Ketika Rio Haryanto menang balapan GP2 dengan mobil rusak
Kemenangan kedua Rio Haryanto di GP2 Series dicetak secara dramatis. Meski mobilnya rusak setelah bersenggolan, ia berhasil menahan serangan 3 mobil termasuk Stoffel Vandoorne yang tampil dominan di musim 2015.
Juara balapan Rio Haryanto, Campos Racing
GP2 Series Media Service
Untuk mengetahui betapa fenomenalnya kemenangan Rio di sprint race Austria, silahkan dengarkan juga pendapat dari Alex Jacques dan Jolyon Palmer (pembalap F1 di tim Renault sejak 2016) yang menjadi komentator TV pada waktu itu.
"Sebuah kemampuan mengemudi yang menakjubkan dari Rio Haryanto! Salah satu kemampuan defensif terbaik dalam sejarah GP2!" ujar Jacques ketika Rio melintasi garis finis.
"Anda pantas menjuarai balapan, Rio Haryanto. Sesuatu yang istimewa untuk menahan [Artem] Markelov dan kemudian [Stoffel] Vandoorne.
"Anda bisa mengerti jika itu terjadi di Monako yang jelas terkenal sangat sulit untuk menyalip tapi di sini [bagi Rio untuk terus menangkis banyak serangan dengan mobil rusak], tentu sangat spesial," tambah Jacques.
Palmer pun berkomentar: "[Kemampuan] mengemudi yang fantastis... Mengemudi defensif yang hebat, kencang di saat yang penting, mencetak kemenangan yang sangat pantas ia dapatkan... Di sepanjang balapan itu ia tidak pernah tertantang oleh siapapun."
Dampak negatif dari kerusakan sayap depan
Mobil Rio mengalami kerusakan di bagian kanan sayap depannya, tepatnya bagian cascade kanan yang terlepas dari tiang penyangganya setelah bersenggolan dengan Markelov.
Fungsi utama cascade sayap depan adalah mengarahkan aliran udara supaya tidak menghantam roda depan sehingga bisa mengalir lebih efisien ke bagian-bagian mobil di belakangnya seperti sidepod.
Adapun beberapa dampak negatif dari kerusakan komponen tersebut adalah:
1. Berkurangnya kestabilan mobil dan munculnya getaran-getaran di setiap titik sirkuit
2. Kehilangan daya cengkeram yang dibutuhkan saat menikung
3. Kehilangan daya cengkeram yang dibutuhkan saat mengerem
4. Kehilangan daya cengkeram yang dibutuhkan saat berakselerasi
5. Kehilangan kecepatan karena tambahan hambatan angin (drag)
6. Semua hal di atas dapat berperan dalam memperpendek usia ban
Dengan berbagai masalah di atas, Rio bisa menjadi sasaran empuk bagi para pembalap di belakangnya, apalagi mengingat Red Bull Ring adalah sirkuit berkarakter relatif cepat, cukup lebar, dan memiliki dua zona aktivasi Drag Reduction System.
Meski demikian, Rio masih mampu beradaptasi dan mengubah gaya mengemudinya, termasuk menghindari penguncian roda saat mengereman keras di Tikungan 3 dan berakselerasi lebih awal di exit tikungan menanjak ke kanan tersebut.
Berikut press release resmi selengkapnya dari hari itu...
"Indonesia Raya" kembali Berkumandang di GP2 Series, Rio Haryanto Juara di Austria
SPIELBERG, AUSTRIA (21 Juni 2015) - Pembalap kebanggan Indonesia satu-satunya di kompetisi GP2 series, Rio Haryanto, berhasil menjuarai sprint race di Red Bull Ring, Spielberg, Austria. Memulai lomba dari posisi kedua, Rio kemudian sukses mengumandangkan "Indonesia Raya" di puncak podium. Masyarakat dunia pun kembali menjadi saksi ketangguhan pembalap asal Surakarta yang didukung oleh Pertamina tersebut.
Sesaat setelah balapan dimulai, Rio langsung menyodok ke posisi pertama dengan menyalip Nick Yelloly sebelum tikungan pertama. Yelloly sendiri kemudian terlibat kecelakaan dengan Alexander Rossi. Sementara itu, Rio melesat ke depan dan ditempel Artem Markelov dengan jarak 0,3-0,7 detik saja selama beberapa lap.
Pada lap 14, Markelov yang dipersenjatai Drag Reduction System (DRS) mencoba menyalip Rio dari sisi dalam menuju tikungan nomor 3 namun pembalap asal Rusia tersebut menyenggol Rio dan melebar ke gravel. Elemen atas sayap depan kanan Rio pun rusak sedangkan Markelov melorot ke belakang. Jika saja Rio tidak bereaksi dengan memberi ruang pada Markelov, maka Rio bisa saja ikut tersingkir dari perebutan juara.
Lepas dari serangan Markelov, Rio kemudian harus menahan tekanan dari Stoffel Vandoorne dengan kondisi mobil yang tidak sempurna. Hal ini semakin berat bagi Rio karena Vandoorne pun selalu berjarak kurang dari satu detik di belakangnya dan pembalap asal Belgia tersebut dapat menggunakan DRS di dua zona aktivasi dalam satu putaran.
Setelah 28 putaran yang ketat, akhirnya, Rio berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di posisi podium teratas. Rio kembali menunjukkan bakat dan keahliannya meski kondisi mobil tidak prima dan para pembalap di belakangnya terbantu oleh DRS. Ini adalah kemenangan kedua Rio musim ini setelah menjadi juara di sprint race Bahrain. Dukungan seluruh masyarakat Indonesia sangat berarti bagi Rio untuk berlomba di Kejuaraan Dunia Formula 1 tahun 2016.
Rio Haryanto: "Kunci kemenangan kali ini ada pada start saya yang berlangsung dengan baik. Meski demikian, balapan masih tersisa 28 lap. Saya mencoba membangun jarak di depan namun cukup sulit karena mobil di belakang yang berjarak kurang dari satu detik selalu menggunakan DRS. Saya harus mengemudi sebaik mungkin dengan menghindari kesalahan di bawah tekanan yang besar.
"Saat Markelov mencoba menyalip, saya awalnya membuka jalan baginya namun kontak tidak bisa dihindari. Sayap depan saya pun rusak dan sulit untuk melalui tikungan berkecepatan tinggi. Secara keseluruhan, saya sangat bahagia dengan hasil hari ini. Mudah-mudahan kemenangan selanjutnya datang. Terima kasih atas semua dukungan yang luar biasa."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments