Hasil London E-Prix II: Strategi Jitu Di Grassi Redam Ambisi Dennis

Pembalap asal Brasil itu benar-benar memakai strategi jitu untuk merebut kemenangan pertamanya di Kejuaraan Dunia Formula E 2021-2022 pada lomba London E-Prix II.

Di Grassi membiarkan pole-sitter Jake Dennis (Avalanche Andretti) berada terus di depan hampir di seluruh lomba berdurasi 45 menit + 1 lap tersebut.

Andalan ROKiT Venturi Racing tersebut dengan sabar menunggu semua pembalap di depan melakukan attack mode. Lalu, hanya beberapa menit menjelang finis, Di Grassi melepaskan attack mode pertama dan kedua sekaligus memastikan Dennis tidak mampu lagi mengejar.  

Di Grassi menyelesaikan lomba dengan total waktu 49 menit 28,805 detik. Ia unggul 3,191 detik atas Dennis, pemenang London E-Prix I dan peraih dua pole position pada lomba di ibukota Inggris tersebut.

Peringkat ketiga direbut juara bertahan Nyck De Vries (Mercedes-EQ Formula E Team) yang tertinggal 4,508 detik dari Di Grassi. Rekan setim De Vries yang start dari grid ke-13, Stoffel Vandoorne, masuk di posisi keempat dengan gap 10,358 detik.

Antonio Felix Da Costa (DS Techeetah) menggenapi lima besar dengan selisih waktu hingga 13,946 detik dari Di Grassi.

Adapun posisi keenam sampai ke-10 masing-masing ditempati Sebastien Buemi (Nissan e.dams), Robin Frijns (Envision), Sam Bird (Jaguar TCS), Sergio Sette Camara (Dragon/Penske), dan Pascal Wehrlein (TAG Heuer Porsche).

Start lomba London E-Prix II sendiri langsung diwarnai drama. Insiden terjadi ban depan kanan mobil Mahindra M8Electro geberan Oliver Rowland yang start dari grid ke-10, menghantam ban kiri belakang rekan setimnya di Mahindra Racing, Alexander Sims.

Safety car lalu muncul di lap ketiga untuk membersihkan serpihan mobil Dan Ticktum di Tikungan 20 seusai mengalami patah suspensi depan-kanan.

Insiden berikutnya dialami Jean-Eric Vergne. Berada di peringkat keempat klasemen sebelum lomba digelar, kans pembalap DS Techeetah itu untuk merebut gelar Formula E musim ini (bakal menjadi yang ketiga setelah 2017-2018 dan 2018-2019) pun habis.

Balapan baru berlangsung sekira tiga setengah menit plus 1 lap, saat mobil DS E-Tense FE21 geberan pembalap asal Prancis itu bermasalah dan harus mundur dari lomba.

Mendekati 10 menit balapan berlangsung, pembalap debutan Antonio Giovinazzi (Dragon/Penske Autosport) yang melakukan start impresif, berhasil menahan tekanan dari Antonio Felix Da Costa (DS Techeetah) yang mencoba menggesernya dari P3.

Jake Dennis, Andretti Motorsport, BMW iFE.21

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

Saat itu, pole-sitter Jake Dennis masih berada terdepan. Posisi tersebut terus dipertahankannya hingga lomba memasuki menit ke-23 plus satu lap.

Dengan tiga aktivasi attack mode yang masing-masing berdurasi empat menit, strategi pembalap pun menjadi variatif.

Di Grassi mulai menekan Dennis di lap 10 dan pembalap tuan rumah itu merespons satu lap kemudian. Tetapi saat empat menit attack mode pertama selesai, Di Grassi melakukan underecut untuk melancarkan attack mode kedua pada lap 13 yang membuat Dennis keesulitan.

Dennis lalu mengaktifkan attack mode kedua untuk mengejar Di Grassi yang saat itu sudah memimpin. Sempat memimpin, namun Dennis mulai kehabisan power pada mobil hingga saat melakukan attack mode terakhir, ia hanya bisa unggul 0,4 detik atas Di Grassi.

Situasi itu memudahkan Di Grassi merebut kembali P1 saat Dennis melebar di Tikungan 16, untuk mengais power mode 250kW terakhir sekaligus memastikan kemenangan pada balapan London E-Prix II.