Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Marrakesh E-Prix Membuat Oliver Rowland Depresi

Pembalap Mahindra Racing, Oliver Rowland, mengungkapkan bahwa balapan Marrakesh E-Prix membuatnya depresi, walau sempat tampil mengesankan.

Oliver Rowland, Mahindra Racing, Mahindra M7Electro

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Mahindra Racing menerapkan strategi yang cukup agresif untuk Oliver Rowland pada Formula E Maroko itu. Hal ini membuatnya tampil mengesankan di awal balapan.

Rowland membuat beberapa keputusan yang kritis saat start balapan, di mana ia langsung merangsek ke posisi keempat dari posisi kesebelas.

Hal ini sontak membuat beberapa pembalap mempertanyakan konsumsi tenaga Rowland di fase pertama balapan. Para driver mengajukan pertanyaannya via pesan radio.

Dan ternyata, Mahindra memang menerapkan strategi yang agresif sejak awal balapan. Mereka ingin menggunakan energi lebih saat start, kemudian menyimpan daya di akhir balapan, seiring naiknya temperatur lintasan.

Rowland kemudian mengatakan bahwa balapan di bawah suhu terbatas membuat tim harus bisa memiliki strategi yang bisa beradaptasi dengan panasnya Marrakesh.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa Mahindra menginstruksikannya untuk mempertahakan kecepatan tinggi, sehingga ia bisa menyalip banyak mobil saat start.

Oliver Rowland, Mahindra Racing, Mahindra M7Electro

Oliver Rowland, Mahindra Racing, Mahindra M7Electro

Photo by: Sam Bloxham / Motorsport Images

"Itu memang strategi kami. Karena kami sudah tahu suhu di sini seperti apa, sehingga Mahindra menginstruksikan saya untuk mempertahankan kecepatan tinggi saya," tutur pembalap asal Inggris itu kepada Motorsport.com.

"Saya mengikuti instruksi tim. Intinya saya harus bisa lolos dari grup tengah, dan saya memulai balapan dengan cukup baik. Saya juga tidak mengonsumsi daya yang besar saat sampai di P4.

"Tapi, tim ingin saya tetap mempertahankan kecepatan saya, sampai akhirnya saya menderita sendiri. Balapan kemudian berubah menjadi balapan yang depresi dalam sepuluh lap terakhir."

Ya, pembalap 29 tahun ini mulai mengalami penurunan daya baterai, di mana panas sel melebihi batas optimalnya, sehingga ia tidak bisa menghasilkan daya sebanyak yang ia kira.

Dia juga menjelaskan insidennya dengan peraih pole, Antonio Felix da Costa, di mana keduanya melakukan kontak saat Rowland bersiap untuk menyalip, tetapi pembalap Inggris mengembalikan posisi tersebut.

Baca Juga:

"(Antonio Felix Da Costa) sedikit melebar, kemudian ia mengerem lebih cepat dari yang saya kira. Saya menyenggolnya dalam kondisi lockup," ia menjelaskan.

"Ini membuatnya kehilangan waktu dan saya pikir saya akan menerima penalti. Kemudian saya melihat (Jake) Dennis di sisi luar lintasan, jadi saya menghambat Dennis dan membiarkannya (Da Costa) lewat.

"Dia (Dennis) kemudian memberikan saya gestur negatif. Tapi saya rasa saya sudah menjadi seorang gentleman."

Kendati demikian, Rowland tetap mengaku puas dengan hasil yang ia raih. Mengingat, ia bisa finis di zona poin, yakni di P10, walau tetap mengatakan bisa mencetak poin lebih besar lagi.

"Saya optimistis bisa finis di P8. Saya juga seharusnya bisa menyalip Stoffel (Vandoorne) di lap terakhir. Tapi kami berdua kehilangan daya baterai di waktu yang bersamaan," katanya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Formula E Pertimbangkan Venue Baru di Amerika Serikat
Artikel berikutnya Bakal Pindah, Lotterer Harap Tetap Terlibat dengan Porsche FE

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia