Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Yuki Tsunoda: Saya Tidak Percaya Lagi kepada FIA

Pembalap AlphaTauiri, Yuki Tsunoda, kehilangan kepercayaan kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA) usai mengetahui aturan terus berubah-ubah. Ia menyoroti perubahan regulasi dalam garis masuk dan keluar pit Formula 1.

Yuki Tsunoda, Scuderia AlphaTauri

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Saat Grand Prix Monako, Ferrari melayangkan protes kepada FIA setelah menyaksikan pembalap Red Bull Racing, Max Verstappen, menginjak garis tersebut. Keluhan mereka dimentahkan oleh regulator dengan alasan ada perubahan dalam buku aturan 2022.

Mulai musim ini, pembalap bisa melintasi garis masuk dan keluar pit asalkan ban tidak sepenuhnya melebihi batas tersebut.

Sebagai pembalap yang diganjar dua kali penalti karena menginjak garis masuk pit musim lalu, Tsunoda tentu saja kesal. Dengan sinis, ia berkomentar tak yakin bakal lolos dari hukuman seperti Verstappen kalau dirinya yang melanggar.

“Saya tidak percaya FIA. Setiap kali superinkonsisten. Saya sudah dapat empat teguran dan terakhir kali di Monako, saya tidak tahu kenapa,” ujarnya.

“Maksud saya, tak bagus membahas apa yang dilakukan pembalap lain, tapi ada pembalap lain yang melakukan hal lebih buruk dan mereka tak diinvestigasi, di mana pada balapan lain, FIA langsung jadi sangat kaku atau seperti itu.

Baca Juga:

“Jadi mungkin kalau ada seseorang melintasi garis putih, akan ada penalti untuk beberapa balapan. Bagi saya, saya hanya akan berpegang pada regulasi atau seaman mungkin agar tidak mengalami masalah.

“Jadi saya tidak berpikir, ‘Okay, Max dan Checo lewat garis terakhir kali di Monako, jadi kami bisa melakukannya.’ Saya kira setiap kali itu berbeda.”

Dalam GP Monako, Tsunoda mendapat peringatan keempat  musim ini karena dianggap menghalangi pembalap Haas, Kevin Magnussen. Satu pelanggaran lagi, pembalap Jepang itu otomatis harus mundur dari posisinya di grid.

Berbicara tentang aturan, tentu saja bakal menyangkut pada direktur balapan. Musim ini, NIels Wittich dan Eduardo Freitas yang memikul tanggung jawab tersebut.

Tsunoda mengakui ada perbedaan gaya penanganan balapan antara Michael Masi dan kedua penggantinya.

“Ini adalah direktur balap yang jauh berbeda. Saya tidak mengatakan hal negatif sepenuhnya, karena bagus juga mereka mencoba membuat keputusan konsisten dan seadil mungkin dengan seluruh tim. Contohnya, garis putih pembatas trek lebih jelas,” ia mengungkapkan.

“Tapi, ada hal lain, seperti insiden saat balapan atau manajemen lalu lintas dan hal-hal seperti itu, saya kira Michael Masi lebih punya banyak pengalaman. Saya perlu menunggu beberapa waktu untuk membiasakan diri atau memiliki pengalaman lebih untuk mendapat data bagus sebelum membuat aturan yang bagus. Jadi hingga itu terjadi, saya hanya harus bertahan agar tak dapat penalti.”

Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT03

Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT03

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Magnussen memiliki pandangan serupa dengan Tsunoda terkait memberi waktu untuk kedua direktur baru. Pasalnya, mereka datang dari kompetisi berbeda.

“Saya kira jelas bahwa ada rotasi dan datang orang-orang baru di FIA. Akan ada beberapa pengembangan pastinya. Sekarang, mereka mungkin menemukan grip dengan pekerjaan baru. Anda harus memberi mereka waktu untuk memikirkan semua,” katanya.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Steiner Ultimatum Schumacher agar Tidak Rusak Mobil Lagi
Artikel berikutnya Gasly Pertimbangkan Opsi Lain Usai Perez Perpanjang Kontrak

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia