Vandoorne Kandidat Pengganti Norris saat Diskors
Stoffel Vandoorne bersiap kembali ke Formula 1 setelah vakum 2,5 musim. Ia digadang-gadang menggantikan pembalap McLaren, Lando Norris, ketika dilarang balapan.
Norris merupakan pembalap dengan poin penalti tertinggi musim ini, yakni 10. Menurut aturan, pilot F1 yang poin penalti mencapai 12 dalam 12 bulan, maka bakal dilarang tampil dalam satu lomba.
Penalti diberikan karena pembalap Inggris tersebut memaksa Sergio Perez (Red Bull Racing) melenceng dari lintasan di GP Austria. Keduanya bertarung memperebutkan posisi kedua.
Dianggap mengemudi dengan ceroboh, steward menjatuhkan penalti waktu lima detik. Rupanya tak cukup sampai di situ, Norris dapat penalti dua poin.
Jelang GP Inggris di Sirkuit Silverstone, 18 Juli mendatang, dua poin penalti akan gugur sehingga sisa delapan. Kendati demikian, bukan berarti situasi dalam paddock McLaren bisa tenang.
Tidak ada yang dapat menjamin Norris bersikap lebih kalem dan mengurangi agresivitas di sisa musim. Hal ini membuat prinsipal McLaren, Andreas Seidl, ketar-ketir.
Podium: posisi ketiga Lando Norris, McLaren
Foto oleh: Alessio Morgese
“Itu tidak menjamin. Ada risiko fundamental,” ujarnya dalam wawancara dengan RTL.
“Saya kira kami semua setuju bahwa dalam insiden seperti dengan Checo, bukan kepentingan Formula 1 dan olahraga jika seorang pembalap diskors dari balapan karena peristiwa itu.”
Beberapa tim mendorong agar Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan Formula 1 mengkaji ulang sistem penalti poin untuk kasus tertentu. Seidl mengungkapkan, ”Aturan seharusnya bisa berfungsi bagus, tapi bukan untuk insiden seperti hari Minggu lalu.”
Seidl akan membawa topik tersebut dalam pertemuan dengan tim-tim lain yang juga menghadirkan perwakilan Formula 1. “Kami akan membahasnya pada pertemuan berikutnya dengan tim-tim dan Formula 1. Pembalap juga akan melakukan pendekatan dengan hati-hati,” ia menjelaskan.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, maka Seidl harus mencari pengganti Norris ketika hukuman diterapkan. Mereka memanfaatkan kerja sama dengan Mercedes, selaku pemasok mesin.
“Kami punya kesepakatan dengan Mercedes terkait pembalap cadangan mereka, jadi Stoffel Vandoorne adalah pilihan pertama,” kata Seidl.
Kalau itu terjadi, maka kesibukan Vandoorne bertambah lagi musim ini. Ia memperkuat Jota Sport bersama Sean Gelael dalam Kejuaraan Ketahanan Dunia (WEC) dan Asian Le Mans Series, serta Mercedes-EQ Formula E Team untuk Formula E. Ia juga dikontrak sebagai pembalap cadangan Mercedes di F1.
Pembalap Belgia itu pernah balapan dengan McLaren pada 2016 dan 2017. Ia masuk 10 besar sebanyak tujuh kali kala itu. Terakhir kali, Vandoorne melaju dalam kokpit mobil F1 dalam GP Abu Dhabi 2018.
Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, EQ Silver Arrow 02
Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.