Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Wolff harus perbaiki hubungan dengan Hamilton jelang 2017

Bos tim Mercedes, Toto Wolff, mengungkapkan adanya perbincangan privat bersama pembalapnya, Lewis Hamilton, demi memperbaiki hubungan menjelang musim F1 2017.

Lewis Hamilton, Mercedes AMG, with Toto Wolff, Executive Director (Business), Mercedes AMG

Foto oleh: LAT Images

Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W07 Hybrid leads Nico Rosberg, Mercedes AMG F1 W07 Hybrid
Podium: race winner Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1, second place Nico Rosberg, Mercedes AMG F1
Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W07 Hybrid, Nico Rosberg, Mercedes AMG F1 W07 Hybrid
Toto Wolff, Executive Director (Business), Mercedes AMG, in the Team Principals Press Conference
Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1, Toto Wolff, Mercedes AMG F1 Shareholder, dan Executive Director
Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1, Toto Wolff, Mercedes AMG F1 Shareholder and Executive Director
Toto Wolff, Executive Director (Business), Mercedes AMG

Hubungan Hamilton dengan Wolff sempat diuji pada tahun 2016, terutama setelah masalah mesin Hamilton di GP Malaysia, dan kekesalannya saat kru mekaniknya ditukar dengan kru mekanik Nico Rosberg.

Kontroversi kembali muncul pada seri terakhir di GP Abu Dhabi. Saat itu Hamilton sengaja memelankan laju mobilnya untuk menahan Rosberg.

Setelah musim selesai, Wolff menemui pembalapnya tersebut di kediaman Hamiton di Oxford untuk melakukan perbincangan privat.

Sejak hubungan antara keduanya membaik, Wolff mengatakan bahwa perbincangan tersebut menjadi krusial karena memunculkan isu-isu yang sebelumnya belum pernah ia ketahui

"Ketika situasi menjadi semakin intens selama musim berjalan, mungkin lebih baik jika ada hal-hal yang tidak didiskusikan terlebih dahulu," ucap Wolff dalam wawancara eksklusif bersama Motorsport.com.

"Saya pikir akhir musim menjadi waktu yang tepat, di mana kami bisa membicarakan semuanya, semua frustrasi, semua topik yang belum sempat didiskusikan. Melihat kembali dan menganalisisnya, supaya kami bisa saling mengerti.

"Tidak ada yang bisa mengklaim seseorang itu 100 persen benar atau 100 persen salah. Jadi sangat penting untuk mencari penyebabnya."

Wolff juga mengakui bahwa dirinya akan belajar dari pengalamannya dengan Hamilton beberapa tahun terakhir ini. Tapi ia memang sudah memperkirakan hubungan yang tegang ketika ada dua pembalap yang sama-sama bertarung memperebutkan gelar juara dunia.

"Ini menjadi bagian dari pembelajaran," ucapnya. "Kita tidak bisa mengharapkan seorang pembalap yang ambisius, dan membantu kita dalam meraih sebuah prestasi, untuk bersikap layaknya 'robot korporat'.

"Nico, Lewis, dan kini Valtteri [Bottas] mengerti usaha keras di balik kesuksesan mobil mereka. Dan mereka juga mengerti tanggung jawab mereka sebagai perwakilan tim ini.

"Tapi karena DNA seorang pembalap, terkadang mereka juga memprioritaskan diri sendiri. Sepanjang empat tahun terakhir ini, kami sempat mengalami momen langka di mana kami tidak bisa saling setuju.

"Jadi sekarang kami sadar ada beberapa hal yang seharusnya bisa lebih baik lagi. Itu penting dalam pengembangan kepribadian."

 Global Fan Survey 2017 - Indonesia

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya McLaren bantah akan bangun mesin sendiri
Artikel berikutnya Tim-tim F1 ingin atasi masalah overtaking

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia