Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Formula 1 F1 GP Azerbaijan

Verstappen-Perez Akan seperti Vettel-Webber

Juara dunia F1 1996 Damon Hill agak meragukan pernyataan Prinsipal Tim Oracle Red Bull Racing Christian Horner yang menyebut siapa saja bisa menjadi juara dunia di skuadnya.

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, pours Champagne over Sergio Perez, Red Bull Racing, 1st position, on the podium

Setelah memenangi F1 GP Monako, hampir dua pekan lalu, Sergio Perez kini hanya terpaut 15 poin di belakang pemimpin klasemen yang tak lain rekan setimnya sendiri di Red Bull Racing, Max Verstappen.

“Perez membalap dengan seluruh kemampuannya. Ia melakukan pekerjaan fantastis untuk kami. Musim ini, Perez turun dengan level yang berbeda dibanding tahun lalu. Konsistensinya ditunjukan dengan serangkaian performa luar biasa,” ucap Horner usai GP Monako.

Setelah tidak mendapatkan poin karena kerusakan mesin di Bahrain, Perez mampu finis P4 pada balapan berikutnya di Arab Saudi.

Performa pembalap asal Meksiko itu terus stabil dengan dua kali naik podium kedua di Australia dan Imola, kembali P4 di Miami, kedua di Spanyol, dan merebut kemenangan di Monako.

Hasil-hasil tersebut menunjukkan Perez tidak lagi menjadi wingman seperti musim 2021. Perez, menurut Horner, bisa menjadi juara dunia jika terus menunjukkan performa seperti ini.

“Bagi kami, tidak masalah siapa yang mampu memenangi gelar. Keduanya sama-sama turun untuk Red Bull Racing, mereka mendapatkan kesempatan yang sama,” ucapnya.

“Sebagai tim, tidak ada yang lebih baik daripada memiliki dua pembalap yang memiliki peluang yang sama untuk memenangi kejuaraan dunia.”

Damon Hill, Sky TV

Damon Hill, Sky TV

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Kendati begitu, pendapat berbeda diutarakan Damon Hill. Juara dunia F1 1996 bersama Tim Williams itu justru menyebut dirinya mulai mencium bakal adanya potensi konflik di tim yang bermarkas di Milton Keynes, Inggris, tersebut.

“Perez sudah menandatangani perpanjangan kontrak dua tahun lagi. Jadi, ia akan terus berada di kokpit mobil Red Bull sampai akhir 2024,” tutur pemenang 22 Grand Prix dalam 115 start F1 antara 1992 sampai 1999 itu, dalam podcast lansiran F1 Nation.

“Saya meelihat Red Bull akan bingung harus memilih siapa saat kedua pembalapnya sama-sama berpeluang merebut gelar. Ada situasi-situasi saat pembalap merasa diabaikan dan itu bakal menciptakan tensi.

“Semua bisa melihat seperti apa Red Bull saat memiliki Sebastian Vettel dan Mark Webber serta kemudian Vettel bersama Daniel Ricciardo.”

Menurut Hill, semua tahu Max Verstappen tetap menjadi kartu truf untuk Red Bull Racing, Hampir semua orang melihatnya seperti itu.

“Namun ada beberapa pernyataan kritis darinya yang cukup keras, yang bisa diasumsikan ia bakal merusak sendiri peluang untuk juara,” tutur mantan pembalap asal Inggris itu.

“Pembalap lain akan lebih sering berkata soal momen-momen sulit. Tetapi, Verstappen mengucapkan seperti ini: ‘Kami punya masalah. Tapi, saya yakin kami akan menyelesaikannya karena kami menang dan kalah bersama-sama.’

“Saya sangat jarang mendengar kalimat seperti itu dari bibirnya. Jadi mari tunggu dan lihat bagaimana perkembangannya.”

Baca Juga:

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alfa Romeo Siapkan Livery Spesial untuk F1 GP Azerbaijan
Artikel berikutnya F1 GP Azerbaijan Tak Khawatir Bentrok dengan Le Mans

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia