Sering Khawatir, Williams Minta Nicholas Latifi Percaya Naluri
Williams menegur Nicholas Latifi supaya tak gelisah dan memikirkan F1 2022 secara berlebihan, Mereka menjanjikan mobil kompetitif.
Sejak ditinggal George Russell pindah ke Mercedes, Latifi otomatis jadi pemimpin tim tersebut. Ia akan ditandemkan dengan Alex Albon, yang baru come back ke Formula 1.
Pembalap Kanada tersebut merasa punya beban besar. Ia pun kerap cemas saat membicarakan tentang musim depan.
Prestasi Williams yang jauh lebih baik daripada musim lalu, di mana mereka tak dapat poin dan duduk di dasar klasemen. Membaiknya performa FW43 ditambah kemajuan skill Russell membuahkan poin.
Melihat rekannya tampil apik, Latifi sempat merasa frustrasi. Namun, di sisi lain, ia berusaha membangun motivasi untuk menyumbangkan nilai. Putra pengusaha kaya tersebut akhirnya bisa finis 10 besar di GP Hungaria dan GP Belgia.
Kepala performa kendaraan Williams, Dave Robson menggarisbawahi bahwa Latifi kurang konsisten. Ini adalah yang mesti diperbaiki ke depannya.
Robson memberikan resep agar pilot 26 tahun itu lebih percaya diri dan yakin dengan bakatnya. Tak perlu berlebihan menganalisis apa yang terjadi selama balapan.
“Saya kira tahun ini sedikit naik turun daripada yang kami harapkan. Williams melambung sedikit antara kualifikasi dan pace balapan, tapi dia masih punya banyak talenta untuk mengemudikan mobil dan memahami serta membaca di mana masalahnya,” ucapnya.
“Tentu saja, itu memulai lagi secara besar-besaran tahun depan. Mobil sangat berbeda, rekan setim, jadi saya kira ada kesempatan untuknya tahun depan untuk sangat bersinar. Saya kira dia punya kesempatan untuk melakukannya.”
Nicholas Latifi, Williams berjalan di trek
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Ia memastikan kalau Latifi punya segala sesuatu yang dibutuhkan dan mesti percaya kepada naluri.
“Dia punya apa yang diperlukan, tapi dia mungkin perlu untuk lebih memercayai insting dan mungkin akan selalu berpikir terlalu dalam tentang itu, berpotensi bisa jadi masalah yang datang dan pergi,” ucapnya.
“Dia pasti punya kencenderungan berpikir berlebihan, dan dia hampir sedikit terlalu cerdas untuk pergi ke sana dan hanya menggunakan naluri. Tapi, yang terpenting, dia memang punya insting itu.”
Mobil kencang akan membuat Latifi merasa tertekan dengan perasaan harus mengatasi defisit mobil.
“Dia bisa melakukannya, tapi saya kira situasinya seperti ayam dan telur. Mobil lebih kencang berarti dia bisa rileks sedikit, terutama saat bagian pertama kualifikasi,” Robson menjelaskan.
“Dia bisa mulai percaya instingnya, mengemudi seperti biasanya dan seperti yang dilakukan pembalap lain. Jadi dia masih bisa bangkit dan melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.