Formula E incar balapan di Indonesia, infrastruktur bukan halangan
Berkat Rio Haryanto, Indonesia memiliki kesempatan untuk semakin dikenal dunia dan disandingkan bersama sejumlah negara yang memiliki kota ikonik tujuan turis mancanegara dengan menjadi tuan rumah Formula E.
Formula E cars lined-up
FIA Formula E
Formula E adalah kejuaraan balap mobil listrik internasional yang memiliki keunikan tersendiri - semua balapannya digelar di sirkuit jalan raya atau non-permanen untuk semakin mengenalkan masa depan otomotif langsung ke hadapan masyarakat.
CEO Formula E, Alejandro Agag, mengungkapkan langsung kepada Motorsport.com bahwa selain menginginkan Rio Haryanto, balapan di Jakarta pun adalah salah satu target utama FE untuk musim 2018/19.
"Ya, kami pastinya telah mempertimbangkan Indonesia dan Jakarta akan menjadi destinasi yang hebat untuk Formula E," kata Agag kepada Motorsport.com di Valencia.
"Jelas bukan untuk 2017/18 tapi kami tentu bisa mengincarnya untuk 2018/19."
Formula E sudah menyambut, kapan Indonesia akan benar-benar siap?
Masa depan kejuaraan yang pertama kali digelar pada 2014 ini terlihat sangat cerah.
FE sudah menarik partisipasi dari banyak manufaktur besar di dunia seperti Renault, Jaguar, Mahindra, NIO, Audi, Mercedes, BMW, dan lain-lain.
Bahkan, Ferrari pun mengakui ketertarikan mereka terhadap FE meski mungkin nantinya akan hadir dengan brand Alfa Romeo.
New York, Putrajaya, Beijing, Monte Carlo, London, Paris, Berlin, dan Roma hanyalah sebagian dari kota-kota populer di dunia yang telah menjadi tuan rumah FE.
Selain itu, sejumlah kota-kota ikonik lainnya juga sudah menyatakan ketertarikan mereka untuk menjadi tuan rumah FE.
Memahami besarnya dukungan bagi Rio dari tanah air, Agag pun sangat menginginkan pembalap pertama dari Indonesia yang berlaga di Kejuaraan Dunia Formula 1 tersebut untuk menjadi duta yang populer bagi FE.
Indonesia tahun ini mulai menggelar BSD City Grand Prix di Tangerang, Banten dan mengingat FE senang menggelar balapan di tengah-tengah kota, bukan tidak mungkin Indonesia ePrix juga akan digelar di sekitar kawasan tersebut pada suatu hari nanti.
Berbeda dengan F1 atau berbagai ajang balap lainnya, keseluruhan aktivitas trek FE umumnya digelar dalam satu hari saja - dari sesi latihan, kualifikasi, hingga balapan.
Agag pun menjelaskan bahwa keterbatasan infrastruktur di Indonesia untuk menggelar Formula E bukanlah masalah besar.
"[Masalah infrastruktur] itu adalah tantangan yang sama di manapun, tidak ada perbedaan besar," jelas Agag dengan penuh optimisme.
"Hong Kong tidak memiliki infrastruktur yang dibutuhkan sebelumnya.
"Tapi itu sama saja menantangnya seperti [menyelenggarakan] balapan di Buenos Aires yang padahal sudah memiliki pasar motorsport yang sangat solid.
"Menggelar balapan di jalan raya kurang lebih sama saja tantangannya dimanapun."
Momentum FE di tanah air sudah dimulai ketika Rio diundang menjalani tes salah satu mobilnya pada awal bulan ini.
Sekarang, bagaimana dengan kesiapan dari Indonesia? Masihkah Rio harus berjuang sendirian?
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments