Verstappen: Saya Bukan Hanya Bertalenta, tapi Juga Pekerja Keras
Tidak diragukan lagi bahwa Max Verstappen terlahir dengan talenta besar sebagai seorang pembalap, tapi tak dipungkiri dirinya juga seorang pekerja keras.
Max Verstappen, Red Bull Racing, 1st position, lifts his trophy
Steven Tee / Motorsport Images
Verstappen menuruni bakat ayahnya, Jos Verstappen, sebagai seorang pembalap Formula 1 berbakat. Peran ayahnya juga memiliki pengaruh besar dalam kariernya.
Namun, Jos Verstappen tak sepenuhnya turun tangan dalam urusan karier anaknya di Formula 1. Pasalnya, putranya saat ini memilih jalan sendiri dalam metode kerja dan gaya balapnya.
“Ayah membimbing sejak saya berusia empat tahun dan dia berhenti melakukannya ketika saya bergabung dengan Toro Rosso,” kata Verstappen seperti dilansir Speedweek.
Bukan hanya ayahnya yang membuatnya yakin bahwa dirinya memiliki talenta di dunia balap. Tapi juga ibunya, Sophie Kumpen, yang aktif di dunia karting.
Saat ini, pembalap asal Belanda itu selalu berusaha menemukan apa yang terbaik bagi dirinya. Ini membuatnya menjadi salah satu pembalap paling menakutkan di trek.
Bahkan, Max Verstappen menjadi satu-satunya pembalap yang benar-benar memberikan tekanan besar kepada bintang Mercedes, Lewis Hamilton, dalam memperebutkan gelar juara dunia.
“Bakat memang harus dimiliki seorang pembalap. Saya beruntung karena ayah dan ibu berkompetisi di dunia balap. Jadi, saya mendapatkan gen balap dari keduanya,” ujarnya.
“Seseorang yang bertalenta adalah di mana segalanya dapat dengan mudah dikendalikan sejak awal. Itu membuat Anda melakukan berbagai hal dengan tepat tanpa perlu mempelajarinya dalam waktu lama.”
Namun, pemuda keturunan Belanda dan Belgia itu tak hanya ingin mengandalkan bakatnya saja, karena itu tak cukup untuk menjadi seorang juara dunia. Oleh karena itu, ia memperkuatnya dengan kerja keras agar selalu siap menghadapi situasi apa pun.
“Saya pikir talenta hanya berperan 70 persen dari kesuksesan. Sisanya Anda dapatkan dari kerja keras,” ia mengungkapkan.
“Ketika saya masih berlomba di gokart, di sana segalanya tentang memahami bagaimana cara ban atau mesin bekerja, di mana Anda duduk tepat di sebelahnya.
“Ayah merupakan seorang guru di sana. Sepanjang waktu, Anda akan memahami banyak hal, bukan hanya ketika Anda melaju cepat, tapi juga apa yang terjadi.
“Kemudian Anda harus meningkatkan kemampuan terus-menerus. Tidak ada bedanya dengan di Formula 1. Anda selalu menemukan kesempatan untuk berkembang, Anda hanya perlu melihat peluang itu.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments