Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Merasa Tersesat, Alexander Sims Ingin Hengkang dari Formula E

Alexander Sims merasa seolah berada di kolam yang salah. Pembalap tersebut berniat untuk meninggalkan Formula E dan menentukan masa depannya dalam kompetisi lain.

Alexander Sims, Mahindra Racing

Alexander Sims, Mahindra Racing

Simon Galloway / Motorsport Images

Ketika direkrut BMW Andretti untuk diturunkan di FE 2018-2019, pilot Inggris itu menyambut gembira. Setelah mengukir prestasi apik di ajang GT, ia ingin mencicipi tantangan baru dengan mobil listrik.

Dua musim awal, ia menutup musim di peringkat ke-13. Namun, sempat menginjak podium tertinggi di Diriyah ePrix II 2019.

Setelah itu, Sims melompat ke Mahindra dengan ekspektasi tinggi. Tapi ternyata itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Kariernya kian redup. Walau menjadi runner-up di Roma E-Prix 2020, Sims bertengger pada posisi ke-19 klasemen. Musim ini, ia hanya lebih baik empat tangga tapi tak pernah tembus tiga besar. Balapan menyisakan empat seri lagi.

Situasi itu tentu saja membuatnya frustrasi. Tidak ada gunanya bertahan dalam kompetisi yang membuatnya kurang nyaman.

“Saya katakan itu sedikit feeling umum seluruh waktu di Formula E. Pada tahun kedua dengan BMW, dan akhir tahun pertama di BMW, hasilnya mula terlihat meski secara adil, keseluruhan musim pertama, pace tampak baik-baik saja,” ia menerangkan.

“Ada banyak kecelakaan dan hal-hal terjadi dalam balapan, hasilnya tidak berjalan sesuai keinginan. Namun ya, saya tidak pernah merasa nyaman 100 persen dengan mobil. Saya akhirnya merasa sedikit tersesat ketika melalui hari-hari balapan.

Baca Juga:

“Sejujurnya, saya kira banyak orang mungkin melakukan dengan baik. Namun, saya kembali ke balap ketahanan dan itu sesuatu yang sudah dikenal. Saya merasa lebih nyaman, lebih percaya diri. Secara umum, itu tampak, Anda tahu, level performa saya lebih tinggi dalam hal itu relatif terhadap orang lain yang bisa saya capai di sini sepanjang musim.”

Usia yang tidak muda lagi mendorong untuk mencari kenyamanan. Hal itu didapat ketika kembali ke Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC) di Nurburgring 24 Hours dan Le Mans.

Runner-up Kejuaraan GT Inggris itu mengungkapkan, “Pada titik tertentu, Anda berpikir bahwa saya tidak akan memiliki tahun-tahun balap yang tersisa. Itu tidak seperti saya berusia awal 20-an atau sesuatu.

“Saya memutuskan untuk fokus pada apa yang saya nikmati dari sudut pandang mengemudi dan olahraga. Ini memalukan karena saya suka dengan apa yang dimaksud Formula E. Saya sangat meminati mobil listrik dan kelestarian secara umum.

“Akan menyenangkan jika itu lebih cocok dari perspektif olahraga, tapi saya telah menghadapi kenyataan. Sekarang saatnya membuat perubahan pada diri sendiri.”

Di luar tes yang dilakukan pabrikan atas aturan powertrain baru dan uji coba kolektif, kesempatan pembalap duduk dalam kokpit sedikit. Kalau saja waktu untuk pilot lebih banyak berada di trek, akan menghasilkan lebih banyak prosesi.

Alexander Sims, Mahindra Racing, Mahindra M7Electro, Nyck de Vries, Mercedes Benz EQ, EQ Silver Arrow 02

Alexander Sims, Mahindra Racing, Mahindra M7Electro, Nyck de Vries, Mercedes Benz EQ, EQ Silver Arrow 02

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

Sims tidak menikmati format minimnya waktu duduk di mobil karena sulit mengetahui apakah masukannya sudah didengar tim. Perubahan aturan olahraga dan bagaimana mengendalikan mobil menjadi pertimbangan.

“Saya kira ada banyak aturan yang dikombinasikan untuk memberi situasi yang kami dapatkan di Formula E. Saya kira itu mungkin akan menjadi perubahan sederhana,” ia menjawab pertanyaan tentang kemampuan Formula E mempertahankan pembalapnya.

“Format keseluruhan tampaknya didesain untuk menciptakan inkonsistensi dan kemampuan melakukan kesalahan, yang mana dari luar itu bagus. Saya selalu mendukung pendekatan seperti itu untuk membuat hari balapan yang bersih.

“Untuk format balapan yang mereka miliki, saya kira itu menarik dari sudut pandang olahraga, tapi tidak menyenangkan jika saya melakukannya, bagi saya, pihak yang dihakimi dari tingkat performa dan hal lain.

Ia juga menyebut bahwa efek ban tapak yang kokoh cenderung terlalu panas daripada ban slick standar.

“Saya akan katakan bahwa hal yang menyulitkan adalah ban tapak, feeling terhadap ban tapak dan jika ban cepat panas. Rasanya berbeda dalam mobil balap jika dibandingkan dengan seri lain. Namun sejujurnya, banyak hal berbeda, jumlah perangkat lunak yang bekerja di mana kami harus melakukan optimalisasi,” ujarnya.

Alexander Sims, Mahindra Racing

Alexander Sims, Mahindra Racing

Foto oleh: Andreas Beil

“Dalam pekerjaan sebelum balapan, Anda datang kemari. Anda tidak punya waktu banyak untuk memverifikasi apakah benar atau tidak, cukup banyak Anda masuk ke balapan dan Anda mengetahui apakah Anda telah membut keputusan tepat atau tidak.

“Tentang peta wilayah dan peta hemat energi dan hal-hal yang Anda bawa ke sini. Itu hanya terasa seperti pertunjukan omong kosong, Anda tahu, cukup sering.

“Itu terjadi pada setiap tim. Itu sama dengan ketika saya bersama BMW dan mereka tim brilian. Saya kira hanya kurangnya waktu di trek, yang merupakan bagian dari mengapa Formula E juga bagus karena jika Anda punya level pengujian Formula 1, maka seluruh kru akan mengoptimalkan semua.

“Kemudian, itu menjadi sedikit lebih baik dari prosesi dan membosankan sepanjang musim. Jadi ya, itu saja. Tapi, saya memutuskan format tidak lagi berfungsi untuk saya.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kualifikasi Gagalkan Venturi Jaga Performa di New York E-Prix II
Artikel berikutnya Sam Bird: London E-Prix Akan Jadi Balapan yang Menarik

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia