Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Toto Wolff Soroti 'Bromance' Direktur Olahraga Red Bull-Michael Masi

Toto Wolff tak bisa menyembunyikan kejengkelannya ketika membahas soal Michael Masi. Ia menuding Max Verstappen dan Red Bull berutang banyak pada eks direktur balap FIA F1 tersebut.

Michael Masi, Race Director

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Meski bisa mengamankan titel konstruktor F1 2021, Mercedes masih merasa dirugikan karena Lewis Hamilton gagal membawa pulang mahkota juara pembalap. Mereka memandang itu kesalahan Masi.

Pada akhirnya, pria Australia tersebut dilengserkan dari kursinya. Federasi Otomotif Internasional (FIA) berjanji akan ada perubahan dari cara mengawasi balapan F1. Peran direktur balap pun diemban dua orang, Niels Wittich dan Eduardo Freitas.

Awak Red Bull, termasuk Verstappen, menyayangkan keputusan mendepak Masi. Tentu hal ini berkebalikan dengan kubu Mercedes.

Dalam dokumenter yang ditayangkan Sky Sports, Minggu, Wolff menyoroti bromance antara Direktur Olahraga Red Bull, Jonathan Wheatley, dan Masi.

“Jonathan Wheatley melakukan pekerjaannya. Dia mendapat dukungan direktur balap, Michael Masi, tidak hanya di Abu Dhabi tapi sebelumnya. Max mungkin berutang banyak kepadanya,” ujar prinsipal Mercedes itu.

Baca Juga:

Wolff mengungkapkan sama sekali tidak berhubungan dengan Masi selepas kisruh tersebut. Ia tak tertarik menjalin silaturahmi saat bertemu dalam situasi lain.

“Saya tidak bicara dengan dia dan saya tak mau bicara dengannya lagi. Keputusannya salah dan saya yakin dia menyesalinya,” katanya.

“FIA seharusnya melihat lebih banyak sejak awal kalau ada masalah. Ada masalah struktural. Ada masalah kepribadian.”

Pria Austria tersebut bersikeras ada regulasi olahraga yang dilanggar ketika memutuskan menarik Safety Car di bagian akhir F1 GP Abu Dhabi dan melanjutkan balapan pada lap pamungkas. Verstappen bisa menyalip Hamilton dan merebut titel juara dunia.

Mercedes memprotes tapi ditolak. Rencana banding lantas dibatalkan.

 “Itu seperti pertandingan sepak bola di mana kedudukan 1-0 untuk tim, tiba-tiba wasit mengatakan, ‘Sekarang, gol emas, 0-0, siapa pun yang mencetak gol berikutnya adalah pemenangnya. Tapi, Anda harus bermain tanpa sepatu’,” Wolff menganalogikan.

Sejatinya, sukses pembalap Belanda tersebut bukan semata-mata karena keputusan Masi. Strategi ban yang diterapkan Red Bull turut memegang peranan.

“Saya minta maaf untuk Max. Dia pantas menjadi juara dunia, tapi kami hanya bicara tentang Abu Dhabi,” ujarnya.

Lewis Hamilton, Mercedes W12, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Lewis Hamilton, Mercedes W12, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Dalam dokumenter tersebut, ditayangkan juga pendapat manajer Red Bull, Christian Horner soal keputusan Masi dalam balapan penutup.

“Dia tidak melanggar aturan. Dia mungkin mengaplikasikan aturan sedikit berbeda dalam situasi itu. Namun, dia tidak melakukan apa pun yang melanggar regulasi,” tuturnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Tunjuk Pietro Fittipaldi, Gene Haas Respons Pemecatan Nikita Mazepin
Artikel berikutnya Bos Williams: Alex Albon Sudah Melampaui Ekspektasi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia