Waktu Max Verstappen Lakukan Strategi Agresif Sangat Tepat
Mika Hakkinen memuji Max Verstappen yang dinilainya menerapkan strategi agresif di F1 GP Amerika Serikat pada waktu yang sangat tepat.
Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, Lewis Hamilton, Mercedes W12
Andy Hone / Motorsport Images
Max Verstappen (Red Bull Racing Honda) mengawali balapan ke-17 Kejuaraan Dunia Formula 1 2021 itu dari pole position, Minggu (24/10/2021).
Tetapi, ia ditemani Lewis Hamiton (Mercedes-AMG Petronas F1) di barisan depan grid karena sang juara dunia menempati P2 di kualifikasi pada balapan yang berlangsung di Circuit of The Americas (COTA), Austin, Texas, tersebut.
Saat start, Mercedes F1 W12 geberan Hamilton mampu sedikit lebih unggul setelah mampu lebih dulu masuk Tikungan 1. Di stint pertama, Verstappen relatif mampu mengimbangi Hamilton yang memiliki problem lebih pelik dengan ban medium.
Lewat radio, Verstappen menegaskan bila dirinya mampu lebih cepat. Tetapi, saat ban medium pembalap Belanda itu mulai terlalu panas, Red Bull memutuskan untuk melakukan pit sop pada lap 10 (dari total 56 lap lomba).
Dengan ban yang lebih segar, Red Bull RB16B geberan Verstappen mampu memiliki kecepatan lebih baik daripada Hamilton, yang masuk pit tiga lap setelah Verstappen.
Lewis Hamilton, Mercedes, peringkat kedua, dan Max Verstappen, Red Bull Racing, pemenang F1 GP Amerika Serikat, merayakan sukses di podium.
Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images
Verstappen lantas mengambil alih pimpinan lomba dari Hamilton. Verstappen lagi-lagi masuk pit pada lap 29 atau lebih cepat delapan lap sebelum Hamilton.
Semua tahu, strategi agresif yang diterapkan Red Bull berbuah kemenangan di GP AS lewat Verstappen. Kendati begitu, juara dunia F1 1998 dan 1999 Mika Hakkinen menegaskan bila Verstappen berperan besar atas kemenangan kedelapannya (kesembilan bagi Red Bull) musim ini.
“Penggemar F1 di Amerika harus melihat mengapa Lewis Hamilton dan Max Verstappen menjadi calon kuat perebut gelar juara dunia,” kata Hakkinen dalam kolomnya di Unibet.
“Mereka sama-sama bertarung sangat keras sepanjang balapan dan memakai strategi dua pit stop yang berbeda, sehingga level konsumsi ban menjadi sangat krusial.
“Lintasan Austin sangat berat buat ban, bahkan untuk ban berkompon keras sekalipun harus berhati-hati. Feeling dan perhitungan pembalap berperan sangat penting.”
Sesuai perhitungan, Verstappen yang memacu mobilnya sangat kencang, seharusnya bannya cepat habis. Hamilton yang memiliki ban medium delapan lap lebih muda daripada Verstappen, seharusnya tidak memiiki masalah untuk melibas Verstappen pada lap-lap terakhir.
“Namun, pembalap muda Red Bull Racing itu ternyata sudah sangat matang. Sangat sulit untuk melambat saat tahu pembalap di belakang Anda makin dekat. Di sisi lain, menghemat ban juga krusial,” kata pemenang 20 Grand Prix, 51 podium, dan 26 pole dalam 161 start di F1 antara 1991 sampai 2001.
“Setelah lap 50, ketika Hamilton tertinggal hampir 1 detik, Verstppen mampu menjauh kembali dua sampai tiga sepersekian detik. Itulah momen kunci kemenangan Verstappen.
“Meskipun Hamilton mampu menekan terus Verstappen sampai chequered flag, ia tahu bila pembalap asal Belanda itu sudah menetapkan waktu yang tepat untuk menjalankan strategi tersebut,” kata Hakkinen.
Kini, menjelang F1 GP Meksiko, 5-7 November nanti, Max Verstappen mampu unggul hingga 12 poin atas Lewis Hamilton yang berada di peringkat kedua.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments