Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Komentar pedas Red Bull terhadap Formula E

Konsultan tim Formula 1 Red Bull, Helmut Marko, membeberkan sejumlah alasan mengapa timnya sama sekali tak tertarik bergabung ke Formula E.

Sam Bird, Envision Virgin Racing, Audi e-tron FE05, Jean-Eric Vergne, DS TECHEETAH, DS E-Tense FE19, at the start of the race

Foto oleh: Joe Portlock / Motorsport Images

Sejak didirikan pada 2014, ajang balap formula serba elektrik ini memang telah menarik minat dari nama-nama besar motorsport seperti DAMS, Andretti, dan HWA. Bahkan sejumlah pabrikan mobil ikut mengantre untuk ambil bagian.

Red Bull, masuk ke F1 sebagai kompetitor pada 2005, mengaku sama sekali tidak tertarik untuk mengikuti tren tersebut. Padahal empat pembalap FE saat ini pernah tergabung dalam program junior mereka.

Ketika ditanya apa alasannya, Marko berkata kepada Motorsport.com, "Karena kami adalah puritan di motorsport.

"Sebagus-bagusnya kami dalam beriklan, terciptanya Formula E murni hanya sebagai tempat untuk beriklan para industri motorsport, untuk mengalihkan perhatian dari skandal diesel," ucapnya, merujuk pada skandal 'dieselgate' yang menimpa Volkswagen, grup yang menaungi dua tim FE, Audi dan Porsche (gabung musim keenam).

"Intinya, konsep mesin diesel sampai saat ini masih jauh lebih efisien. Di awal-awal, biayanya [untuk gabung Formula E] adalah delapan juta [euro], sekarang sudah lebih dari 20 juta. Jika pabrikan besar seperti Porsche dan Mercedes bergabung, maka itu akan naik lagi."

"Kemudian mobil-mobil Formula E seperti mobil Formula 3 yang dipasangi baterai seberat 400 kg.

"Ini bukan soal siapa pembalap tercepat, karena ini melibatkan lebih banyak manajemen energi ketimbang Formula 1 atau ajang-ajang balap lain.

"Mereka benar-benar melaju sangat lambat di trek. Hanya kelihatan bagus di sirkuit sempit dan berliku. Formula E hanya menang di pemasaran karena balapannya digelar di tengah kota.

"Coba tanyakan kekasih Anda, apakah dia ingin pergi ke Spa atau New York? Itulah konsep dasar Formula E, mereka menargetkan masyarakat luas. Tapi di TV hampir tidak ada perhatian dari publik.

"Hanya ada satu pemenang. Ketika anggaran menembus 40, 50 juta, setidaknya akan ada satu [pabrikan] yang kelima atau keenam.

"[Ketika itu terjadi] saya yakin euforianya akan hilang dengan cepat."

Ketika dihubungi Motorsport.com, Formula E enggan memberikan komentar tentang pernyataan Marko.

Pembalap BMW Andretti, Antonio Felix da Costa, pernah tergabung dalam program junior Red Bull antara 2012-13, mengatakan, "Ada banyak hal yang ketika dikombinasikan, membuat kompetisi ini begitu atraktif".

Walau ia tidak ingin menanggapi komentar Marko, da Costa berkata, "Ya, ini balap elektrik, dan jujur ketika saya pertama kali mencoba, saya tidak begitu menikmatinya. Tapi sekarang saya menyukainya," tukasnya.

Baca Juga:

Dr Helmut Marko, Red Bull Motorsport
Max Verstappen, Red Bull Racing RB14
Antonio Felix da Costa, BMW I Andretti Motorsports, BMW iFE.18 Jean-Eric Vergne, DS TECHEETAH, DS E-Tense FE19
Dr Helmut Marko, Red Bull Motorsport
Antonio Felix da Costa, BMW I Andretti Motorsports
Antonio Felix da Costa, BMW I Andretti Motorsports, BMW iFE.18
Antonio Felix da Costa, BMW I Andretti Motorsports, BMW iFE.18
Aksi balapan Formula E
  Sesi tanda tangan
Sébastien Buemi, Nissan e.Dams, Nissan IMO1
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Gasly tak ingin dinomorduakan Red Bull
Artikel berikutnya Terbaik ketiga, target mesin Honda di awal 2019

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia