Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Wolff Peringatkan Red Bull Butuh Banyak Staf Ahli

Prinsipal Mercedes, Toto Wolff, mengatakan Red Bull Racing membutuhkan lebih dari 15 staf ahli untuk mengisi departemen kosong dalam upayanya membangun mesin kompetitif.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B, leaves the pits

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Red Bull memiliki proyek ambisius dengan membuka departemen powertrain, yang mana mereka akan membangun mesin sendiri untuk digunakan dalam Formula 1 (F1).

Proyek tersebut sudah mulai berjalan perlahan dengan membangun pabrik berteknologi tinggi di kamp. Tim yang berbasis di Milton Keynes, Inggris, itu juga telah melakukan perekrutan besar-besaran, termasuk membajak staf ahli mesin Mercedes.

Meskipun kehilangan beberapa orang penting, Toto Wolff menegaskan bahwa gangguan yang diakibatkan hal tersebut sangat minimal bagi Mercedes.

Namun, prinsipal asal Austria tersebut mengatakan apa yang dilakukan oleh Red Bull tidak bisa dianggap remeh.

Tetapi, butuh banyak usaha dan waktu bagi Red Bull untuk mengikuti jejak Mercedes, Renault dan Ferrari dalam membangun mesin kompetitif.

Dalam wawancara eksklusif dengan Motorsport.com edisi Italia, Wolff memberikan beberapa perspektif tentang tantangan besar yang akan dihadapi Red Bull.

“Kami punya lebih dari 900 staf di Brixworth. Mereka melakukan pendekatan kepada 100 orang kami, dan mereka telah mendapatkan 10 atau 15 orang. Sebagian besar staf di pabrik, bukan yang mengurusi performa,” ujar Wolff.

“Dalam hal tersebut, jika saya ingin membangun pabrikan baru, maka itu cara yang tepat. Tapi, antara merekrut dua orang ahli dan membangun mesin kompetitif, rasanya perjalanan masih sangat panjang.

“Saya pikir Red Bull bisa melakukannya, dengan sumber daya yang mereka miliki. Tetapi, Mercedes dan pabrikan lainnya telah berada dalam olahraga ini selama sekian dekade, membangun struktur mereka.

“Jadi, dengan 15 orang dan sebuah gedung kosong tidak akan cukup bagi mereka untuk bersaing di Formula 1 dalam tiga tahun ke depan dengan menggunakan power unit baru hasil rancangan sendiri.

“Namun kami sangat serius mewaspadai Red Bull karena mereka tim besar dan memiliki finansial kuat. Bagaimanapun, di Formula 1 segalanya membutuhkan waktu. Bahkan uang tidak bisa membuat segalanya berjalan cepat.”

Baca Juga:

Toto Wolff mengatakan selama akhir pekan F1 GP Spanyol, beberapa staf telah meninggalkan divisi mesin HPP Mercedes. Sedangkan, sebagian besar tetap setia meskipun ada tawaran uang besar yang diberikan Red Bull.

“Secara internal, cukup baik untuk melihat orang-orang yang benar-benar setia, yang telah mendapat penawaran jumlah yang jauh lebih besar. Melihat kesetiaan dan integritas dengan cara tertentu telah mengukuhkan nilai-nilai grup ini,” tutur Wolff.

“Ada beberapa orang ahli yang didekati. Diberikan cek dalam jumlah besar dan bahkan mereka belum memikirkannya dua kali. Tapi, mereka memilih tetap tinggal karena menyukai lingkungan kerja di sini dan mereka menyukai apa yang kami perjuangkan.

“Ini adalah perusahaan yang bagus, dan kami telah membuktikan bahwa ini adalah lingkungan yang baik untuk bekerja dan sejahtera. Itu merupakan sesuatu yang membuat saya sangat bangga dengan organisasi di Brixworth.”

Lewis Hamilton, Mercedes W12, di pit

Lewis Hamilton, Mercedes W12, di pit

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Wolff Sebut Pembalap Muda Berbakat Selain Verstappen
Artikel berikutnya Williams Sambut Balapan F1 Ke-750 dengan Kejutan Spesial

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia