Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Andretti Autosport Dukung Penuh Pembatasan Anggaran di Formula E

Sama seperti Formula 1, Formula E juga menetapkan anggaran lebih ketat mulai 1 Oktober 2022. Andretti Autosport sangat mendukung aturan tersebut.

Jake Dennis, Andretti Motorsport, BMW iFE.21

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Pandemi Covid-19 berimbas pada kondisi finansial para peserta kompetisi mobil listrik sehingga tiga pabrikan, seperti BMW, Audi dan Mercedes memilih mundur. Mereka ingin fokus pada program lain.

Untuk menjaga kelangsungan kompetisi, FE memperketat plafon pengeluaran tim permusim maksimal 13 juta euro (sekitar Rp208,8 miliar). Sementara anggaran pengembangan power train adalah 25 juta euro dua musim beruntun.

Melalui struktur biaya yang baru ini, pabrikan dan tim diharapkan punya stabilitas jangka panjang dan perencanaan keselamatan.

Situasi perekonomian diperkirakan membaik dalam dua tahun, sehingga Formula E berniat melonggarkan sedikit batasan menjadi 15 juta euro mulai 2024-2025. Angka itu sudah termasuk gaji pembalap.

Andretti yang ditinggal BMW tentu menyambut positif. Bos tim balap Amerika Serikat tersebut, Roger Griffiths, mengungkapkan bahwa mereka tak keberatan kalau pengeluaran lebih ditekan lagi.

“Itu tergantung pada ukuran organisasi Anda dan rintangan yang harus dihadapi agar sampai ke sana,” ujarnya.

“Kami merupakan organisasi yang rendah hati dan tidak ada lantai atas yang besar di atas kami. Bagi kami, itu adalah angka di mana kami dapat bekerja dengan sangat baik.

“Kami akan mendukung meski dengan batas lebih rendah karena kami akan memasukkan gaji pembalap dalam 13 juta euro itu.”

Baca Juga:

Setelah berpisah dengan BMW, otomatis Andretti menjadi tim independen Formula E, sama dengan keikutsertaannya di kategori lain, seperti IndyCar dan Extreme E.

“Bagi kami, ini artinya bahwa kami punya dua sumber pemasukan. Satu dari sponsor dan lainnya hadiah. Kami mengoperasikan program kami dengan model bisnis yang masuk akal,” ucapnya.

“Kami harus mendapatkan uang bersama-sama. Jadi jika kami perlu 10 juta euro agar bisa mengemudi, maka kami hanya akan menghabiskan itu.”

Griffiths memperlakukan sebuah tim seperti sebuah perusahaan. Ketika rugi, maka konsekuensinya adalah tim terpaksa mundur dari balapan.

“Andretti adalah sebuah perusahaan dan kalau kami dalam kondisi merah, kami akan menghilang secepatnya dari motorsport,” ucapnya.

“Tidak ada yang kami lakukan yang bisa membahayakan masa depan organisasi.”

Ketika ditanya apakah era Gen3 Formula E yang digulirkan musim 2022-2023, akan dipengaruhi pengurangan anggaran, Griffiths menilai tidak mungkin. Pasalnya, dana yang dibelanjakan masih cukup besar karena mobil versi terbaru dalam pengembangan dan sebelumnya tidak ada batasan.

Pengaruh budget limit baru dirasakan efeknya pada 2024-2025, ketika mobil dihomologasi.

Andretti Motorsport, garasi

Andretti Motorsport, garasi

Foto oleh: Andreas Beil

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Formula E Antusias Ancol Jadi Lokasi Balap Jakarta E-Prix
Artikel berikutnya Bakal Tinggalkan Formula E, Keputusan Mercedes Dipertanyakan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia