Pembalap Formula E Serukan Keinginan Balapan di Tokyo
Pembalap-pembalap Formula E (FE) menyuarakan keinginan mereka untuk balapan di Tokyo, setelah melihat banyaknya balapan di Asia musim depan.

Sejak pertama kali digelar pada musim 2014-2015, Formula E selalu balapan di kota-kota ikonik dunia. Hanya saja, ajang balap mobil elektrik belum sekalipun menginjakkan kaki di Tokyo, Jepang.
Formula E berkembang menjadi ajang balap yang semakin besar. Itu terlihat dari jumlah balapan yang terus bertambah seiring bergantinya musim.
Dan rencananya, akan ada 18 seri yang diselenggarakan oleh Formula E musim depan. Setidaknya, ada tujuh seri yang telah dikonfirmasi akan berlangsung di Asia.
Diriyah E-Prix (Arab Saudi), Seoul E-Prix (Korea Selatan) dan Jakarta E-Prix (Indonesia) akan kembali meramaikan kalender balap Formula E tahun depan. Dengan tambahan Hyderabad E-Prix (India), total ada empat negara Asia yang menjadi tuan rumah FE.
Melihat terus meluasnya jangkauan FE di Asia, para pembalap kini menyuarakan keinginan mereka untuk balapan di Tokyo, yang menjadi ibu kota dari Jepang. Mengingat, Jepang memang menjadi negara yang kental dengan otomotif dan balap.
"Saya merupakan penggemar berat Tokyo. Saya pernah tinggal di sana selama 15 tahun," ucap Andre Lotterer, pembalap TAG Heuer Porsche mengutip Jalopnik.
"Saya juga pernah balapan di sana, dan itu adalah kota yang hebat. Tokyo adalah kota masa depan, jadi akan sangat menarik untuk balapan di sana."
Tak hanya Lotterer, Nick Cassidy (Envision Racing) juga mengutarakan keinginan yang sama. Ia mengatakan bahwa kehadiran Tokyo dan Jepang bisa membantu Formula E semakin berkembang.
"Saya juga pernah tinggal di Jepang, juga balapan di sana dan saya pikir Tokyo adalah kota yang luar biasa," kata Cassidy.
"Ada banyak orang di sana dan saya pikir, dengan balapan di sana, Formula E akan semakin berkembang."
Pemuncak klasemen Formula E musim ini, Stoffel Vandoorne (Mercedes-EQ Formula E Team), juga berpendapat demikian. Ia ingin ajang balap yang telah menyandang status sebagai kejuaraan dunia FIA ini bisa mendarat di Negeri Matahari Terbit.
"Jepang tentu saja menjadi lokasi balap yang bagus. Mungkin balapan di Tokyo akan jadi hal yang menarik," tutur pembalap asal Belgia itu.

Pembalap Jaguar TCS Racing, Mitch Evans, jadi pemenang pertama dalam gelaran Jakarta E-Prix
Foto oleh: Andreas Beil
Walau belum pernah balapan di Jepang, Formula E sebenarnya tidak asing dengan negara yang berlokasi di Asia Timur itu.
Saat pertama kali menggelar balapan delapan tahun lalu, Team Amlin Aguri yang berasal dari Jepang, ambil bagian hingga musim 2015-2016.
Eks pembalap Formula 1 asal Jepang, Takuma Sato, diturunkan di seri pertama, yang berlangsung di Beijing di musim 2014-2015. Begitu juga dengan Sakon Yamamoto di seri kesepuluh dan kesebelas.
Kemudian, di musim 2015-2016, ada lima pembalap yang memperkuat Aguri. Rene Rast di seri kedelapan, Nathanael Berthon dari seri pertama hingga ketiga, Salvador Duran di seri keempat hingga keenam dan Ma Qinghua di seri ketujuh hingga seri ke-10.
Satu mantan pembalap Aguri yang hingga sekarang masih aktif turun di Formula E adalah Antonio Felix Da Costa. Kini ia membela DS Techeetah, dan pernah menjadi juara di musim 2019-2020.
Antonio Giovinazzi: Formula E Dunia yang Benar-benar Berbeda
Sam Bird Senang Sumbang Poin untuk Jaguar di New York
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.