Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Kolom Leclerc: Dari posisi 14, raih kemenangan pertama di F2

Dalam kolom pertamanya untuk Motorsport.com, Pembalap junior binaan Ferrari Charles Leclerc menceritakan kembali debut perdananya yang mengesankan di FIA F2. Ia meraih kemenangan pertama pada Sprint Race FIA F2 di Bahrain.

Race winner Charles Leclerc, PREMA Racing

FIA Formula 2

Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Powerteam
Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Polesitter Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Start: Charles Leclerc, PREMA Racing leads
Race winner Artem Markelov, RUSSIAN TIME, third place Charles Leclerc, PREMA Racing
Race winner Charles Leclerc, PREMA Racing
Race winner Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing
Charles Leclerc, PREMA Racing takes the win
Charles Leclerc, PREMA Racing takes the win

Menuju balapan pertama saya di Formula 2 yang digelar di Bahrain, saya dan tim tentu saja berharap bisa meraih kemenangan. Namun fokus utama saya adalah untuk mencetak sebanyak mungkin poin, dan tidak terlalu jauh dari pemimpin balapan.

Saya tahu jika mobil Prema Racing bagus – hasil musim lalu membuktikannya – namun sesi pramusim di Sakhir memprediksi balapan akan berjalan tidak mudah.

Kami terlihat cukup kompetitif pada satu putaran, namun sedikit kesulitan pada simulasi balapan. Tingkat degradasi ban sangat tinggi – ban tentu saja, menjadi faktor kunci dalam kejuaraan ini, dan Bahrain adalah trek yang tersulit dalam kalender musim ini.

Saya harus menyesuaikan gaya mengemudi. Di GP3, anda bisa menggeber ban sedikit lebih banyak dan ban memiliki sedikit “ingatan”. Pada GP2, segala kesalahan yang anda buat pada awal stint akan merugikan anda di bagian akhir.

Dari sesi tes ke balapan, kami bekerja keras dalam aspek ini. Tentu, hal ini adalah kejutan bagus bagaimana semuanya berjalan.

Pole dengan selisih 0,7 detik

Setelah putaran pertama di kualifikasi, kami berada di posisi terdepan, namun saya tidak merasa senang dengan lap ini. Jadi pada percobaan kedua, saya mencoba keluar pada tengah sesi, bebas dari hambatan dan tanpa ada masalah.

Saya tahu jika percobaan kedua berjalan bagus sebelum melintasi garis, namun setelah melihat catatan waktu, saya terkejut bisa secepat itu. Mobil terasa sangat menakjubkan. Teknisi sejujurnya memberi saya mobil yang sempurna – Saya tdak berpikir pernah mengendarai mobil sesempurna ini, sangat tidak bisa dipercaya bisa diraih pada satu lap.

Menjelang akhir, sesi sedikit terasa tegang namun kami tidak mengkhawatirkannya. Anda tidak pernah tahu apa saja bisa terjadi dalam balapan. Kami merasa jika putaran tadi sangat bagus dan kemudian pembalap lain sedikit terganggu karena bendera kuning dari insiden antara Gustav Malja dan Nabil Jeffri.

Jadi saya berada di posisi pertama untuk debut pada balapan F2 sehari kemudian, dan saya mengawali balapan cukup baik – yang saya rasa tidak yakin tentang hal ini pada awalnya. Memulai balapan dengan mobil GP2/11 sangat sulit; anda perlu untuk mengatur pedal akselerator cukup banyak. Saya tidak terlalu berpengalaman dengan hal ini – di GP3 anda hanya perlu melaju keluar.

Setelah dua lap, Norman Nato mengambil alih posisi terdepan, namun saya mampu berada di belakangnya tanpa menguras performa ban terlalu banyak. Pada suatu titik, saya merasa yakin dengan ban dan melewatinya, kemudian mencoba untuk menambah sedikit jarak.

Namun pada akhir dari stint pertama, kami berada pada posisi yang sulit. Ada dua masalah – Artem Markelov mulai mendekat dan Norman berusaha untuk melemahkan saya.

Kami harus bereaksi – pada saat itu, saya memutuskan masuk pit karena merasa ban mulai aus, namun keputusan itu ternyata kurang tepat. Bahkan jika saya masuk pit pada lap yang diinginkan, kami akan disusul oleh Norman juga.

Pada akhirnya kami finis di posisi tiga, dan kami cukup senang dengan hasil ini.

Mengejar posisi pertama

Setelah Feature Race, kami melihat kemungkinan strategi untuk Sprint Race dan menyadari jika strategi satu stop adalah pilihan tepat. Di atas kertas, strategi ini terlihat menjadi opsi yang tepat. Namun pada 5 lap pertama, saya masih mengendarai mobil seperti akan mengakhiri balapan dengan satu set ban.

Engineer dan saya sendiri sepakat dengan hal ini, jika melakukan start yang baik, strategi satu stop menjadi pilihan tepat – karena saya bisa mendapatkan udara bersih dan membuat jarak. Jika start kurang baik, tidak akan masuk akal untuk berusaha keras di tengah barisan pembalap lain.

Namun dari posisi enam saya berhasil ke posisi tiga saat start, setelah periode safety car saya bisa melewati Alex Albon dan Luca Ghiotto. Akhirnya saya memutuskan untuk menggeber mobil.

Setelah melakukan pit stop, jarak dengan pembalap terdepan sangat besar, sekitar 26 detik. Ada 9 lap yang tersisa dan saya harus melewati 13 mobil. Sejujurnya saya mengira jika kami membuat keputusan yang salah.

Kemudian, saya memutuskan untuk tetap berkonsentrasi melakukan hal yang terbaik yang bisa dilakukan dan tidak khawatir dengan posisi kami berada saat itu.

Sejujurnya sangat menyenangkan namun saya sedikit beruntung – beberapa pembalap tahu jika saya berada dalam strategi yang berbeda jadi mereka tidak benar-benar mencoba untuk bertarung dengan saya. Namun, tentu saja sebuah tantangan untuk melewati pembalap lain, ketika menjaga agar catatan waktu tetap baik – tampak mudah di televisi, namun hal ini tidak mudah.

Saya tidak mempercayai jika bisa memenangkan balapan hingga 3 lap terakhir. Pada lap terakhir, setelah melewati Oliver Rowland untuk posisi kedua, sebenarnya saya bingung dengan pemimpin balapan Ghiotto dan rekan setimnya Markelov – pembalap lain yang menggunakan strategi satu stop di balapan ini.

Saya mengira jika mereka berada di depan, dengan ban baru, dan saya bersiap untuk finis di posisi kedua. Namun saya memangkas jarak sangat cepat dan melewatinya di tikungan 4 – saat dimana saya menyadari jika Ghiotto dan bannya sudah mulai turun performanya.

Optimis menghadapi seri Barcelona

Kami benar-benar tidak menyangka dengan raihan bagus di Bahrain – memimpin klasemen, dua podium, satu kemenangan, kejutan yang sangat baik.

Balapan berikutnya di Barcelona, sirkuit yang telah kami coba saat tes pramusim, saya senang dengan hasil tes di sirkuit ini.

Kami cukup baik pada saat kualifikasi, dan tampil sangat baik pada balapan di Bahrain, jadi saya tidak melihat alasan apapun untuk penurunan performa.

Dan pada simulasi balapan, berjalan sangat positif di Barcelona, dengan tingkat degradasi ban nampak lebih mudah untuk dikelola.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Analisis: Rio Haryanto vs Stoffel Vandoorne di Bahrain 2015
Artikel berikutnya F2 Barcelona: Leclerc tercepat di latihan, Gelael posisi ke-14

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia