Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Kolom Fittipaldi: Tidak ada lagi peluang untuk membuat kesalahan

Dalam kolom terbarunya untuk Motorsport.com, Pietro Fittipaldi menceritakan tentang perjalanannya dalam dua seri Formula V8 3.5 musim ini. Ia belum bisa finis dalam posisi podium, meski sudah meraih tiga posisi pole.

Pietro Fittipaldi, Lotus

Pietro Fittipaldi, Lotus

Dutch Photo Agency

Pietro Fittipaldi, Lotus
Pietro Fittipaldi, Lotus
Pietro Fittipaldi, Lotus
Pietro Fittipaldi, Lotus
Pietro Fittipaldi, Lotus
Pietro Fittipaldi, Lotus
Pietro Fittipaldi, Lotus

Setelah gagal meraih podium di Spa-Francorchamps dan Monza, saya berada dalam posisi berbeda dibandingkan saat meraih dua kemenangan di Silverstone.

Saya tampil sangat cepat, hampir meraih seluruh posisi pole – raihan kualifikasi saya satu kali di posisi kedua dan tiga kali di posisi pertama.

Jika seseorang tidak tahu apa yang kemudian terjadi dalam balapan, pastinya akan berpikir 'Ya, orang ini setidaknya akan memenangkan salah satu balapan atau tiga kali finis di podium. Tapi setelah meraih tiga pole, saya bahkan tidak bisa finis di posisi podium dan inilah bagian tergilanya.

Saya melakukan segala upaya terbaik untuk terus memperbaiki cara start, karena bagian ini menjadi titik terlemah.

Agak sedikit rumit, tapi saya berusaha menyelesaikan masalah ini, saya bersama tim melakukan yang terbaik. Saya sudah memiliki rencana apa yang harus dilakukan.

Muncul masalah pada kopling

Saat di Spa, saya meraih hasil bagus di kualifikasi. Posisi kedua di balapan pertama dan meraih pole untuk balapan kedua.

Sayangnya di race pertama, kopling mobil kepanasan dan sistem anti-stall aktif saat start.

Setelah itu dengan tingkat downforce yang dimiliki, saya kira akan bekerja baik. Ternyata sangat rendah dibandingkan dengan pembalap lain yang memiliki tingkat downforce medium.

Karena itu saya memiliki catatan waktu yang sangat lamban – sekitar dua detik per lap - sehingga balapannya berjalan sulit dan hanya bisa finis kedelapan.

Menuju balapan kedua, saya tahu apa yang harus dilakukan. Menggunakan setelan tingkat downforce yang benar, saya memulai balapan dari pole dan memimpin di putaran pertama dengan membuat jarak sekitar dua detik.

Rencananya adalah melakukan pitstop yang baik, kembali ke trek – dan setelah itu seharusnya menjadi lebih mudah untuk memenangkan balapan.

Sayangnya ketika saya sampai di pit, berhenti dengan tepat, kru memasang ban dengan baik, tapi saat melepaskan kopling, kemudian mobil mogok dan terjadilah bencana.

Laju mobil sangat memungkinkan meraih kemenangan, namun harus berjuang kembali dalam klasemen kejuaraan karena semua pembalap meraih poin.

Masalah yang sama kembali muncul di Monza

Saat Race 1 di Monza, saya kembali mengalami masalah dengan kopling yang kepanasan. Saat melepaskan kopling, ban belakang langsung spin. Kemudian mobil terasa sangat agresif jadi saya tidak bisa mengendalikannya.

Menuju tikungan pertama, saya mencoba mengatasi masalah ini. Lalu terlibat pertarungan ketat dengan Alfonso [Celis], jadi saya harus sedikit melebar ke kerb dan hal ini memicu sistem anti-stall aktif di mobil saya.

Agar sistem mobil kembali normal, menghabiskan waktu sekitar dua sampai tiga detik atau lebih karena anda harus menurunkan posisi gigi dan melepas koplingnya.

Saya harus melakukannya sampai dua atau tiga kali agar mobil kembali berjalan, karena hal ini saat keluar dari tikungan kedua mobil saya masih berjalan lambat. Kemudian [Damiano] Fioravanti menabrak dan membuat ban belakang bocor.

Setelah harus masuk pit dan kehilangan waktu satu menit, pasti anda ingin terus melaju secepat mungkin, agar bisa mencetak lap tercepat dalam balapan, hal ini yang kami lakukan. Juga menunggu periode safety car namun pada akhirnya tidak terjadi.

Strategi tidak bekerja baik di Race 2

Start saya di Race 2 tidak terlalu buruk, namun harus menghindari tabrakan saat keluar dari tikungan kedua dan harus kehilangan beberapa posisi. Kemudian saya bangkit kembali untuk meraih posisi kedua.

Saya mencoba mengejar Roy [Nisaany], yang berada di posisi pertama. Kemudian safety car turun ke trek. Rekan setim saya Rene [Binder] sudah melakukan pitstop sebelumnya, jadi ia meraih kemenangan dalam balapan ini.

Strategi saya adalah untuk pit sebelum atau sesudah Roy. Laju saya lebih cepat dari dia, namun tidak bisa melewatinya karena tidak ada DRS yang tersisa.

Kami berpikir jika pit pada lap yang berbeda dari dia, saya bisa melakukan satu atau dua lap tambahan yang lebih cepat. Kemudian saya akan melewatinya setelah pit stop.

Lalu Alfonso melintir di tikungan Ascari, engineer saya melihat kejadian ini berpikir akan muncul periode Safety Car, jadi ia menyuruh saya untuk "pit sekarang".

Saya yakin jika tim Roy akan melakukan hal yang serupa untuk masuk pit, jadi kami berdua akhirnya masuk pit pada saat bersamaan.

Tapi safety car tidak muncul. Mereka mengevakuasi mobilnya - yang cukup aneh karena mobilnya benar-benar berada di tengah trek dan dalam posisi yang berbahaya.

Namun mereka tidak ingin mengeluarkan safety car, jadi sayang sekali. Sejak saat itu, saya harus mencoba untuk melewati Roy tanpa DRS, jadi tidak mungkin melakukannya.

Ketika saya bersama Roy melewati Ascari, bendera kuning ganda berkibar, dan saya mengira jika ia merasa safety car akan turun. Dia melambat secara drastis dan saya tidak bisa melewatinya karena dalam kondisi bendera kuning.

Karena ini, saya kehilangan sekitar dua atau tiga detik. Ketika rekan setimnya Yu Kanamaru masuk pit beberapa lap kemudian, ia kembali ke trek tepat di depan saya.

Saya juga tidak memiliki jatah penggunaan DRS lagi, sehingga tidak bisa melewatinya. Saya mencoba memberi tekanan pada Kanamaru agar ia membuat kesalahan tapi hal itu tidak cukup.

Fokus pada balapan berikutnya

Karena tidak ada lagi peluang lagi untuk melakukan kesalahan, kami harus terus berusaha dan memperbaiki bagian yang belum baik. Dan juga bagian yang telah berjalan dengan baik - tampil cepat, meraih posisi pole – kami harus terus mempertahankannya.

Mudah-mudahan posisi klasemen akan berubah, semuanya akan dimulai lagi dan kita akan bisa meraih kemenangan lagi.

Sepeti yang selalu kakek saya katakan: "Belajarlah dari apa yang terjadi, tapi pikirkan juga hari ini dan fokus pada apa yang akan terjadi selanjutnya." Akan selalu ada balapan lain, jadi sekarang kami harus fokus pada balapan selanjutnya.

Kejuaraan ini baru berlangsung 3 seri dan masih tersisa 6 seri kedepan.

Saya yakin bisa kembali ke puncak klasemen, kami tampil tercepat dan akan berusaha keras. Saya yakin kami akan berada di sana.

Balapan berikutnya berlangsung di dua sirkuit yang sangat saya sukai - Jerez dan Motorland Aragon, dimana kami tampil sangat cepat dalam sesi tes.

Cuaca Spanyol cukup hangat di pertengahan musim panas, sehingga tingkat degradasi ban akan menjadi faktor penentu selama balapan. Bahkan saat kualifikasi, saya merasa hanya akan memiliki satu atau dua lap yang bagus dengan ban baru.

Jadi, itulah aspek lain yang harus diperhatikan, tapi saya pikir kami akan tampil cepat dan bisa melakukan pekerjaan dengan baik.

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia