Lotterer Diharapkan Bisa Kelola Ambisi Raih Kemenangan Formula E
Lapar kemenangan yang dirasakan pembalap Porsche Formula E, Andre Lotterer, justru jadi bumerang. Meski tim bertekad membantunya pada paruh kedua musim, mereka ingin pembalap itu mengelola ambisi.
Andre Lotterer, Tag Heuer Porsche, Porsche 99X Electric, Pascal Wehrlein, TAG Heuer Porsche, Porsche 99X Electric
Simon Galloway / Motorsport Images
Saat ini, Porsche bertengger di peringkat ketujuh dari 12 tim. Mereka mendarat di papan tengah lantaran dua pembalapnya, Lotterer dan Pascal Wehrlein, kurang maksimal meski masing-masing pernah menjejak podium sekali.
Lotterer jadi runner-up di Valencia E-Prix dan rekannya posisi ketiga di Rome E-Prix. Alih-alih mengecam mereka, Kepala Operasi Formula E Porsche, Amiel Lindesay, melakukan pembelaan.
“Kami menunjukkan bahwa kami dapat mengemudi maju. Ada hal-hal yang kami perlu lakukan untuk lebih baik pada paruh kedua musim dan kami akan mencoba melakukan itu,” ia menjelaskan.
“Kami memulai musim dengan persiapan bagus dan sangat percaya diri. Ekspektasi kami belum terpenuhi. Kedua mobil sangat kencang, perkembangan dalam tim bagus. Karena beberapa kecelakaan kurang beruntung di trek, kami belum mencapai hasil sesuai ekspektasi.
“Pada dasarnya, kami punya segala yang dibutuhkan untuk jadi sukses, tapi pada tujuh balapan pertama, kami belum bisa menempatkannya bersama-sama.”
Lindesay berharap perjalanan para pembalap lebih mulus tanpa diwarnai drama crash. Itu merupakan syarat pertama agar bisa mengamankan kemenangan perdana.
“Kami mulai dari baris pertama, kami menunjukkan performa kuat pada kualifikasi dan pada saat yang sama, kami menunjukkan bahwa kami bisa ada di depan balapan. Apa yang kami perlukan adalah akhir pekan yang bersih di mana semua datang bersama secara sempurna,” ia mengungkapkan.
“Setelah itu, hasil level tinggi, kami harap akan datang. Saya tak ragu tentang itu.”
André Lotterer, TAG Heuer Porsche, Porsche 99X Electric
Photo by: Andreas Beil
Untuk itu, Lotterer harus bisa menahan emosi dan memperhitungkan setiap manuver yang dilakukan. Akibat terburu nafsu untuk menang, pembalap Jerman tersebut kontak dengan Stoffel Vandoorne di Roma dan Sebastien Buemi di Valencia.
“Sebagai tim, kami bekerja secara konstan memberikan para pembalap mobil yang sempurna. Tapi pada balapan, mereka membuat keputusannya sendiri. Contohnya, mereka memutuskan seberapa bagus menggunakan energi yang tersedia,” ujar Lindesay.
“Kami tidak dapat melakukan simulasi ini. Itu kenapa kami tergantung pada pengalaman dan skill para pembalap. Andre sangat kencang dan sangat berpengalaman, tapi kadang saya merasa dia terlalu lapar untuk meraih kemenangan perdana.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments