Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Membuat Sirkuit Formula E Terlihat Mudah tapi Rumit

Salah satu keunikan Formula E dibanding ajang balap mobil formula lainnya adalah penggunaan sirkuit jalan raya di tengah kota. Bagaimana cara membangunnya?

Track view of the Brooklyn circuit

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

Jakarta sudah dipastikan menggelar putaran kesembilan Kejuaraan Dunia Formula E 2021-2022, 4 Juni tahun depan. Namun, hingga saat ini, belum diketahui di mana sirkuit untuk balap mobil formula bertenaga listrik tersebut akan digelar.

Meskipun kebanyakan dibuat di tengah kota dan bukan permanen (temporary), membangun sirkuit untuk balap Formula E ternyata tidaklah mudah. Dibutuhkan keahlian khusus dan kompleks.

Mulai desain yang harus sesuai standar FIA, homologasi, diplomasi dengan pemerintah setempat, aspek keselamatan, hingga aspek keberlangsungan, hanyalah sedikit contoh yang harus diperhatikan serta dilakukan dalam pembuatan sirkuit untuk balap Formula E.

Tahapan pertama adalah studi kelayakan. Karena biasanya terletak di tengah kota, pembangunan sirkuit Formula E tidak boleh mengganggu struktur yang sudah ada. Misalnya mengubah atau memindahkan bangunan yang sudah ada.

Ketika sudah lokasi sudah ditentukan, Anda harus menghitung apakah lebar jalan yang akan dipakai mencukupi atau tidak. Panjang lintasan sendiri biasanya 2 sampai 3 km (biasanya 2,5 km) karena lomba Formula E biasanya menempuh jarak 80 sampai 90 km.

“Sesuai regulasi FIA, lebar trek Formula E maksimal 12 meter. Kendati, ada beberapa trek yang memiliki sejumlah area dengan lebar lintasan hanya 8 meter atau kurang,” ucap Oli McCrudden, Cities Development Director Formula E.

Baca Juga:

Untuk desain, pembangunan sirkuit jalan raya Formula E ini juga harus melibatkan Komisi Keselamatan Sirkuit FIA untuk memastikan sirkuit nanti memenuhi standar, utamanya dari sisi keselamatan balap. Baik itu untuk pembalap maupun penonton.

Pembangunan pit lane juga harus dipikirkan. Panjang pit lane minimal 200 meter untuk minimal 15 paddock dengan lebar satu paddock sekira 15 meter. Pasalnya, ada 12 tim F1 dan belum lagi paddock untuk FIA dan pengelola balapan lainnya.

Selain pit lane, lokasi area untuk pengisian baterai, hospitality, pusat medis (medical centre), dan lain-lainnya juga patut dipikirkan karena semuanya harus efisien.

Otoritas Formula E sendiri sudah mengembangkan sistem berupa blok modular yang sudah dihomologasi FIA. Dengan sistem tersebut, pembuatan sirkuit bisa lebih cepat tanpa mengganggu aktifitas publik.

Dengan sistem modular ini, pemasangan dinding dan pagar pengaman bisa dilakukan satu hari satu malam dengan kendaraan masih bisa tetap lewat. Jalan baru akan ditutup pada Jumat atau pada hari pertama akhir pekan balapan.  

Lucas Di Grassi, Audi Sport ABT Schaeffler, Audi e-tron FE07, Maximilian Gunther, BMW i Andretti Motorsport, BMW iFE.21, saat bersaing di Berlin E-Prix II Formula E musim 2020-2021 lalu.

Lucas Di Grassi, Audi Sport ABT Schaeffler, Audi e-tron FE07, Maximilian Gunther, BMW i Andretti Motorsport, BMW iFE.21, saat bersaing di Berlin E-Prix II Formula E musim 2020-2021 lalu.

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

“Sirkuit harus cukup lebar, lintasan lurusnya cukup panjang sehingga bisa menyuguhkan banyak overtaking untuk menghibur penonton. Selain itu juga dipikirkan level grip, run-off area, dan masih banyak lagi,” kata Lucas di Grassi, kampiun Formula E 2016-2017 yang musim depan akan berseragam ROKiT Venturi Racing.

“Trek harus cukup lebar dan yang terpenting halus. Ini untuk menjamin overtaking serta pengereman telat (late braking) maupun outbrake,” ucap Sebastien Buemi, juara Formula E 2015-2016 yang kini membela Renault e Dams.

Karakter maupun jumlah tikungan, cepat dan pendek atau panjang-cepat, panjang trek lurus, dan beberapa hal lain terkait mobil juga harus diperhitungkan. Pasalnya, ini akan memengaruhi teknik sang pembalap dan terkait pengisian ulang baterai.

Jika semua standar sirkuit – paddock, pit lane, struktur pengaman, area hospitality, pusat medis, dan lain-lain – sudah siap, biasanya tim sport FIA akan menjajal kelayakan trek.

Setelah itu barulah homologasi dilakukan. Dalam formulir homologasi FIA biasanya tercantum beberapa syarat yang harus dipenuhi seperti jumlah tikungan, tipe tikungan, pagar pengaman, kecepatan mobil, tes pengereman, area run-off, dan sebagainya.    

Homologasi FIA untuk trek Formula E bisa berlaku satu sampai tiga tahun, jika tidak ada perubahan signifikan pada sirkuit tersebut.

Desain trek untuk London E-Prix di Formula E 2020-2021 lalu sangat menantang karena sebagian lintasan, termasuk pit lane dan paddock, mengambil lokasi di dalam gedung ExCeL London.

Desain trek untuk London E-Prix di Formula E 2020-2021 lalu sangat menantang karena sebagian lintasan, termasuk pit lane dan paddock, mengambil lokasi di dalam gedung ExCeL London.

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

Dengan sistem modular, butuh waktu sekira dua pekan untuk membuat sirkuit siap untuk dipakai. Ini termasuk pemasangan instalasi listrik untuk pengisian baterai serta menyiapkan concrete block dan pagar pengaman. Waktu tersebut di luar desain trek.

Namun, untuk trek spesial seperti ExCeL London, tuan rumah London E-Prix, akhir Juli lalu, diperlukan 18 bulan mulai dari perencanaan, desain, homologasi, hingga siap pakai.

Agustin Delicado, salah satu desainer sirkuit Formula E menambahkan, tantangan teknis berat yang pernah dihadapinya saat membuat trek adalah memastikan lintasan tidak berdampak buruk pada area berumput atau pohon apa pun di kota.

“Jadi, ketika kami melihat rambu lalu lintas atau apa pun, itu bukan masalah karena mudah diperbaiki. Kami kami bahkan dapat menemukan solusi semi permanen." katanya.

"Tetapi ketika kami melihat sesuatu yang hijau, kami mencoba mendesain ulang tata letak untuk memastikan kami tidak memengaruhi area hijau kota mana pun.” 

Jakarta sudah ditunjuk untuk menggelar putaran kesembilan Formula E 2021-2022 pada 4 Juni mendatang. Masih ada waktu sekira delapan bulan lagi untuk melakukan segala persiapan, terutama pembuatan sirkuit. Seperti apa sirkuit untuk Jakarta E-Prix tahun depan jelas sangat menarik untuk ditunggu.

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sanksi WADA Tak Pengaruhi Gelaran Formula E Jakarta
Artikel berikutnya Envision Racing Luncurkan Mobil Balap Listrik Two-Seater

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia