Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Villeneuve Tak Terkesan dengan Ferrari Driver Academy

Jacques Villeneuve mengaku tak terkesan dengan Ferrari Driver Academy, walau telah mencetak talenta pembalap muda potensial.

Charles Leclerc, Ferrari SF1000

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Beberapa tim besar memiliki tempat untuk mengasah kemampuan para pembalap belia yang diproyeksikan untuk Formula 1.

Red Bull Junior Team, Ferrari Driver Academy, McLaren Young Driver, Mercedes Junior Team, Renault Sport Academy, Williams Driver Academy dan Sauber Driver Academy adalah sejumlah kawah candradimuka bagi mereka.

Ferrari membuka akademi terinspirasi oleh keberhasilan dalam pembibitan Felipe Massa. Mereka memulai dengan Jules Bianchi pada 2009.

Sergio Perez, Lance Stroll, Charles Leclerc dan Mick Schumacher merupakan pembalap F1 yang berasal dari akademi tersebut.

Leclerc bahkan memberikan dua kemenangan untuk si Kuda Jingkrak pada 2019, meski rapornya menurun musim lalu.

Di antara sederet nama jebolan program tersebut, hanya pembalap Monako tersebut yang diberi apresiasi dari Villeneuve. Sisanya malah mendapat cibiran dari juara dunia F1 1991 itu.

Dalam opini untuk Sky Sport Italia, pria Kanada itu mengisyaratkan ketidaksukaannya pada Ferrari Driver Academy.

“Semua yang bergabung di akademi kecuali Leclerc, masuk dengan uang di kantongnya,” katanya.

“Dia satu-satunya pembalap yang tak punya sumber dana memadai ketika masuk ke akademi. Yang lain, memiliki anggaran cukup besar dan itu sangat membantu. Tentu Anda harus mencapai sesuatu sendiri, tapi tanpa Ferrari, orang-orang ini masih bisa lanjut dengan caranya sendiri.”

Baca Juga:

Villeneuve menilai para pembalap di akademi itu tidak perlu mencemaskan performa, sebab seluruh rintangan dalam karier disingkirkan Ferrari.

Hal itu tak sepenuhnya berlaku untuk Mick Schumacher. Bebannya lebih berat dibanding rekan seangkatannya karena menyandang nama Schumacher, yang identik dengan legenda F1, Michael.

Terkait dengan hal itu, hanya pembalap sendiri yang bisa mengatasi tekanan yang berimbas pada kondisi psikologis.

Pria 49 tahun itu melihat Mick Schumacher mampu mempersiapkan kariernya di F1. “Tentu, Mick telah berada di bawah tekanan selama beberapa tahun ini karena nama belakangnya. Ini berbeda dengan para pembalap lain di akademi,” ujarnya.

Marc Gene, mantan pembalap F1 yang kini bekerja untuk Ferrari, berusaha melindungi perusahaannya.

“Ferrari Academy berada di level sangat tinggi dan talenta-talenta kami di Formula 2 membuktikan kepada semua orang selama 2020,” ia menegaskan.

Gene tidak hanya bicara soal Schumacher, tapi juga Callum Ilott dan Robert Shwartzman, yang berprestasi di Formula 2.

Sementara itu, adik Charles Leclerc, Arthur, saat ini masih menimba ilmu di Ferrari Driver Academy dan berkiprah di Formula 3.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Verstappen: Mobil Red Bull Bisa Lebih Buruk dari Ferrari
Artikel berikutnya Tsunoda Akhiri Penantian Panjang Honda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia