat kecewa. Apalagi, ia pernah menjadi rekan setim juara dunia 2005 dan 2006 itu di McLaren pada 2007.
Pertanyaannya, apakah Hamilton selama ini memang mampu menang hanya saat ia start dari posisi depan, seperti yang dikatakan Alonso lewat radio Tim Alpine? Data statistik mungkin bisa menjelaskannya.
Sepanjang kariernya di F1 sejak 2007, Hamilton berhasil merebut 103 kemenangan atau 34,11% dari total Grand Prix yang diikutinya (302). Dari jumlah itu, 42 podium utama (40,78% dari kemenangan) direbut Hamilton saat ia tidak berada di pole position.
Memang, sebagian besar dari 42 kemenangan Hamilton saat tidak merebut pole itu, ia buat ketika start dari baris terdepan, tepatnya dari grid kedua (27). Sebanyak 11 kali (7 grid ketiga, 3 grid keempat), Hamilton menang setelah start dari row kedua.
Hamilton juga pernah menang tiga kali saat start dari baris ketiga (1 grid kelima dan 2 grid keenam). Pembalap asal Inggris itu juga tercatat dua kali menang saat start dari grid ke-10 atau lebih. Itu terjadi pada GP Jerman 2018 (grid 14) dan GP Brasil 2021 (10).
Dalam daftar pembalap dengan kemenangan terbanyak bukan dari pole dalam sejarah F1, Hamilton berada di posisi kedua. Ia hanya kalah dari Michael Schumacher (51).
Lantas, bagaimana dengan Fernando Alonso? Dari total 32 kemenangannya di F1, pembalap Spanyol itu 18 kali (56,25%) merebutnya bukan dari pole.
Torehan itu sama dengan Max Verstappen (Red Bull Racing), pemenang GP Belgia 2022 lalu. Hanya, persentase kemenangan bukan dari pole milik Verstappen (62,07%) lebih tinggi karena jumlah finis P1 pembalap Belanda itu baru 29.
Menariknya, dari 18 kemenangan bukan dari pole, Alonso hanya melakukannya empat kali dari baris terdepan (grid kedua). Delapan kemenangan ia buat dari baris kedua (6 grid ketiga dan dua grid keempat) dan selebihnya di luar baris ketiga.
Alonso juga dua kali mampu menang dari grid start di luar 10, tepatnya saat menguasai GP Singapura 2008 (grid 15) dan GP Eropa 2012 (11).
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.