Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Wolff Tak Biarkan Garasi Mercedes Terbagi Dua

Bos Mercedes, Toto Wolff, menegaskan tidak pernah mengizinkan jika garasi dibagi menjadi dua tim terlepas dari semua pertikaian di antara para pembalapnya di Formula 1.

Toto Wolff, Team Principal and CEO, Mercedes-AMG

Menjalankan sebuah tim yang telah memenangi delapan gelar juara dunia konstruktor secara beruntun di Formula 1 adalah sebuah tantangan, namun Toto Wolff berhasil mengatasi semuanya, mulai dari pertikaian di antara para pembalapnya hingga penarikan diri atau rekrutan yang tidak terduga, seperti saat Nico Rosberg memutuskan untuk keluar dari kategori ini setelah dinobatkan sebagai juara musim 2016, atau saat Lewis Hamilton bergabung dengan Ferrari mulai F1 2025.

Namun, pria asal Austria ini mampu menjaga Mercedes sebagai satu kesatuan, di mana, seperti yang ia ungkapkan dalam sebuah wawancara di mana Zac, seorang bocah berusia 13 tahun yang juga menjadi bintang tamu di Sky Sports F1 dan mengajukan pertanyaan,.

Wolff menerangkan bahwa ia tidak pernah mengizinkan garasi terpecah. "Saya tidak pernah mengizinkan garasi terpecah menjadi dua tim,”jawabnya.

"Itu satu, para pembalap memiliki tujuan yang sama dengan tim, tetapi saya juga tahu bahwa mereka memiliki satu tujuan, yaitu memenangi kejuaraan dunia dan mengalahkan rekan setimnya.

Baca Juga:

Bos tim yang bermarkas di Brackley juga mengatakan bahwa ia tidak pernah menyalahkan seseorang ketika terjadi kesalahan, karena itu akan mengganggu stabilitas grup.

Toto Wolff lebih suka mengangkat tangannya dan menunjukkan bahwa dia melakukan kesalahan daripada menanamkan rasa takut dalam tim.

"Ketika ada masalah, itu salah saya. Jika seorang mekanik gagal, itu adalah kesalahan manusia, terkadang orang tersebut belajar dengan alat yang tidak tepat, dan itu adalah kesalahan saya, seperti, misalnya, jika salah satu dari senjata itu (untuk mengganti ban) tidak sesuai dengan pekerjaannya, atau kegagalan dalam organisasi,”ia menerangkan.

"Kami bersama-sama dalam sebuah tim untuk melakukan yang terbaik dengan keahlian kami, dan kami menyalahkan masalahnya, bukan orangnya. Kami menciptakan lingkungan di mana tidak ada rasa takut, karena dengan rasa takut, orang tidak berani berbicara atau menunjukkan hal-hal yang tidak berjalan dengan baik.”

Suami Susie Wolff itu tidak ingin menunjukkan kesalahan pembalapnya ketika terjadi kesalahan.

"Pertama-tama, saya pikir sudah menjadi sifat para juara yang hebat untuk melihat diri mereka sendiri dan melihat di mana kesalahan mereka dan mengapa cara mengemudi mereka tidak baik. Jika mereka melakukan kesalahan, mereka akan berpikir tentang bagaimana mereka dapat melakukan yang lebih baik di lain waktu, dan saya tidak akan pernah menyalahkan pembalap, saya akan selalu mendukung mereka jika mereka melakukan kesalahan,” pungkasnya.


 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Davide Brivio Akan Gunakan Pengalamannya di F1 untuk MotoGP
Artikel berikutnya Verstappen: Tak Perlu Panik soal Mesin Red Bull di F1 2026

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia