Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

F1 Bisa Tiru Sistem FE untuk Tegakkan Aturan Batas Trek

Pembalap Audi Sport ABT Schaeffler, Lucas di Grassi, menilai Formula 1 seharusnya meniru sistem mode serangan Formula E untuk mengurangi tenaga ketika batas trek dilewati.

Lucas Di Grassi, Audi Sport ABT Schaeffler

Lucas Di Grassi, Audi Sport ABT Schaeffler

Andy Hone / Motorsport Images

Formula E menggelar tes pramusim di Sirkuit Ricardo Tormo selama empat tahun terakhir dan musim ini, bakal jadi tuan rumah dua balapan. Para pembalap yang kerap melakukan pelanggaran batas trek kurang menyukai arena itu.

Beberapa kamera dipasang untuk mengawasi apakah ada yang melewati limit pada Tikungan 1, 2, 6 dan 12. Bagi mereka yang sengaja menyalahi aturan bakal disetop dari sesi tersebut selama lima menit.

Pembalap Audi, di Grassi menyarankan agar Federasi Otomotif Internasional (FIA) menerapkan sistem alternatif untuk memantau pelanggaran.

“Kami harus bertahan di dalam garis putih. Kami lihat akhir pekan lalu di Formula 1, Imola, saya tidak suka dengan solusi seperti itu. Saya jua mengatakan kepada FIA agar mengirim pesan kepada mereka dan memanggil beberapa orang,” ujarnya kepada Autosport.

“Saya bilang kepada mereka, ‘Semuanya, kami punya peluang luar biasa di Formula E. Ada sensor-sensor yang kami gunakan untuk mode serangan.’”

Baca Juga:

Di Grassi menjelaskan bahwa sensor-sensor yang dipasang bisa otomatis memelankan kendaraan. Menurutnya, perlu dibuat perangkat lunak yang punya fungsi sama.

“Anda dapat membuat perangkat lunak yang mencakup setelan yang sama dan membuat pintu keluar jalur. Kalau Anda melewati ini, kekuatan Anda dapat berkurang. Anda menempatkan loop ini di batas lintasan dan jika Anda menyentuhnya atau melebihi itu, maka tenaga (mobil) Anda mungkin berkurang selama 10-20 detik,” juara FE 2016-2017 itu mengungkapkan.

“Jadi, saat menghapus perjalanan, apakah itu keluar dari subyektivitas atau ‘apakah itu keluar atau tidak?’ Tak perlu dipikirkan. Sekarang, Anda harus melihat ke kamera 10 kali dan membuat keputusan dengan wasit 10 menit berikutnya.”

Pilot Brasil tersebut menilai idenya lebih praktis diterapkan F1, alih-alih seperti sekarang, di mana pembalap yang melanggar batas trek untuk menyalip mesti memberikan lagi posisinya.

Lucas Di Grassi, Audi Sport ABT Schaeffler, Audi e-tron FE07

Lucas Di Grassi, Audi Sport ABT Schaeffler, Audi e-tron FE07

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

“Saya kira akan lebih mudah memproses bagi kami. Mobil sudah punya sensor, kami hanya perlu program perangkat lunak,” tuturnya.

“Jika Anda melewati chicane atau membuat kesalahan, Anda bisa kecewa atau membuat kesalahan, Anda akan kecewa tanpa masuk kepada kecurangan lain. Anda tidak akan mendapat keuntungan apa pun. Kami dapat meningkatkan batas trek dengan baik.”

Pada Shakedown, Jumat sore, waktu lap di Grassi dihapus usai melewati batas trek di Tikungan 2. Nasib serupa dialami Sergio Sette Camara (Dragon Penske Autosport) dan Oliver Rowland (Nissan edams).

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Kualifikasi Valencia E-Prix I: Vandoorne Rebut Pole
Artikel berikutnya Hasil Lomba Valencia E-Prix I: De Vries Menang Dramatis

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia