Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Gelael jelaskan tantangan pembalap dari Indonesia

Pembalap Indonesia, Sean Gelael, menjelaskan berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh pembalap tanah air saat meniti karier di level internasional.

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sebenarnya ada ketertarikan yang besar di Indonesia terhadap motorsport. Ingat voting Driver of The Day pertama di Grand Prix Australia 2016. Orang-orang mengira mungkin Sebastian Vettel atau Lewis Hamilton yang menang, tapi ternyata akhirnya Rio Haryanto mendapat dukungan yang sangat luar biasa. Seberapa gila orang-orang Indonesia sebenarnya terhadap motorsport?

Sean Gelael (SG): "Sedang berkembang, pastinya sedang tumbuh. Indonesia tidak dikenal untuk motorsport, semuanya masih cukup baru di sana. Olahraga terbesar di sana masih sepakbola, seperti di semua tempat lainnya, dan di badminton kami cukup bagus. Saya rasa dengan bantuan lebih banyak pembalap dari Indonesia, semoga itu akan semakin membangun motorsport, bukan hanya untuk pembalap, tapi juga para penggemar bisa jadi lebih antusias, karier mereka lebih mengarah masuk ke motorsport, seperti engineering atau yang lainnya. Kami negara berpenduduk paling banyak keempat di dunia, kesempatan besar bagi motorsport untuk berinvestasi."

Apakah itu keuntungan besar bagi karier Anda karena Anda menjadi lebih menarik bagi tim-tim balap?

SG: "Semoga demikian. Anda tahu bagaimana balapan itu. Pada akhirnya, semuanya bisnis. Saya hanya akan mencoba fokus pada hal-hal kecil, balapan demi balapan, lap demi lap, dan pada akhirnya hal-hal besar akan datang."

Pembalap asal India, Arjun Maini, mengungkapkan bahwa jika tidak berasal dari Eropa, Anda harus tampil dua kali lebih baik dari sebelumnya. Apa Anda juga sependapat?

SG: "Ada dua hal. Satu: Tidak banyak kompetisi di Asia. Seperti Arjun dan saya, sulit mencari banyak kompetisi. Misalnya pada saat saya di karting, satu tahun hanya empat ronde di sirkuit yang sama. Sedangkan Di Eropa, mungkin ada tiga balapan dalam satu bulan. Jadi pertama, Anda harus mengumpulkan lebih banyak pengalaman dan belajar lebih cepat. Dan yang kedua, karena motorsport tidak terlalu besar [di Asia], Anda harus mengedukasi mereka. Pada akhirnya, ini olahraga dan semua orang ingin melihat hasilnya. Tak ada yang peduli jika Anda P12 atau P10 baik di musim pertama atau ketiga Anda. Pada akhirnya, orang-orang dari negara Asia seperti Arjun dan saya di mana motorsport tidak begitu besar, harus dibilang ini adalah 'proses edukasi'. Semoga nantinya Indonesia dan India bisa menjadi lebih dekat dengan Eropa sebagai negara motorsport."

Apakah berpartisipasi di ajang lain seperti WEC bisa membantu menjadikan Anda pembalap yang lebih baik khususnya pada fase karier Anda sekarang?
SG: "Setiap orang berbeda tapi jelas semakin banyak waktu mengemudi, semakin bagus karena Anda terus belajar. Semua orang belajar hal baru setiap hari. Perbedaan terbesar dengan Eropa atau negara-negara motorsport, mereka mulai dari usia sangat muda. Tak peduli seberapa banyak waktu untuk mengejar ketertinggalan sekarang, Anda akan selalu tertinggal. Saya sangat percaya, Anda harus fokus pada kejuaraan Anda, tidak terlalu berpikir ke mana-mana dan melakukan banyak tes lain untuk menghindari batasan peraturan [dari suatu kejuaraan]. Saya selalu yakin, lakukan semuanya dengan cara yang baik. Pada akhirnya, itulah keadaannya, kami hidup bukan dari negara motorsport. Ini bukan sebuah alasan. Semoga di masa depan, pembalap-pembalap lain dari negara kami tidak perlu melewati hal yang sama seperti kami. Mereka nantinya sudah bisa memiliki banyak balapan dari awal karier dan pengalaman menuju kategori formula lebih tinggi."

Selain rekan setim, apakah ada pembalap lain yang ingin Anda kalahkan?
SG: "Hanya Nyck [de Vries] saja. Tidak, saya bercanda! Saya rasa Anda harus mengalahkan semua orang. Ada banyak pembalap kuat tahun ini dan seperti yang Anda katakan, dengan mobil baru, tingkat persaingan lebih merata, akan sangat sulit, pertarungan ketat di lintasan. Saya rasa Anda hanya harus menjadi yang terbaik di antara mereka."

Wawancara eksklusif oleh Dominik Sharaf

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, walks the track

Sean Gelael, walks the track

Foto oleh: Sutton Images

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

Sean Gelael, PREMA Racing

Sean Gelael, PREMA Racing

Foto oleh: FIA Formula 2

10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ketika halo selamatkan nyawa pembalap Formula 2
Artikel berikutnya F2 Monako: Senggolan dengan Norris, De Vries tercepat di latihan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia