Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Menakar Kans Nyck de Vries ke Formula 1

Keberhasilan Nyck de Vries menjadi juara dunia Formula E 2020/2021 diyakini bakal memuluskannya ke Formula 1. Benarkah demikian?

Drivers world champion Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, on the podium

Drivers world champion Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, on the podium

Carl Bingham / Motorsport Images

Sebelum memastikan gelar kampiun Formula E 2020/2021, nama Nyck de Vries sudah mulai sering disebut bakal segera ke Formula 1. Pembalap yang memperkuat Mercedes-EQ Formula E Team itu tidak hanya memiliki hubungan dekat dengan pabrikan asal Jerman itu.

Faktor lain yang membuat nama pembalap asal Belanda itu diisukan bakal promosi adalah fakta belum lengkapnya komposisi pembalap Tim Mercedes-AMG Petronas F1 untuk musim 2022.

Mercedes diisukan bakal melepas Valtteri Bottas dan menggantikannya dengan George Russell, yang sejak 2019 membela Williams. Mercedes sendiri saat ini dikenal cukup dekat dengan Williams, di luar faktor sebagai pemasok power unit.  

Jika Russell jadi ditarik ke Mercedes dan tidak ditukar guling dengan Bottas, De Vries diyakini cocok menggantikan pembalap Inggris, 23 tahun, tersebut.

Belakangan, muncul juga kabar bila sudah ada pembicaraan antara De Vries dengan Aston Martin. Seperti Williams, Aston martin juga menggunakan power unit Mercedes-AMG F1 M12 di Formula 1 musim ini.

Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, EQ Silver Arrow 02

Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, EQ Silver Arrow 02

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Seperti Russell, De Vries adalah pembalap binaan Mercedes. Bahkan, musim ini De Vries menjdi reserve driver tim juara dunia F1 (pembalap dan konstruktor) dalam tujuh tahun terakhir, tepatnya sejak era mesin turbo-hybrid diberlakukan.

Fakta-fakta di atas itulah yang membuat De Vries diyakini berpeluang besar promosi ke F1. Meskipun, sejauh ini namanya hanya dikaitkan dengan tim-tim F1 yang menjadi customer team Mercedes.

De Vries sendiri belum bisa berkomentar banyak soal kabar-kabar tentang dirinya yang akan pindah ke Formula 1. Sebelum memastikan gelar Formula E, ia hanya menyatakan terkejut mendengar namanya disebut-sebut bakal ke Formula 1.

Kendati demikian, gelar Formula E paling tidak bisa menambah nilai jualnya untuk promosi ke Formula 1.

Pertanyaannya, seberapa besar peluang dan kepantasan De Vries untuk turun di Formula 1 tahun depan? Bila melihat dari link­-nya dengan Mercedes, jelas kans De Vries terbuka cukup besar.

Juara Formula E 2020/2021 Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, Ian James, Prinsipal Tim, Mercedes-Benz EQ, Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, berselebrasi bersama kru dan staf tim Mercedes.

Juara Formula E 2020/2021 Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, Ian James, Prinsipal Tim, Mercedes-Benz EQ, Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, berselebrasi bersama kru dan staf tim Mercedes.

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

Beberapa waktu lalu, Prinsipal Tim Mercedes-AMG Petronas F1 Toto Wolff mengungkapkan bila kedua pembalap Mercedes di Formula E, De Vries dan Stoffel Vandoorne, sudah pantas ke Formula 1.

“Saya sangat berharap mereka bisa menemukan jalan untuk kembali ke Formula 1. Saya sangat senang mereka menjadi pembalap kami di Formula E dan tidak bisa berharap lebih untuk hal lainnya,” ucap Wolff seperti dikutip Autosport.

Namun begitu, turun ke Formula 1 juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. De Vries adalah juara FIA Formula 2 2019. Namun, sejak 2014, hanya De Vries satu-satunya juara di GP2 Series atau Formula 2 yang belum pernah turun di Formula 1.

Jolyon Palmer (di F1 2016-2017), Stoffel Vandoorne (2016-2018), Pierre Gasly (2017-….), Charles Leclerc (2018-….), George Russell (2019-….), dan Mick Schumacher ((2021-….) cukup beruntung bisa merasakan persaingan di Formula 1.

Sejauh ini, memang tidak ada jaminan bila kampiun Formula 2 (GP2 sebelum 2017) otomatis langsung mendapatkan tempat di Formula 1.

Toto Wolff, Prinsipal Tim dan CEO, Mercedes AMG.

Toto Wolff, Prinsipal Tim dan CEO, Mercedes AMG.

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Sebelum menjadi juara Formula E, publik mungkin menilai De Vries sudah memiliki kualitas untuk turun di F1. Faktanya, posisi F1 2020 memang sangat cepat terisi begitu De Vries memastikan gelar F2 pada 2019.

Ada juga yang agak meragukan konsistensi performa De Vries mengingat ia baru juara F2 pada musim ketiga. Bandingkan dengan Leclerc dan Russell yang langsung juara pada musim pertamanya di F2. Atau, Mick Schumacher yang memenangi gelar F2 pada musim keduanya.

Faktor lain yang bisa menghalangi De Vries ke Formula 1 adalah pengalaman. Selain De Vries, Williams juga memiliki sejumlah kandidat, yakni Valtteri Bottas, Nico Hulkenberg, Daniil Kvyat sampai Dan Ticktum.

Dari nama-nama tersebut, hanya Ticktum yang belum berpengalaman di F1. Ia kini menjadi development driver di Williams dan sedang berada di peringkat keempat klasemen sampai paruh musim F2 2021.

Jika mengacu pengalaman, Kvyat (turun di F1 pada 2014-2017 dan 2019-2020), Hulkenberg (2010, 2012-2020), dan Bottas, mungkin menjadi opsi yang lebih baik bagi Williams ketimbang De Vries.

Nyck de Vries menggeber Mercedes F1 W11 pada tes di Abu Dhabi, akhir 2020 lalu.

Nyck de Vries menggeber Mercedes F1 W11 pada tes di Abu Dhabi, akhir 2020 lalu.

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

De Vries sendiri baru sekali mengendarai mobil F1. Tepatnya setelah F1 musim 2020 berakhir, ia diberi kesempatan tes di Abu Dhabi dalam ajang ‘young driver test’ (foto atas).  

Bicara soal kurangnya ketertarikan tim-tim Formula 1 terhadap pembalap Formula E juga menarik. De Vries menjadi pembalap keenam dari tujuh gelaran Formula E yang dimulai pada 2014/2015.

Hingga saat ini, belum pernah ada kampiun Formula E yang kemudian turun di F1. Nelson Piquet Jr (juara FE 2014/2015), Sebastien Buemi (2015/2016), dan Jean-Eric Vergne (2017/2018 dan 2018/2019) justru menyandang status mantan pembalap F1 saat kampiun Formula E.

Sementara, Lucas di Grassi (2016/2017), Antonio Felix da Costa (2019/2020), serta De Vries sendiri belum pernah turun di F1.

Baca Juga:

Peluang Nyck de Vries ke Formula 1 memang bukan tidak ada. Namun, dengan usianya yang sudah 26 tahun dan situasi yang dihadapinya, ia jelas butuh bantuan dari orang sekelas Toto Wolff.

Wolff akan memegang kartu perpindahan pembalap. Akankah Russell ditarik ke Mercedes atau tidak, serta apakah jika Russell pergi, De Vries akan dipilih Williams sebagai pengganti, semua masih tergantung peran Wolff.

Jika memilih bertahan di Formula E pun, Nyck de Vries kemungkinan besar harus bersiap mencari tim baru karena Mercedes belum ini menyatakan akan mundur sebagai tim pabrikan di Formula E mulai 2022.

 

 

 

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mitch Evans Kecewa Jadi Pemicu Kecelakaan di Garis Start
Artikel berikutnya Norman Nato Sadar Sulit Dapatkan Kursi Formula E 2021/2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia