Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Williams Digugat Mantan Sponsornya Hampir Rp2,2 Triliun

Mantan sponsor Williams F1, ROKiT, menggugat tim tersebut hampir 150 juta dolar (sekira Rp2,2 triliun) karena dianggap menimbulkan kerusakan reputasinya.

Nicholas Latifi, Williams FW42

Nicholas Latifi, Williams FW42

Mark Sutton / Motorsport Images

Motorsport Business

Covers any motorsport business related content

Namun, klaim bahwa tim membuat "pernyataan curang" ketika menandatangani perjanjian dengan perusahaan telepon seluler ROKiT, telah dibantah keras Williams.

Menurut ROKiT, skuad asal Grove itu berjanji akan memiliki mobil yang kompetitif pada 2019, padahal mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk mendukung janji tersebut.

Selain dilayangkan pada tim, gugatan tersebut juga menyebutkan nama mantan wakil kepala tim Claire Williams, serta mantan eksekutif tim Mike O'Driscoll, yang menjabat sebagai CEO, dan mantan direktur keuangan Doug Lafferty.

Ketiganya meninggalkan tim pada musim gugur 2020 sebagai konsekuensi dari akuisisi oleh Dorilton Capital.

Gugatan tersebut diajukan atas nama perusahaan induk ROKiT World Inc dan ROKiT World Limited oleh Larry Klayman, seorang pengacara terkenal yang sebelumnya terlibat dalam beberapa tindakan hukum terkenal, termasuk melawan mantan Presiden AS Bill Clinton dan Barack Obama.

Bos ROKiT, Jonathan Kendrick, mengikat Williams dengan kontrak tiga tahun pada Januari 2019, dan perusahaannya adalah sponsor utama tim untuk seluruh musim itu. Pada 2019, perjanjian tersebut diperpanjang untuk dua tahun berikutnya, lalu disepakati kontrak tambahan dengan perusahaan minuman saudara ROKiT.

ROKiT memenuhi komitmen finansialnya pada tahun 2019 dan logo perusahaan ada di mobil selama akhir pekan yang dibatalkan di GP Australia yang akan mengawali musim 2020.

Namun, selama masa jeda COVID-19 yang terjadi sebelum musim dilanjutkan, muncul perselisihan antara kedua belah pihak.

ROKiT mengklaim bahwa mereka belum menerima kompensasi karena pembatalan balapan, sementara Williams mengutip keterlambatan pembayaran biaya sponsor.

Ketika Formula 1 awalnya mengumumkan pengurangan kalender untuk tahun 2020, ROKiT mengatakan bahwa mereka menawarkan untuk membayar persentase dari royalti yang telah disepakati.

Namun, kesepakatan sponsor dibatalkan oleh Williams pada Mei, sebelum musim dilanjutkan dan tim sedang bernegosiasi dengan calon pemilik baru.

Litigasi atas biaya yang belum dibayar untuk tahun 2020 kemudian sampai ke Pengadilan Arbitrase Internasional London, di mana Williams akhirnya memenangi kasus ini.

Baca Juga:

Risalah pengadilan yang baru menuduh bahwa "arbiter tidak mengetahui penyembunyian pernyataan faktual material yang curang oleh para tergugat yang tidak ditemukan sampai setelah arbitrase selesai," dan bahwa ROKiT "mengetahui bahwa mobil tersebut tidak pernah dapat memenuhi standar yang dijamin oleh para tergugat kepada para penggugat, dan bahwa para tergugat menyadari fakta tersebut dan menyembunyikannya."

Gugatan tersebut menambahkan bahwa "para tergugat dengan sengaja dan curang menyembunyikan fakta bahwa Williams Engineering tidak memiliki cukup uang untuk mengembangkan mobil Formula 1."

Dalam dokumen itu juga tercantum, "sebagai akibat langsung dan nyata dari pernyataan curang yang dibuat oleh para tergugat, para penggugat telah menderita kerugian finansial signifikan dan kerusakan pada nama baik dan reputasi bisnis mereka," dan meminta kompensasi dalam "jumlah yang lebih besar dari 149.528.550 dolar.

Ketika ditanya tentang gugatan tersebut, tim mengatakan kepada Motorsport.com, "Williams Racing menyadari klaim palsu ini."

"Setelah berhasil memenangkan kasus lain melawan ROKiT di Inggris, dan berhasil mengajukan petisi agar putusan arbitrase dikukuhkan oleh pengadilan federal di AS, Williams terus mengandalkan proses hukum terkait masalah yang tidak menguntungkan ini."

George Russell, Williams Racing FW42

George Russell, Williams Racing FW42

Photo by: Mark Sutton / Motorsport Images

Namun, bos ROKiT, Kendrick, tetap bersikeras bahwa ia layak memenangi kasus ini. "Saya tidak ingin melakukan hal ini tapi kami merasa telah dirugikan," ucapnya kepada Motorsport.com. "Alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena COVID-19 melanda dunia dan seluruh musim 2020 dibatalkan. Itu sebabnya kami tidak membayar mereka.

"Dan kemudian musim ini, jika Anda ingat, hanya akan dibayar 50 persen. Jadi kami menawarkan mereka 50 persen secara tertulis. Dan mereka menolak dan segera setelah itu mereka membatalkan seluruh kontrak kami, dan mereka menuntut kami untuk jumlah penuh, meskipun kami tidak memiliki kehadiran di dalam mobil.

"Saya memiliki surel yang mengatakan bahwa kami akan membayar setengahnya, dan kemudian mereka membatalkannya dan mengumumkannya di Instagram, mereka bahkan tidak memberi tahu kami secara pribadi," jelas Kendrick yang mengindikasikan bahwa pada awal 2019 manajemen Williams secara lisan meyakinkannya bahwa tim akan memiliki mobil yang kompetitif.

"Sebelum menandatanganinya, kami menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu di depan dewan saya," katanya. "Apa level mobilnya? Dan bagaimana kondisi pengembangannya?

"Dan mereka mengatakan kepada kami X, Y dan Z, dan itu tidak pernah, tidak pernah benar. Dan itulah yang kami pikir bisa kami buktikan, terutama ketika kami pergi ke pengadilan.

"Jaminan dan komitmen yang diberikan dewan kepada kami tidak akan pernah, tidak akan pernah terpenuhi. Dan itu sama sekali tidak benar. Jika Anda ingat, mereka datang terlambat ke Barcelona (untuk tes 2019), karena mereka tidak punya uang untuk melakukannya."

Robert Kubica, Williams FW42

Robert Kubica, Williams FW42

Photo by: Mark Sutton / Motorsport Images

Kendrick mengatakan bahwa ia dapat meminta bantuan dari saksi yang mengetahui tentang tim pada saat itu. "Beberapa orang yang pernah bekerja untuk Williams telah datang, dan mereka memberi kami informasi yang sangat penting,” tuturnya.

Dia melanjutkan, "Saya benar-benar tidak ingin melakukan ini. Saya benar-benar tidak ingin. Namun, karena mereka datang kepada kami, saya tidak punya pilihan lain. Saya tidak menyukainya, namun ini tidak adil dengan cara yang dilakukan."

Meskipun ia hampir bergabung dengan Mercedes pada 2020, ROKiT belum pernah terlibat di Formula 1 sejak perpisahannya dengan Williams pada tahun itu. Namun, tim ini tetap hadir di dunia motorsport melalui Formula E, kejuaraan F4 Inggris, dan WorldSBK.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alonso Nilai Penalti untuk Sainz Terlalu Keras
Artikel berikutnya Massa Pelajari Langkah Hukum untuk Rebut Lagi Titel F1 2008

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia