Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bakal Tinggalkan Formula E, Keputusan Mercedes Dipertanyakan

Co-founder Formula E, Alejandro Agag, tidak dapat memahami keputusan Mercedes yang akan angkat kaki dari kejuaraan dunia balap mobil listrik.

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, Mercedes-Benz EQ Silver Arrow 02, Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, Mercedes-Benz EQ Silver Arrow 02

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, Mercedes-Benz EQ Silver Arrow 02, Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, Mercedes-Benz EQ Silver Arrow 02

Andreas Beil

Jelang penentuan gelar juara di Berlin E-Prix lalu, Mercedes mengumumkan bakal meninggalkan Formula E pada akhir musim 2022, yang merupakan tahun terakhir regulasi Gen2.

Keputusan ini dibuat usai Mercedes beralih kepada penawaran jajaran mobil jalan listrik pada 2030, sebagai bagian dari investasi sebesar 34 miliar Poundsterling (setara 645,8 juta Rupiah).

CEO Mercedes Formula E, Toto Wolff, dan Team Principal, Ian James, akan terus maju dengan rencana untuk menemukan investasi swasta atau penjualan total tim balap yang berbasis di Brackley guna melanjutkan kejuaraan.

Berbicara kepada Motorsport TV, Agag mengungkapkan, bagaimana keputusan Mercedes untuk meninggalkan Formula E telah menempatkannya dalam situasi kebingungan.

“Bagi saya, saya tidak dapat memahami keputusan mereka. Itu hanya membingungkan saya. Mereka makin menjual mobil listrik. Mereka akan berhenti menjual mobil pembakaran di Inggris pada 2030,” ucapnya.

 

Dalam pengumuman resmi Mercedes, dijelaskan bahwa hengkang dari Formula E akan memungkinkan mereka untuk mengkonsentrasikan kegiatan motorsport di Formula 1.

Hal ini merujuk status balap jet darat sebagai laboratorium tercepat untuk mengembangkan dan membuktikan teknologi kinerja masa depan yang berkelanjutan serta terukur.

Agag pun menduga, alasan di balik keputusan Mercedes untuk keluar dari Formula E, lantaran The Silver Arrows ingin menjalani momen terakhir dengan mobil yang menggunakan mesin pembakaran balap.

“Untuk kembali ke balap pembakaran, mungkin mereka memiliki sedikit ‘tarian terakhir’,” kata Agag.

“Mereka ingin menikmati tahun-tahun terakhir pembakaran bahan bakar dan kemudian pada 2030 mereka mungkin akan kembali ke balap listrik. Mungkin sebelum itu.

“Tapi saya tidak bisa memahami keputusannya, walau itu tidak masalah.”

Baca Juga:

Mercedes bukan satu-satunya pabrikan yang akan hengkang. Audi dan BMW juga bakal angkat kaki. Kendati demikian, Agag menjanjikan lebih banyak pabrikan baru yang datang sambil menekankan nilai entri independen.

“Kami memiliki pabrikan lain yang akan segera bergabung,” tuturnya.

“Kami memiliki tim independen yang fantastis. Anda harus menyiapkan kejuaraan dengan tim independen. Formula E dalam kondisi sangat baik.”

Pengumuman tentang masa depan privateer Mercedes Formula E saat ini diyakini terjadi dalam beberapa minggu mendatang.

Sementara itu, kejuaraan dunia balap mobil listrik ini bakal mengundang pabrikan baru untuk memberikan masukan perihal regulasi Gen3.

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, Team Principal Ian James, Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, Team Principal Ian James, Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ

Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Andretti Autosport Dukung Penuh Pembatasan Anggaran di Formula E
Artikel berikutnya Porsche Ingin Kembangkan Baterai Mobil Formula E

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia