Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Wawancara Lorenzo: Pembalap MotoGP lebih bernyali daripada F1

Tiga kali juara dunia MotoGP, Jorge Lorenzo, berkesempatan mengemudikan mobil Formula 1 di Sirkuit Silverstone, Inggris pada Oktober lalu.

Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05

Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05

Monster Energy

Jorge Lorenzo, Moto GP rider
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
Jorge Lorenzo, Mercedes AMG F1 W05
(Ki ke Ka):Jorge Lorenzo, Moto GP Rider bersama Daniel Ricciardo, Red Bull Racing
(Ki ke Ka):Jorge Lorenzo, Moto GP Rider bersama Daniel Ricciardo, Red Bull Racing dan Jean-Eric Verg
Roger Federer, Tennis Player with Jorge Lorenzo, Ducati Team

Lorenzo, berkat sponsornya Monster Energy, akhirnya mewujudkan mimpi untuk mengemudikan Mercedes W05, mobil yang mengantarkan Lewis Hamilton menjadi juara dunia F1.

Usai berakhirnya MotoGP musim 2016, Lorenzo diundang Monster Enery dan menjadi tamu Mercedes di seri pamungkas Grand Prix Abu Dhabi akhir pekan lalu.

Berikut adalah petikan wawancara pembalap Spanyol itu dengan Motorsport.com:

Bagaimana jalannya tes Mercedes?

“Tenaga mesin menakjubkan, tapi terutama grip (cengkeraman) di tikungan. Cara Anda mengerem sangat terlambat karena ada begitu banyak grip di mobil. Tapi downforce (daya tekan ke bawah) dan grip mobil di tikungan cepat menakjubkan.

“Tikungan pertama di Formula 1, kami menginjak gigi ketiga dengan MotoGP. Di Formula 1 hampir semuanya gigi ketujuh. Jadi, perbedannya besar.

“Saya menduga akan lebih sulit untuk mengemudikannya karena saya mencoba mobil F2 dua hari sebelumnya di Snetterton dan F2 sangat sulit dikemudikan. Tenaga mesin besar dan roda kemudi sangat keras.

“Tapi ketika saya mencoba simulator di pabrik Mercedes, saya seperti ‘Wow, ini lebih mudah’. Mungkin simulator terlalu mudah dan kenyataannya akan jauh lebih sulit. Tapi ternyata tidak.

“Ketika saya mencoba mobil (F1), roda kemudi begitu halus dan pengiriman tenaga sangat konstan. Saya membayangkan bahwa di tikungan akan sangat mudah untuk melintir dan kehilangan kendali. Tapi (mobil) memiliki banyak grip dan sangat mudah untuk tampil cepat.”

Apakah Anda langsung tampil kencang?

“Pada awalnya, saya memulai dengan tenang karena saya tidak ingin membuat kekacauan atau bencana apapun. Lalu, pada run terakhir saya bisa menekan hingga maksimal dan membuat catatan waktu cukup baik.”

Di mana Anda menemukan keuntungan ekstra?

“Saya pikir relatif mudah untuk membuat satu lap cepat dengan ban baru. Tapi yang paling sulit adalah bertahan satu setengah jam pada level dan pace (kecepatan) sama, dengan ban lama, ketika mobil tidak lagi memiliki grip sama.

“Ini yang saya pikir membedakan para rookie dan pembalap non-profesional dengan pembalap profesional Formula 1. Biasanya para pembalap MotoGP, ketika mereka masuk ke dalam mobil, mereka relatif kencang. Tapi tidak pada level berikutnya, ketika bertahan satu setengah jam dengan suhu sangat tinggi, tidak kehilangan konsentrasi dan tetap konsisten selama banyak lap.”

Bagaimana secara fisik?

“Lebih mudah dari yang diduga. Tapi bagi saya akan sangat sulit untuk bertahan satu balapan di dalam mobil dengan kecepatan dan presisi yang sama.

“Tapi seperti yang saya katakan, roda kemudi dan pengiriman tenaga sangat halus. Kepala Anda dapat sedikit bersantai di dalam mobil. Tanpa dukungan seperti ini akan sangat sulit.”

Apakah Anda berencana untuk melakukan tes F1 lagi?

“Jika mereka memberikan saya kesempatan lagi, tentu saya akan menerimanya jika ada waktu. Pasti saya ingin mengulanginya. Kita lihat saja nanti di masa depan. Saya ingin tes di trek lain dan melihat bagaimana evolusi mobil.”

Bagimana Anda menemukan kontrol? Apakah terlalu banyak tombol pada mobil F1?  

“Ya, ini salah satu hal yang paling sulit, karena di MotoGP kami hanya memiliki dua tombol. Satu untuk kontrol traksi dan lainnya untuk pengereman mesin (engine break). Tapi di Formula 1, ada 30 atau 40 tombol.

“Saya hanya menggunakan dua atau tiga tombol. Tapi menggunakan tombol lainnya dalam balapan panjang adalah salah satu hal paling rumit, dibandingkan 30 atau 40 tahun lalu, ketika mereka memiliki roda kemudi dan girboks. Jadi, sekarang saya pikir itu hal paling sulit bagi pembalap Formula 1 dibandingkan dengan masa lalu.”

Apakah Anda pernah bermimpi menjadi pembalap F1?

“Tidak. Ayah saya adalah mekanik motor ketika dia masih muda dan pembalap amatir. Jadi, gairahnya adalah motor, bukan mobil.

“Kami bukan keluarga kaya. Di saat waktu luang, ayah saya mulai membangun motor untuk ukuran tubuh saya. Saya mulai mengendarai motor pada usia tiga tahun. Tanpa ayah, saya tidak akan menjadi pembalap motor. Saya menjadi pembalap karena ayah saya.”

Tapi Anda pernah balapan mobil GT beberapa tahun lalu...

“Ya, itu balapan mobil pertama saya pada 2010. Saya balapan di 3 Hours of Aragon dengan Fiat 500. Lalu saya mengemudikan Seat Leon dan balapan di 24 Hours of Barcelona.

“Kami menang di kategori kami. Dan tiga tahun lalu, saya balapan di 12 Hours of Abu Dhabi dan balapan dengan Ferrari 458 dan kami memenangi kategori kami.”

Akankah Anda balapan mobil lagi di masa depan?

“Untuk saat ini saya cukup sibuk, tapi ketika saya pensiun, saya akan balapan mobil lagi.”

Apa daya tarik dari balap mobil?

“Adrenalin yang sama, tapi ini berbeda. Itu sebuah hal baru. Anda adalah jurnalis, jadi ketika Anda pulang ke rumah, Anda tidak ingin menulis. Seperti saya, ketika saya di rumah, saya tidak ingin mengendarai motor. Saya ingin mengemudikan hal lain.”

Apakah Anda mendapatkan feeling saya ketika berada di limit?

“Itu tergantung pada ban. Tapi Anda kehilangan sedikit waktu dengan motor yang memakai ban baru dan lama, dibandingkan dengan mobil. Di dalam mobil dengan ban lama, Anda lebih lambat karena memiliki empat roda daripada dua roda. Dan bagaimana Anda melaju di dalam mobil dengan ban baru itu menakjubkan.”

Siapa yang punya nyali besar? Pembalap MotoGP atau pembalap F1?

“Keselamatan mobil Formula 1 berada pada level yang sangat tinggi, dengan semua kokpit dan segalanya. Mereka telah banya meningkat.

“Motor juga meningkat, tapi ketika Anda kecelakaan, tubuh Anda adalah sasisnya. Anda menghantam trek dengan tubuh Anda. Jadi lebih mudah untuk melukai diri sendiri dengan motor daripada mobil. Biasanya di Formula 1 sangat sulit untuk cedera serius. Dalam aspek tersebut, kami (pembalap MotoGP) punya nyali sedikit lebih besar.”

Seperti apa umpan balik dari para engineer (Mercedes)?

“Saya pikir mereka cukup terkesan karena hari sebelumnya di dalam simulator, karena saya sangat kencang sejak awal dan mereka harus menempatkan saya pada grip basah, untuk merasakan beberapa kesulitan karena di kering itu sangat mudah.

“Dan juga saat di trek, mereka cukup terkesan setelah hanya beberapa jam, seorang pembalap tidak berpengalaman begitu dekat dengan limit.”

Menurut Anda, bagaimana pembalap F1 pada motor MotoGP?

“Hanya untuk satu hari? Saya pikir akan lebih sulit untuk mencetak catatan waktu dibandingkan saya dalam mobil Formula 1. Itu akan lebih sulit.

“Dalam mobil Formula 1, Anda merasa terlindungi. Anda juga tahu bahwa jika kecelakaan, tubuh Anda tidak akan menghantam trek. Dan juga, keseimbangan pada motor lebih penting karena Anda memiliki keseimbangan atau Anda kecelakaan. Anda harus bergerak, sementara di dalam mobil Anda selalu dalam posisi sama.

“Pada motor, Anda memiliki sensibilitas tangan, tapi semua tubuh Anda perlu bergerak dan berat badan sangat penting untuk hasil performa.”

Wawancara oleh Jonathan Noble

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rosberg tidak menduga taktik Hamilton di Abu Dhabi
Artikel berikutnya Webber: Taktik Hamilton tepat di ambang batas normal

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia