Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Manajemen Ban Kunci Sukses Piastri

Juara Formula 3 2020, Oscar Piastri, membuka kans untuk menaklukkan level lebih tinggi. Ia meraih kemenangan di sprint race F2 Bahrain berkat manajemen ban yang bagus.

Oscar Piastri, Prema Racing, leads Liam Lawson, Hitech Grand Prix

Oscar Piastri, Prema Racing, leads Liam Lawson, Hitech Grand Prix

Mark Sutton / Motorsport Images

Pembalap Prema Racing itu mendeskripsikan balapan perdananya di Formula 2 sangat gila. Guanyu Zhou tampak sulit dijangkau karena konsisten berada di posisi terdepan.

Keluarnya safety car usai insiden di lap ke-15 menjadi momentum masuk pitstop dan mengganti ban. Piastri bangkit dan memangkas gap dengan semua yang di depannya. Ia pun makin haus kemenangan pada lap terakhir sehingga berusaha keras melibas Guanyu dan Christian Lungaard.

Pilot Australia tersebut menghembuskan napas lega ketika memasuki garis finis. Ia melintasi 23 lap dalam 46 menit 19,610 detik.

“Terlepas dari itu balapan kedua atau terakhir yang saya selesaikan di F2, itu merupakan balapan tergila yang pernah saya alami. Kemenangan paling gila yang saya dapatkan. Saya berterima kasih kepada tim, tentu saja pit stop di akhir adalah langkah yang bagus,” katanya dikutip dari situs resmi Formula 2.

“Kemudian, saya membuat manuver bagus dan menempatkan saya pada posisi bagus dan di sini kami di podium tertinggi.”

Meski usianya baru 19 tahun, Piastri tidak gegabah. Ia memperhitungkan dengan matang pergerakannya dan berusaha menjaga kepala dingin. Penggunaan ban dalam momen tepat, mengingat temperatur tinggi di Bahrain, sangat membantu.

“Saat saya menggunakan ban keras, sungguh mudah menjaga kepala tetap kalem karena saya berada di belakang! Tapi ketika kami memasang ban lunak dan saya berada di posisi kedelapan, saya tahu hanya ada empat atau lima mobil di depan yang menggunakan kompon serupa. Jadi saya tahu kami berada di spot bagus,” ia menjelaskan.

Baca Juga:

“Lalu saya melewati Roy Nissany dan Ralph Boschung saat lomba dimulai lagi. Setelah itu, saya hanya melihat dua mobil di depan. Saya tak tahu apa yang terjadi pada Juri Vips, tapi jelas kalau ada sesuatu yang rusak. Kemenangan muncul di depan mata dengan dua lap tersisa.

“Saya bisa melihat Zhou berjuang dengan ban lunak sepanjang jalan. Saya dapat melewatinya, kemudian harus berurusan dengan Christian, sehingga itu seperti Sandwich Alpine. Itu gila. Sejujurnya, saya masih berproses.”

Sebagai rookie, Piastri mempercayakan segala keputusan teknis pada para mekaniknya, termasuk pergantian ban. Ia pun berusaha menerapkan strategi yang dibuat tim sebelum balapan.

“Engineer menanyakan bagaimana ban saya, lalu saya jawab cukup baik. Kemudian, yang saya tahu, saya masuk ke pit. Saya tidak tahu di mana kami akan keluar tapi yang jelas tim punya ide lebih baik daripada saya. Jadi saya percaya kepada mereka,” tuturnya.

“Prema membuktikan lagi bahwa mereka adalah tim hebat. Strategi seperti ini membuat mereka dikenal jadi saya yakin penuh kepada mereka.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hukuman Dibatalkan, FIA Pastikan Lundgaard Raih Podium di Bahrain
Artikel berikutnya Hasil Feature Race F2 Bahrain: Zhou Kalahkan Ticktum

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia