Percuma Jadi Juara F2 dan F3 jika Gagal ke F1
Mark Webber menilai feeder series Formula 2 serta Formula 3 menjadi tak ada artinya, jika sang kampiun dari dua kejuaraan gagal menembus Formula 1.
Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images
Sepanjang berdirinya F2 dan F3 (dulu bernama GP2-GP3), sudah terbukti sukses melahirkan pembalap muda nan bertalenta. Sebut saja Charles Leclerc, George Russell, hingga Mick Schumacher.
Namun, tidak semuanya jebolan Formula 2 serta Formula 3 dengan mudahnya mengamankan kursi F1. Yang terbaru adalah Oscar Piastri. Sukses merengkuh gelar 2021, driver muda Australia itu harus menganggur musim deoan.
Piastri memang telah dikontrak Alpine sebagai pembalap cadangan untuk 2022, menggantikan Daniil Kyvat. Kendati demikian, dengan perannya ini, dia tidak akan banyak menghabiskan waktu menjadi race driver Formula 1.
Apa yang terjadi pada Piastri sebenarnya tak berbeda jauh dialami Nyck de Vries. Meski sukses juara F2 2019, pemuda asal Belanda itu juga tidak berada di grid balap jet darat. Padahal dia berhasil mengalahkan Nicholas Latifi.
Tetapi, De Vries setidaknya masih jauh lebih beruntung ketimbang Piastri. Mercedes mendapuknya sebagai pembalap cadangan dan penguji. Selain itu, The Silver Arrows menurunkannya di ajang Formula E.
Manajer dan mentor Piastri, Webber, pun mengatakan pembalap ini harus berada di urutan pertama ketika kursi Formula 1 tersedia.
“Anda akan percaya begitu, jika tidak, semua orang di Formula 2 dan Formula 3 membuang-buang waktu mereka,” ucapnya mengutip Speedcafe.
“Jika Anda memiliki seseorang yang mengalami apa yang dilakukan Oscar, apa gunanya melakukan apa yang dia lakukan jika Anda pada akhirnya tidak lulus?
“Saya pikir ini masalah kapan, bukan jika. Bukan dengan cara yang arogan, hanya saja harus seperti itu.”
Lebih lanjut, Webber menekankan bahwa Formula 2 dan Formula 3 sudah berjalan sangat baik, menjadi wadah bagi para pembalap muda yang meniti karier di balap mobil single-seater.
Hanya saja, dia lagi-lagi menyoroti kegagalan Piastri yang gagal bersaing memperebutkan posisi dalam Formula 1, alias kalah dari rekannya sesama pembalap di Alpine Academy, Guanyu Zhou.
Piastri sempat dirumorkan bakal gabung dengan Alfa Romeo. Pada akhirnya, kursi itu diambil alih oleh Zhou, yang menempati peringkat ketiga klasemen kejuaraan Formula 2 2021.
“Sistemnya bekerja dan saya tahu Stefano Domenicali (CEO Formula 1) ada di sana,” kata Webber.
“Dia tahu bahwa Oscar benar-benar harus mendapatkan buah dari kesuksesannya melalui kategori junior. Dan jelas Alpine, serta semua kategori junior tahu bahwa itu adalah sesuatu yang perlu ditangani.
“Oscar seharusnya, dan akan menjadi, yang pertama saat pasar (pembalap F1) dibuka.”
Mark Webber, Oscar Piastri dan Ann Webber
Foto oleh: Uncredited
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments