Mitch Evans Sudah Kerahkan Segalanya demi Titel Formula E
Pembalap Jaguar TCS Racing, Mitch Evans, mengungkapkan kurangnya konsistensi menjadi penyebab di balik kegagalan menjadi juara dunia Formula E.
Foto oleh: Andrew Ferraro / Motorsport Images
Kendati terpaut 21 poin jelang balapan kedua Seoul E-Prix, Evans masih berpeluang menyegel titel. Syarat utama yang harus dilakukan adalah keluar sebagai pemenang lomba dan Stoffel Vandoorne tidak mencetak poin.
Tetapi, jalan terjal dihadapinya sejak kualifikasi. Evans hanya mampu mengamankan grid P13, sebaliknya Vandoorne nyaman menduduki start P4. Jelas situasi ini tak menguntungkan kubu Jaguar TCS Racing.
Evans memang berhasil finis ketujuh, namun Vandoorne naik podium kedua. Raihan itu pun sudah cukup mengantarkan sang pembalap Mercedes-EQ ke tangga juara dunia Formula E musim 2021-2022.
“Saya memberikan segalanya. Dalam kondisi seperti ini, sejak kemarin dalam kondisi kering sebelum hujan, kecepatan kami tidak seperti biasanya dan kami hanya sedikit tertinggal,” tutur Evans.
“Kami mencoba memperbaikinya (pada hari Minggu), tapi kualifikasi tidak benar-benar datang kepada kami, itu (juga) tidak wajar untuk berkendara.
“Kami jelas mencoba untuk membuat kemajuan untuk balapan. Saya membuat kemajuan dalam hal posisi dan mendapat poin, namun saya tidak bisa membuat lebih banyak.”
Mitch Evans, Jaguar Racing, Jaguar I-TYPE 5
Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images
Pemuda asal Selandia Baru itu menghabiskan sebagian besar jalannya balapan di belakang Jean-Eric Vergne. Sempat terbuka peluang ketika periode safety car, tetapi nyatanya posisi Evans tidak berubah hingga lomba berakhir.
“Jadi itu mengecewakan. Tapi lihat, kami tampil bagus, beberapa trek cocok dengan mobil saya dan terkadang tidak,” ucapnya.
“Anda tahu, mobil ini bisa sangat, sangat, sangat cepat. Tapi ada beberapa trek di mana kami tidak bisa di atas. Kami belum bisa tahun ini.
“Namun tim tidak menyesal, begitu juga saya. Kami memberikan penampilan sangat bagus tahun ini, tetapi sedikit inkonsistensi sedikit menyakiti kami.”
Bicara statistik kemenangan, Evans unggul dari Vandoorne. Mengoleksi empat podium tertinggi, yang berbanding dengan satu. Walau begitu, Evans sulit konsisten untuk podium, sedangkan Vandoorne kerap finis tiga besar.
Tahun depan, Formula E akan memasuki era baru Gen3. Mobil memiliki desain baru, terinspirasi dari desain pesawat jet, serta meneruskan ideologi kompetisi yang ingin membangun mobil balap, spesifik untuk balapan di jalan raya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments